Desapenari.id – PLN akhirnya membuka suara dan bergerak cepat! Tepatnya, PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat (UIT JBB) saat ini sedang menyelidiki dengan sangat serius penyebab putusnya Ground Steel Wire (GSW) pada jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Karet Lama–Angke. Akibatnya, insiden yang terjadi pada Minggu (16/11/2025) sore itu langsung memicu amukan si jago merah yang melalap empat RT di kawasan RW 04, Jati Pulo, Palmerah, Jakarta Barat.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Manager Komunikasi & TJSL PT PLN (Persero) UIT JBB, Gita Kurniawan Ginting, segera mengonfirmasi bahwa pihaknya langsung turun tangan melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap sumber gangguan misterius tersebut. “Saat ini, tim tengah melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab gangguan,” tegas Gita dalam keterangan resminya, Senin (17/11/2025) pagi. Tidak hanya itu, tim teknik PLN juga telah dikerahkan secara besar-besaran untuk menangani gangguan dan mengamankan layanan jaringan.
Bahkan, puluhan petugas dengan sigap dikerahkan untuk mengamankan instalasi yang rusak, serta memastikan area di sekitar jaringan tetap dalam kondisi yang benar-benar aman bagi warga. Selain itu, Gita menambahkan bahwa proses penanganan darurat ini dilakukan dengan sangat kooperatif bersama sejumlah instansi terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Barat, Pemadam Kebakaran, Pemerintah Daerah, dan Kepolisian Sektor Palmerah.
Yang paling penting, fokus utama PLN saat ini, menurut Gita, adalah membantu proses evakuasi dan pengungsian warga yang menjadi korban. “Fokus utama saat ini adalah menjaga keselamatan warga dan mendukung proses evakuasi, termasuk penyediaan tenda serta pemenuhan kebutuhan pokok bagi masyarakat terdampak,” jelasnya dengan penuh keprihatinan. Gita pun memastikan satu kabar baik: tidak ada korban jiwa dalam insiden mengerikan tersebut.
Meskipun kabel transmisi SUTT putus dan menyebabkan kekacauan, Gita dengan tegas menjamin bahwa pasokan listrik secara umum tetap berjalan normal tanpa gangguan berarti. “PLN memutuskan untuk memastikan bahwa sistem kelistrikan secara keseluruhan tetap aman dan pelayanan kepada pelanggan tidak mengalami gangguan,” ujarnya meyakinkan. Namun demikian, PLN tetap menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya atas dampak kebakaran hebat yang menghanguskan 50 rumah dan memengaruhi 350 jiwa di kawasan Jatipulo.
“Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” kata Gita dengan rendah hati. Kemudian, ia menutup pernyataannya dengan janji, “Informasi terkait perkembangan penanganan akan kami sampaikan secara berkala,” untuk memastikan transparansi.
Kembali ke kejadian awal, kebakaran hebat yang melanda permukiman padat di RW 04, Jatipulo, ini diduga kuat dipicu oleh putusnya kabel SUTT. Kemudian, Ketua RW 04 Jatipulo, Maulana Sani, membenarkan bahwa peristiwa mencekam itu diawali dengan suara dentuman keras yang tiba-tiba terdengar sekitar pukul 16.25 WIB, membuat semua warga panik.
“Jadi tadi itu, sekitar pukul 16.25 itu diawali dengan tiba-tiba kedengeran ada ledakan besar, dentuman besar. Jadi memang awalnya itu ada dentuman besar, yang didengar warga,” tutur Maulana saat dikonfirmasi, Minggu. Dentuman menggelegar itu konon berasal dari kabel transmisi Sutet yang tiba-tiba putus di wilayah RT 6, tepat di atas rumah warga.
Menurut penuturan Maulana, kabel yang putus tersebut kemudian dengan cepat memicu api di sejumlah lokasi berbeda saat terjatuh dan menyambar-nyambar. “Kabelnya putus, terus jatuh dari atas RT 06, mengarah ke sini, tiba-tiba muncul api dan asap membesar dari rumah warga di RT 09,” jelasnya dengan gamblang. Maulana pun menegaskan bahwa besarnya kebakaran ini bukan berasal dari satu titik yang merembet perlahan, melainkan muncul secara serentak dan eksplosif di beberapa lokasi akibat percikan api dari kabel bertegangan tinggi.
“Jadi saat kebakaran itu memang langsung ada di beberapa titik, jadi ada sekitar 3 atau 4 titik langsung,” ujarnya mengingat kejadian chaos tersebut. “Enggak (merembet), tapi dari kabel, percikan apinya bikin kebakaran langsung di banyak titik. Makanya kita kebingungan juga nanganinnya, titiknya di mana-mana. Jadi di sini dimatiin, di sana ada lagi,” ungkapnya sambil menggambarkan betapa sulitnya memadamkan api yang menyala di banyak tempat sekaligus.
Terkait kabel SUTT yang putus dan masih bergelantungan, Maulana mengaku telah segera menghubungi pihak PLN untuk memastikan keamanan di lokasi karena kabel tersebut masih berada dalam posisi mengancam di atas rumah warga. “Saya juga sekarang udah ngehubungin PLN bagian transmisi, yang ngurus Sutet itu dari Cawang dan Tebet, tolong pastiin kabel yang jatuh dan saat ini masih di atas rumah warga itu tidak ada aliran listriknya. Takutnya ada kebakaran susulan makin parah nanti,” ucapnya dengan suara cemas.
Sementara itu, Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, akhirnya mengungkapkan data kerusakan yang sangat memilukan. Totalnya, ada 50 rumah yang ludes dilalap si jago merah, dengan 100 KK dan 350 jiwa harus merasakan dampak langsungnya. “350 warga yang terdampak saat ini terpaksa mengungsi di Lapangan Taman Jati di wilayah RT 011, RW 04, Kelurahan Jati Pulo,” jelas Yohan dengan nada prihatin.
Sebagai bukti betapa berbahayanya insiden ini, seorang warga dilaporkan mengalami luka-luka akibat tersetrum aliran listrik saat kebakaran terjadi. Akhirnya, kerugian materi ditaksir telah mencapai angka yang fantastis, yakni Rp 1,3 miliar, meninggalkan duka dan trauma mendalam bagi seluruh warga.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

