desapenari.id — Polda Metro Jaya akhirnya angkat bicara dan memberikan penjelasan terkait penangkapan sejumlah orang di dalam sebuah restoran cepat saji di kawasan Jalan KS Tubun, Jakarta Barat, yang terjadi pada Senin (25/8) malam lalu. Menurut pihak kepolisian, orang-orang yang diamankan tersebut merupakan bagian dari massa aksi yang diduga terlibat dalam perusakan fasilitas umum saat berdemo di depan Gedung DPR/MPR RI. Kejadian yang sempat viral di media sosial ini bahkan berlangsung ricuh, lho! Bukan cuma itu, para pegawai restoran pun dilaporkan ikut melawan dan berusaha menghalangi proses penangkapan yang dilakukan oleh petugas.

Kombes Pol Ade Ary, selaku Kabid Humas Polda Metro Jaya, menegaskan hal ini dalam jumpa pers yang diadakannya di Jakarta pada hari Selasa. “Kami menyatakan bahwa ada beberapa orang yang diamankan dari restoran cepat saji itu adalah orang yang diduga melakukan aksi perusakan secara masif, melawan petugas, dan merusak fasilitas umum,” ujar Ade Ary dengan tegas kepada para wartawan yang hadir. Sebelumnya, polisi juga telah mengamankan total 351 orang terkait aksi demo tersebut.

Lantas, bagaimana ceritanya sampai mereka ditangkap di dalam restoran? Ternyata, menurut penuturan Ade Ary, para massa tersebut sebelumnya telah berhadapan dengan aparat keamanan di sekitar Gedung DPR/MPR RI. “Awalnya, mereka sudah dipukul mundur oleh petugas. Akhirnya, mereka lari ke arah restoran itu dan kemudian kami ambil (tangkap),” jelasnya. Dengan kata lain, restoran itu menjadi tempat pelarian mereka, dan polisi pun akhirnya menindaklanjuti dengan pengamanan di lokasi tersebut.
Ade Ary juga membenarkan bahwa semua orang yang ditangkap di dalam restoran termasuk dalam kelompok 351 orang yang telah diamankan sebelumnya. “Jadi, kami membenarkan bahwa orang-orang yang diamankan di dalam restoran adalah bagian dari 351 orang tadi,” katanya lagi. Peristiwa penangkapan ini sendiri terekam jelas dalam video viral yang beredar luas. Dalam video tersebut, terlihat aparat kepolisian terlibat tarik-ulur yang cukup intens dengan para pegawai restoran. Bahkan, pengunjung restoran yang kebetulan sedang makan pun ikut panik dan berteriak histeris sambil mengabadikan momen tersebut dengan ponsel mereka.
Dari total 351 orang yang diamankan, ternyata komposisinya cukup mencengangkan. Sebanyak 155 orang merupakan dewasa, sementara 196 lainnya adalah anak-anak di bawah umur atau berusia kurang dari 18 tahun. Ade Ary kembali menekankan bahwa kelompok ini bukanlah massa demonstran yang datang untuk menyampaikan aspirasi secara damai. “Mereka yang secara masif diduga melakukan perusakan fasilitas umum, melempari pengendara di jalan tol hingga membahayakan pengguna jalan, dan menyerang petugas,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa massa yang ditangkap ini berasal dari luar dan memiliki tujuan yang destruktif.
Nah, itulah penjelasan lengkap dari Polda Metro Jaya terkait viralnya penangkapan massa di restoran Jakbar. Intinya, polisi bertindak karena menilai kelompok tersebut telah melakukan tindakan yang melanggar hukum dan mengganggu ketertiban umum.