Berita

Heboh! Kota Salatiga Diserbu Vandalisme Anti-Polisi, Polisi Buru Pelaku

Posted on 6 September 20256 September 2025

by eko satrio

SALATIGA, Desapenari.id – Aksi vandalisme yang penuh provokasi dan menyasar polisi tiba-tura merebak di berbagai sudut Kota Salatiga. Akibatnya, anggota Satreskrim Polres Salatiga langsung bergerak cepat untuk menyelidiki dan memburu para pelaku yang bertanggung jawab atas tindakan terlarang ini. Lebih lanjut, situasi ini menciptakan ketegangan tersendiri di tengah masyarakat yang biasanya hidup damai.

Selanjutnya, aksi coret-coret dan pemasangan poster terlihat jelas di lokasi-lokasi strategis, seperti pertigaan Kauman, area Pasar Raya, dan juga Pasar Rejosari. Tulisan-tulisan provokatif seperti “Fuck The Police” serta “Polisi Terluka Naik Pangkat-Rakyat Terluka Naik Pajak” dengan kode misterius “Peluru Tak Akan Bisa Membungkam Kebenaran 17+8” sengaja dibubuhkan untuk memancing perhatian publik. Selain itu, simbol-simbol tersebut jelas-jelas ditujukan untuk merusak citra aparat kepolisian.

Menanggapi hal ini, Kapolres Salatiga, AKBP Veronica, segera mengambil langkah tegas dengan menurunkan Tim Inafis dan Satreskrim guna memeriksa seluruh lokasi kejadian. “Kami telah mendokumentasikan semua coretan tersebut sebagai barang bukti dan secara bertahap membersihkannya,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Jumat (5/9/2025). Oleh karena itu, proses penyelidikan bisa berjalan tanpa menghilangkan jejak penting.

Veronica pun menegaskan dengan sangat jelas bahwa vandalisme semacam ini sama sekali tidak bisa dibenarkan. “Aksi corat-coret dengan simbol provokatif hanya akan merusak ketertiban dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Kami pasti akan mengusut tuntas pelakunya dan menindaknya sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya. Dengan demikian, dia berharap masyarakat tidak ikut serta dalam kegiatan yang meresahkan ini.

Tidak berhenti di situ, Polres Salatiga juga berencana meningkatkan patroli skala besar, khususnya di titik-titik rawan, dan mengajak warga untuk aktif melaporkan jika menemukan aksi serupa. “Melalui sinergi antara aparat dan masyarakat, kami yakin Kota Salatiga akan tetap menjadi kota yang aman, damai, dan bebas dari provokasi negatif,” tambahnya. Alhasil, upaya pencegahan bisa dilakukan lebih dini sebelum kasus serupa terulang.

Di sisi lain, keberadaan simbol-simbol provokatif ini ternyata sukses menimbulkan keresahan di kalangan warga, karena selain merusak estetika kota, juga berpotensi memicu konflik yang lebih besar. Sebagai contoh, Wiyono, salah seorang warga Salatiga, mengaku tidak tahu-menahu soal pelaku vandalisme tersebut. “Saya sering melintas di Kauman, kemungkinan poster itu dipasang pada malam hari dalam keadaan sepi. Saya sempat melihatnya tapi tidak tahu apa maksudnya,” ungkapnya. Dengan kata lain, aksi ini diduga dilakukan secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari sorotan.

Secara keseluruhan, kasus vandalisme anti-polisi ini bukan hanya menjadi perhatian aparat, tetapi juga seluruh elemen masyarakat yang menginginkan ketenangan. Meskipun demikian, polisi memastikan bahwa semua langkah telah diambil untuk mengungkap identitas pelaku dan mencegah agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com