DENPASAR, Desapenari.id – Pasca-bencana banjir bandang yang sempat merundung Bali, pulau dewata ini kini kembali mendapatkan suntikan semangat berupa bantuan yang jumlahnya fantastis dari pemerintah pusat. Tak tanggung-tanggung, Kementerian Sosial RI secara resmi menggelontorkan bantuan sosial senilai Rp 479,1 miliar! Kemensos secara aktif menyalurkan bantuan ini untuk memulihkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Selanjutnya, penyerahan bantuan yang sangat dinantikan ini pun akhirnya dilakukan secara simbolis dalam momen kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI. Kunjungan kerja ini mereka lakukan pada masa reses Persidangan I Tahun Sidang 2025–2026 di Denpasar. Tak hanya itu, kunjungan penting ini bahkan langsung dipimpin oleh sang Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, yang menunjukkan keseriusan pemerintah.
Gubernur Bali, I Wayan Koster, dengan penuh antusias kemudian menjelaskan rincian bantuan tersebut melalui keterangan tertulisnya pada Sabtu (4/10/2025). Menurutnya, Kementerian Sosial memberikan beragam jenis bantuan yang benar-benar menyentuh kebutuhan dasar. Bantuan-bantuan tersebut secara khusus mencakup Program Keluarga Harapan (PKH), paket sembako, program ATENSI (Asistensi Rehabilitasi Sosial), bufferstock logistik bencana, dan dana untuk keserasian sosial. “Bantuan ini sangat berarti, terutama bagi korban banjir Tukad Badung yang menelan 18 korban jiwa,” tegas Koster dengan penuh haru. Lebih lanjut, ia menegaskan komitmennya, “Pemerintah Provinsi Bali bersama TNI, Polri, dan BPBD akan terus memperkuat mitigasi menghadapi musim hujan mendatang.” Komitmen ini menunjukkan langkah proaktif untuk mencegah terulangnya tragedi serupa.
Tak berhenti di situ, Gubernur Koster juga membeberkan informasi penting mengenai santunan untuk korban jiwa. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, setiap korban jiwa yang meninggal dunia mendapatkan santunan dari tiga sumber berbeda. Secara rinci, Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Kota Denpasar masing-masing memberikan santunan sebesar Rp 15 juta. Santunan tersebut kemudian diterima langsung oleh ahli waris yang ditinggalkan. Sayangnya, di tengah upaya pemulihan ini, kabar duka masih menyelimuti karena sampai saat ini, empat korban banjir masih belum ditemukan. Pencarian terhadap korban yang hilang ini masih terus dilakukan oleh tim gabungan.
Namun, perhatian pemerintah tidak hanya tertuju pada korban jiwa dan kehilangan saja. Pemprov Bali juga secara aktif memberikan perhatian kepada para pedagang yang ekonominya terdampak. Sebanyak Rp 3,4 miliar telah disalurkan dengan cepat oleh Pemprov Bali kepada 738 pedagang di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari. Yang membuat proses ini semakin efektif, dana bantuan tersebut diserahkan langsung melalui rekening masing-masing korban, memastikan bantuan tepat sasaran dan menghindari penyelewengan. Alhasil, para pedagang pun bisa segera membangun kembali usahanya yang sempat terpuruk.
Hebatnya lagi, bantuan untuk Bali tidak hanya berhenti pada Kementerian Sosial. Pulau Seribu Pura ini juga menerima dukungan signifikan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Deputi Logistiknya. BNPB secara khusus menyalurkan bantuan peralatan penanggulangan bencana yang sangat dibutuhkan. Bantuan itu berupa satu unit mobile pump set senilai Rp 2,51 miliar. Selain itu, kendaraan operasional roda empat juga diserahkan untuk memperkuat mobilitas BPBD di beberapa wilayah, yaitu BPBD Provinsi Bali, Tabanan, Jembrana, dan Buleleng. Peralatan canggih ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas tanggap darurat di masa depan.
Di sisi lain, dalam kunjungannya, Marwan Dasopang tidak hanya menyerahkan bantuan, tetapi juga menyampaikan pesan visioner untuk keselamatan jangka panjang Bali. Ia menekankan betapa pentingnya bagi Bali untuk segera memiliki alarm peringatan dini tsunami. Alarm ini akan menjadi sistem pertahanan pertama yang vital bagi masyarakat pesisir. Rencananya, anggaran untuk mewujudkan sistem peringatan dini yang canggih ini akan dialokasikan dari pusat, menunjukkan komitmen berkelanjutan pemerintah untuk melindungi Bali dari berbagai ancaman bencana. Dengan demikian, upaya pemulihan pasca-banjir ini juga dibarengi dengan langkah antisipatif untuk ancaman lain, menciptakan Bali yang lebih tangguh dan siap menghadapi segala kemungkinan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com