Desapenari.id – Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara mengejutkan mengerahkan sebuah kapal induk yang gagah perkasa ke perairan lepas pantai Amerika Selatan. Tujuannya jelas: untuk memperkuat panggung militer mereka di kawasan yang sedang memanas ini.
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dengan lugas menyampaikan langkah provokatif ini pada Jumat (24/10/2024). Bahkan, ia sekaligus membocorkan bahwa militer AS baru saja melakukan serangan kesepuluh mereka terhadap sebuah perahu yang mereka curigai mengangkut barang haram narkoba.
Dengan tegas, Hegseth menuding geng Tren de Aragua—yang bermula dari sebuah penjara di Venezuela—sebagai dalang di balik operasi perahu terlarang itu. Akibat serangan brutal di Laut Karibia ini, kabarnya enam orang harus meregang nyawa.
Hebatnya, melalui sebuah unggahan di media sosial, Hegseth membeberkan detail bahwa serangan ini terjadi di tengah kegelapan malam. Alhasil, inilah untuk pertama kalinya mereka melakukan operasi militer pada malam hari!
Hegseth kemudian mengeluarkan pernyataan yang bikin merinding: “Apa pun narco-terrorist yang nekat menyelundupkan narkoba di belahan bumi kami, akan kami perlakukan seperti kami memperlakukan Al Qaeda.” Pernyataan ini jelas menunjukkan tingkat keseriusan mereka.
Selanjutnya, kita bisa melihat bagaimana kecepatan serangan AS terhadap kapal narkoba di Amerika Selatan ini melesat sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir. Sebagai perbandingan, ketika operasi baru dimulai, serangan hanya terjadi setiap beberapa minggu sekali.
Namun, yang mencengangkan, dalam pekan ini saja jumlah serangan melonjak drastis menjadi tiga kali! Akibatnya, total korban tewas sejak September lalu dilaporkan mencapai sedikitnya 43 orang.
Selain itu, dua serangan terakhir disebut-sebut justru berlangsung di Samudra Pasifik timur. Pergeseran lokasi ini dengan jelas memperluas area operasi mereka ke jalur penyelundupan kokain utama dunia.
Hegseth terus menegaskan bahwa semua serangan sengaja mereka lakukan di perairan internasional. Tak lupa, ia juga membanggakan keberhasilan eksekusi operasi pada malam hari yang penuh tantangan.
Serangan kali ini secara mencolok mengingatkan kita pada serangan pertama yang diumumkan bulan lalu. Pasalnya, keduanya sama-sama menyoroti geng Tren de Aragua sebagai target utama.
Sebagai informasi, pemerintahan Trump sebelumnya telah memasukkan kelompok ganas ini dalam daftar organisasi teroris asing. Mereka dituduh sebagai akar dari merebaknya kekerasan dan perdagangan narkoba di beberapa kota.
Walaupun Hegseth enggan menyebut asal-usul perahu dalam serangan terbarunya, pihak pemerintahan dengan yakin menyatakan bahwa setidaknya empat perahu yang pernah mereka hancurkan berasal dari Venezuela.
Di sisi lain, peningkatan drastis serangan dan pengerahan besar-besaran militer AS di Laut Karibia serta perairan dekat Venezuela ini memicu spekulasi liar. Banyak pengamat menduga bahwa pemerintahan Trump sebenarnya sedang berusaha menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
Belum cukup dengan kapal induk, AS bahkan disebut-sebut menerbangkan sepasang pengebom berat supersonik yang menggetarkan ke lepas pantai Venezuela pada Kamis (23/10/2025). Ini benar-benar menunjukkan eskalasi militer yang belum pernah terjadi sebelumnya!
Di tengah segala kecurigaan, pemerintahan Presiden AS Donald Trump bersikukuh bahwa tujuan satu-satunya dari operasi ini adalah untuk memerangi lalu lintas narkoba yang mengalir ke AS.
Sementara itu, Presiden Venezuela, Nicolas Madura, dengan sinis menilai semua operasi militer ini bukanlah apa-apa selain upaya terbaru AS untuk memaksanya turun dari takhta kekuasaan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

