ISLAMABAD, Desapenari.id – Hujan monsun deras memicu bencana dahsyat di Pakistan utara! Tanah longsor dan banjir bandang menghantam wilayah tersebut, menewaskan setidaknya 50 orang hanya dalam 24 jam terakhir. Laporan terbaru pada Jumat (15/8/2025) menyebutkan, korban terus berjatuhan akibat bencana alam yang melanda kawasan pegunungan ini.
Korban Jiwa Terbanyak di Khyber Pakhtunkhwa
Otoritas Manajemen Bencana Provinsi Khyber Pakhtunkhwa melaporkan, 43 orang meninggal dunia di wilayah mereka. Banjir dan longsor menghanyutkan serta meruntuhkan rumah-rumah warga, sehingga banyak korban tidak sempat menyelamatkan diri. “Kami masih terus melakukan evakuasi, tetapi medan yang terjal memperlambat proses penyelamatan,” jelas perwakilan otoritas setempat.
Sementara itu, wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan juga mengalami musibah serupa. Bencana alam ini merenggut tujuh nyawa. Tim penyelamat masih berusaha mencapai daerah terisolir, namun cuaca buruk dan jalan yang rusak menghambat upaya mereka.
Bajaur Jadi Wilayah Terparah, 18 Orang Tewas
Hujan lebat mengguyur Distrik Bajaur di barat laut Pakistan tanpa henti, menghancurkan puluhan rumah dan menewaskan sedikitnya 18 orang. “Banyak warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka hancur atau terendam air,” ungkap seorang petugas bencana Khyber Pakhtunkhwa kepada AFP.
Badan Meteorologi Pakistan telah mengeluarkan peringatan dini untuk wilayah barat laut. Mereka menyarankan warga menghindari area rawan bencana seperti lereng bukit dan bantaran sungai. “Kami minta masyarakat tetap waspada dan tidak melakukan perjalanan tidak penting,” tegas peringatan tersebut.
Monsun: Berkah sekaligus Bencana
Musim monsun memang menyumbang tiga perempat curah hujan tahunan di Asia Selatan. Meski penting untuk pertanian, intensitas hujan yang semakin tinggi justru memicu bencana berulang.
Sejak awal musim panas 2025, hujan deras yang tidak normal telah menewaskan lebih dari 320 orang di Pakistan. Yang memilukan, hampir separuh korban adalah anak-anak! Kebanyakan dari mereka menjadi korban rumah roboh, banjir bandang, atau tersengat listrik akibat arus pendek.
Punjab Alami Kenaikan Curah Hujan Drastis
Provinsi Punjab, tempat tinggal hampir separuh populasi Pakistan, mencatat peningkatan curah hujan hingga 73% dibanding tahun lalu. Jumlah korban jiwa di sini bahkan melampaui total kematian sepanjang musim hujan sebelumnya.
“Kami tidak pernah menyangka musim hujan tahun ini akan separah ini,” ujar seorang relawan yang terlibat dalam operasi penyelamatan.
Perubahan Iklim Memperburuk Situasi
Tanah longsor dan banjir bandang memang sering terjadi selama musim hujan (Juni-September). Namun, para ilmuwan menegaskan bahwa perubahan iklim memperburuk frekuensi dan intensitas bencana ini.
Banjir besar 2022 lalu pernah menenggelamkan sepertiga wilayah Pakistan dan menewaskan 1.700 orang. Kini, Pakistan termasuk negara paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, dengan bencana alam yang semakin sering terjadi.
Kashmir India Juga Dilanda Bencana Serupa
Di wilayah Kashmir yang dikelola India, tim penyelamat masih bekerja keras mengangkat jenazah dari tumpukan lumpur dan puing-puing banjir bandang. Bencana ini menewaskan setidaknya 60 orang dan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang.
“Kami bekerja tanpa henti, tapi kondisi medan sangat menyulitkan,” kata seorang anggota tim SAR.
Pelajaran dari Tragedi Ini
Bencana di Pakistan dan Kashmir membuktikan bahwa perubahan iklim sudah menjadi ancaman nyata. Dunia perlu segera mengambil tindakan konkret untuk mengurangi emisi karbon dan memperkuat sistem mitigasi bencana.
Bagi warga Pakistan, musim monsun tahun ini menjadi ujian berat. Namun dengan semangat gotong royong, mereka berharap bisa melewati masa sulit ini.
Waspadalah – bencana bisa datang kapan saja!
kunjungi juga laman berita terkini di Exposenews.id