SUKABUMI, Desapenari.id – Sungguh sebuah tragedi memilukan yang menyayat hati! Akibatnya, seorang remaja belia berusia 13 tahun berinisial Z, yang berasal dari Kampung Renged, RT 13 RW 4 Desa Cipetir, Sukabumi, Jawa Barat, harus meregang nyawa dalam sebuah insiden mengerikan. Lebih lanjut, jasad korban yang malang ini berhasil ditemukan oleh petugas P2BK Kecamatan Kadudampit pada Rabu (19/11/2025) sore. Kemudian, petugas dengan sigap mengevakuasi korban dari tempat penemuannya.
Selanjutnya, salah seorang petugas P2BK, Saripudin, membenarkan kronologi penemuan tersebut. Menurut penuturannya, timnya berhasil menemukan korban sekitar pukul 15.00 WIB. “Di Kampung Renged, Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, telah terjadi kejadian meninggalnya anak kecil di dalam gorong-gorong parit,” jelas Saripudin dalam keterangan tertulisnya, Rabu malam. Selain itu, ia menegaskan bahwa lokasi kejadian langsung dipasangi garis polisi untuk mengamankan TKP.
Lalu, bagaimana ceritanya sampai Z bisa terjebak di dalam gorong-gorong yang berbahaya itu? Saripudin pun melanjutkan penjelasannya dengan detail yang membuat hati miris. Ternyata, sebelum petugas menemukannya tewas, Z sebelumnya sedang asyik bermain hujan-hujan bersama kawan-kawannya. Tanpa diduga, saat mereka bermain di sekitar selokan, kaki Z tiba-tiba tergelincir. Akibatnya, ia tidak bisa mengendalikan keseimbangan tubuhnya sama sekali. Kemudian, tubuhnya yang ringan langsung terseret arus deras yang menghanyutkannya masuk ke dalam gorong-gorong. Pada akhirnya, ia terperangkap di dalam lorong sempit dan gelap tanpa ada jalan keluar.
Selanjutnya, kondisi gorong-gorong yang dipenuhi air hujan deras dalam sekejap menjadi jebakan maut yang tak terelakkan. “Anak tersebut tidak bisa bernapas karena volume air memenuhi selokan (gorong-gorong), dan meninggal dunia,” tutur Saripudin dengan nada berat. Selain itu, arus yang sangat kencang dan gelapnya lorong membuat korban sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri. Parahnya lagi, teman-temannya yang panik juga tidak mampu berbuat banyak untuk menolongnya.
Kemudian, setelah mendapat laporan dari warga yang khawatir, tim P2BK langsung bergerak cepat untuk melakukan pencarian. Tak lama kemudian, mereka berhasil menemukan lokasi di mana Z terperangkap. Lalu, dengan peralatan seadanya dan semangat pantang menyerah, mereka melakukan proses evakuasi yang cukup menegangkan. Akhirnya, setelah berjuang keras, jasad Z yang tak bernyawa berhasil dikeluarkan dari keganasan gorong-gorong. Kemudian, jasadnya segera dibawa ke rumah duka. Selanjutnya, keluarga dan tetangga berduka dengan penuh kepedihan. Pada akhirnya, jenazah Z disemayamkan dan kemudian dikebumikan setelah prosesi pemakaman yang singkat namun haru.
Selain itu, insiden tragis ini seharusnya menjadi peringatan keras bagi semua orang tua. Pasalnya, bermain di sekitar saluran air atau selokan saat hujan deras sangatlah berbahaya. Lebih lanjut, gorong-gorong yang terlihat biasa saja ternyata bisa berubah menjadi monster pemangsa nyawa dalam sekejap mata. Oleh karena itu, pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak-anak, terutama di musim hujan, mutlak diperlukan. Kemudian, pemerintah setempat juga diharapkan dapat mengevaluasi sistem drainase dan memasang rambu-rambu peringatan di titik-titik rawan.
Akhirnya, meski Z telah tiada, cerita duka ini meninggalkan luka yang dalam bagi keluarganya. Selanjutnya, kita semua bisa mengambil hikmah dari peristiwa naas ini. Oleh karena itu, mari kita jadikan tragedi Z sebagai pengingat untuk selalu waspada dan menjaga keselamatan diri serta orang-orang tercinta di sekitar kita. Kemudian, semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

