Desapenari.id – Sebuah tragedi memilukan sekaligus mengharukan melanda warga Ponorogo. Bagaimana tidak, pada Sabtu pagi yang seharusnya tenang (4/10/2025), si jago merah dengan ganasnya justru melahap habis sebuah kandang ayam milik Basuki (46), seorang warga Desa Nglayang, Kecamatan Jenangan. Akibatnya, bencana dahsyat ini pun langsung menimbulkan kerugian material yang sangat fantastis.
Tanpa menunggu waktu lama, kabar mengerikan ini pun segera sampai ke telinga petugas. Lebih detail, Kabid Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Satpol PP Ponorogo, Bambang Supeno, dengan sigap membenarkan laporan tersebut. Menurut penuturannya, pos pemadam kebakaran actually menerima laporan darurat itu tepat pada pukul 04.28 WIB. Kemudian, dia pun langsung melacak kronologi kejadian dari para saksi mata.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun dari para saksi, ternyata api pertama kali terlihat menjilat-jilat sekitar pukul 03.59 WIB. Selanjutnya, tim investigasi pun langsung menduga bahwa sumber api kemungkinan besar berasal dari tungku pemanas yang kurang terjaga. Sementara itu, kondisi pemilik kandang, Basuki, saat itu masih terlelap dalam tidurnya. Alhasil, dia baru terbangun dan tersadar setelah alarm kebakaran di rumahnya berbunyi sangat kencang.
Mendapat laporan darurat itu, pihak berwenang pun langsung tak tinggal diam. Lebih lanjut, Bambang menegaskan bahwa Petugas Pemadam Kebakaran Kabupaten Ponorogo segera menurunkan dua unit mobil damkar secara langsung ke lokasi kejadian. Dengan penuh semangat, mereka lalu berusaha memadamkan kobaran api yang semakin menjadi-jadi. Namun demikian, medan yang sulit membuat petugas akhirnya memerlukan waktu hingga dua jam penuh untuk benar-benar menguasai situasi dan memastikan api padam total.
Di tengah kepanikan yang mencekam, sebuah aksi solidaritas yang luar biasa justru terlihat. Sementara para petugas berjuang melawan api, pemilik kandang bersama dengan para warga sekitar secara spontan bahu-membahu menyelamatkan ribuan ayam yang masih terjebak. Meskipun begitu, usaha heroik mereka hanya berhasil menyelamatkan sekitar 3.000 ekor ayam berusia 10 hari dari total 10.000 ekor yang ada. Sayangnya, sebanyak 7.000 ekor ayam malang lainnya tidak dapat diselamatkan dan akhirnya mati terpanggang oleh panasnya api yang tak tertahankan.
Bambang kemudian dengan tegas memastikan satu hal yang patut disyukuri dari musibah ini. Walaupun kerugian materialnya sangat besar, dia menekankan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden nahas tersebut. Sebaliknya, kerugian materiil justru ditaksir mencapai angka yang fantastis, yaitu sekitar Rp 700 juta. Rupanya, kerugian sebesar itu mencakup bangunan kandang yang hancur lebur serta ribuan ekor ayam yang mati tak terselamatkan.
Sebagai penutup, Bambang kembali menyampaikan analisisnya tentang mengapa api bisa sedemikian membesar. Pada awalnya, api memang sudah membesar dengan sangat cepat. Kemudian, tanpa bisa dicegah, jilatan api itu pun langsung merambat dengan liar ke seluruh bagian kandang. Namun demikian, di balik semua kehancuran itu, satu hal yang paling penting untuk disyukuri adalah nyawa pemilik kandang tetap selamat. “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” ucap Bambang menegaskan rasa syukur yang mendalam.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com