WASHINGTON DC, Desapenari.id – Dalam pernyataan yang benar-benar bikin heboh, Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengejutkan mengungkapkan keraguannya tentang kemenangan Ukraina. Pada Senin (20/10/2025) lalu, Trump dengan lantang menyatakan bahwa dia tidak yakin Ukraina mampu memenangkan perang melawan Rusia. Akan tetapi, dia segera melengkapi pernyataannya ini dengan sebuah pengecualian yang mencengangkan, dengan mengatakan bahwa segala sesuatu masih mungkin terjadi, seperti yang dilaporkan secara luas oleh Euronews.
“Saya tidak berpikir mereka akan menang. Tapi, mereka bisa saja menang. Saya tidak pernah bilang mereka pasti menang. Perang itu hal yang sangat aneh,” ujar Trump di Gedung Putih dengan nada yang penuh teka-teki. Pernyataan kontroversial ini secara langsung menandai perubahan drastis dalam posisi Trump terkait perang Rusia-Ukraina. Padahal, baru beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada Jumat (17/10/2025), Trump dengan penuh keyakinan menyerukan agar Kyiv dan Moskwa segera menghentikan pertempuran di posisi mereka sekarang. Seruan mendadak ini dia sampaikan tepat setelah dia menyelesaikan pertemuan panjang dan intens di Washington dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Yang lebih mengejutkan lagi, sikap terbarunya ini justru bertolak belakang secara ekstrem dengan optimisme yang dia tunjukkan sebelumnya. Sebelumnya, dalam forum Majelis Umum PBB di New York bulan lalu, Trump dengan berani sempat menyatakan bahwa dia percaya Ukraina suatu saat nanti bisa merebut kembali seluruh wilayah mereka yang hilang sejak invansi besar-besaran Rusia pada 2022. Lagi-lagi, sikap ini menunjukkan perubahan haluan yang tajam jika kita bandingkan dengan pandangannya yang keras selama masa kampanye 2024 dan di awal masa jabatan keduanya. Kala itu, dia dengan tegas sering menegaskan bahwa Kyiv tidak punya pilihan lain dan harus rela menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia jika mereka ingin mengakhiri konflik berdarah ini.
Pertemuan Trump-Zelensky: Janji Rudal Tomahawk Batal dalam Sekejap!
Sementara itu, dari balik pintu pertemuan Trump dan Zelensky pada Jumat pekan lalu, terungkap fakta mengejutkan lainnya. Zelensky sendiri menggambarkan dialog mereka tersebut sebenarnya bernada sangat positif, meskipun pada akhirnya dia harus pulang dengan tangan hampa tanpa mendapatkan restu dari Trump berupa rudal jarak jauh Tomahawk yang sangat dibutuhkan oleh militernya. Menurut pengakuan Zelensky, Trump secara tiba-tiba membatalkan kemungkinan pengiriman rudal mematikan itu setelah dia berbicara melalui telepon secara rahasia dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang terjadi hanya beberapa jam sebelum pertemuannya dengan Zelensky! “Menurut saya, dia tidak ingin ada eskalasi dengan Rusia sebelum bertemu langsung dengan mereka,” ujar Zelensky kepada para wartawan pada Minggu (19/10/2025) dengan nada yang tetap diplomatis.
Tidak mau tinggal diam, Zelensky kemudian membocorkan strategi alternatif yang sedang diupayakan oleh Ukraina. Dia mengungkapkan bahwa negaranya kini sedang berupaya mati-matian untuk membeli 25 sistem pertahanan udara Patriot dari perusahaan AS dengan memanfaatkan aset Rusia yang berhasil dibekukan dan tentunya dengan dukungan penuh dari mitra internasional. Namun, dia dengan jujur mengakui bahwa proses pembelian ini pasti akan memakan waktu yang sangat lama karena antrean produksi yang luar biasa panjang. Sebagai langkah darurat, Zelensky juga menyampaikan bahwa dirinya telah secara khusus meminta bantuan pribadi Trump untuk mempercepat pengadaan sistem pertahanan udara tersebut, termasuk dengan memanfaatkan jaringan mitra di Eropa.
Dan inilah informasi paling krusial yang berhasil diungkap dari pertemuan tersebut: Zelensky menyatakan bahwa Trump dengan jelas menegaskan kepadanya bahwa tuntutan maksimal Putin sama sekali belum berubah sedikit pun. Putin tetap bersikukuh agar Ukraina menyerahkan seluruh wilayah timurnya, yaitu Donetsk dan Luhansk, sebagai harga perdamaian. Fakta ini tentu saja menjadi tamparan keras bagi harapan perdamaian.
Gelombang Diplomasi AS-Rusia: Pertemuan Rahasia Akan Segera Terungkap?
Di tengah semua ketegangan ini, gelombang baru diplomasi intensif ternyata sedang digalakkan di belakang layar. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dikabarkan telah berbicara melalui telepon pada Senin untuk membahas langkah-langkah konkret menuju penyelesaian perang. Yang patut dicatat, kedua diplomat top ini dikabarkan membangun pembicaraan mereka berdasarkan pemahaman rahasia yang berhasil dicapai oleh Trump dan Putin dalam panggilan telepon mereka pada Kamis (16/10/2025) pekan lalu. Sebuah sumber menyebutkan bahwa Trump sebelumnya telah menyampaikan bahwa dia akan segera bertemu Putin secara langsung, sementara Rubio sendiri dijadwalkan akan segera bertemu dengan delegasi tingkat tinggi Rusia yang kemungkinan besar akan dipimpin langsung oleh Lavrov pekan ini. Namun, pernyataan resmi dari kedua pihak dengan sengaja tidak menyebutkan waktu atau lokasi pertemuan rahasia ini, menimbulkan spekulasi yang luas.
Akhirnya, Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan singkat menggambarkan percakapan tersebut sebagai hal yang sangat konstruktif dan menjanjikan. Sebaliknya, pihak AS melalui juru bicaranya menyatakan bahwa Rubio dengan tegas menekankan pentingnya pertemuan mendatang sebagai sebuah peluang emas bagi Moskwa dan Washington untuk benar-benar bekerja sama mencapai sebuah resolusi damai yang berkelanjutan atas perang Rusia-Ukraina. Semua mata kini tertuju pada langkah berikutnya dari kedua negara adidaya ini.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com