AMBON, Desapenari.id – Sebuah tragedi memilukan menerpa dunia maritim Maluku! Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 11 anak buah kapal (ABK) saat ini dilaporkan hilang secara tragis, setelah kapal pencari ikan yang mengantarkan mereka mencari nafkah, Maluku Prima Makmur 03, tiba-tiba dilalap si jago merah saat sedang beroperasi di ganasnya perairan Laut Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, pada Kamis (20/11/2025) sore. Bayangkan, dalam sekejap, rutinitas mencari ikan berubah menjadi perjuangan hidup dan mati di tengah laut lepas! Akibatnya, hingga detik ini, nasib kesebelas orang tersebut masih diselimuti kabut ketidakpastian yang mencekam.
Melacak mundur ke awal kisah pelayaran ini, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Muhamad Arafah, dengan jelas memaparkan bahwa sang kapal sebenarnya sudah lebih dulu memulai petualangannya. Kapal tersebut pada awalnya dengan penuh harap bertolak dari Pelabuhan Tulehu menuju Laut Banda tepat pada tanggal 8 November 2025. Dengan kata lain, para nelayan ini telah menghabiskan waktu berhari-hari di atas kapal dengan satu misi: mencari hasil laut untuk menghidupi keluarga. Sayangnya, takdir berkata lain. Setelah kurang lebih 12 hari mereka berjuang melawan ombak dan mengarungi lautan, malapetaka tak terduga akhirnya menyambang. Kapal yang menjadi tumpuan hidup mereka justru berubah menjadi bara penyebab bencana, terbakar hebat di tengah samudera.
Yang membuat situasi ini semakin runyam, informasi mengenai kecelakaan maut ini tidak serta-merta sampai ke pihak berwajib. Arafah kemudian mengonfirmasi, “Kami baru berhasil mendapatkan informasi mengenai kecelakaan kapal tersebut pada tanggal 21 November kemarin, dan itu pun kami terima langsung dari penanggung jawab kapal.” Coba bayangkan, ada jeda waktu yang cukup kritis antara kejadian dan laporan yang masuk! Selanjutnya, setelah menyadari besarnya musibah yang terjadi, pihak penanggung jawab kapal pun tidak tinggal diam. Mereka segera mengambil langkah cepat dengan meminta bantuan Tim SAR untuk segera diterjunkan. Dengan demikian, upaya pertolongan resmi akhirnya mulai diaktifkan.
Tanpa membuang waktu yang sangat berharga, mekanisme tanggap darurat pun segera dikerahkan. Sebagai langkah pertama, Pos SAR Banda langsung bergerak cepat dengan melakukan koordinasi intensif bersama TNI AL dan Polairud untuk memburu titik lokasi kapal yang malang tersebut. Tidak hanya berhenti di situ, Basarnas Ambon juga turut serta mengerahkan semua sumber dayanya; mereka mengirimkan satu unit KN SAR Bharata yang langsung menuju ke lokasi kejadian yang diperkirakan. Namun demikian, harapan untuk menemukan korban dengan segera harus kembali pupus. “Pencarian sebenarnya telah kami lakukan sejak kemarin sore, tetapi sayangnya karena tim SAR terkendala oleh cuaca yang sangat buruk, akhirnya pencarian terpaksa kami hentikan untuk sementara,” ujar Arafah dengan nada prihatin. Alhasil, kondisi alam yang kejam ini memaksa operasi penyelamatan berjalan tersendat.
Hingga berita ini dirilis, kabar duka masih terus membayangi. Seluruhnya, sebanyak 11 ABK yang menjadi korban keganasan laut sampai saat ini masih belum berhasil ditemukan oleh tim gabungan. “Fakta pahitnya, 11 nelayan pemberani itu masih belum kami temukan dan untuk hari ini, pencarian masih terus kami lakukan dengan segenap tenaga,” tegas Arafah penuh keyakinan. Meskipun demikian, kita semua tentu berharap agar operasi SAR segera membuahkan hasil. Oleh karena itu, mari kita simak siapa saja pahlawan laut yang nasibnya sedang kita khawatirkan bersama. Berikut ini adalah identitas lengkap kesebelas nelayan yang dilaporkan hilang dalam insiden mengerikan ini:
- Yakob Arnyanyi Nahkoda (60)
- Kien Julson Sabandar ABK (51)
- Misran Sumenda ABK (51)
- Finsen Rahayaan ABK (27)
- Deki Tatael ABK (59)
- Hengki Tatael ABK (21)
- Agung Mamentiwalo ABK (29)
- Oksin Tatael ABK (29)
- Otnjel Kolotja ABK (51)
- Jefry Langelo ABK (62)
- Melvin Rolando Hitalessy ABK (26)
Setiap nama dalam daftar ini bukan sekadar angka statistik; mereka adalah ayah, suami, anak, dan tulang punggung keluarga yang kisahnya terputus oleh amukan api di Laut Banda. Seluruh masyarakat pun diajak untuk terus berdoa agar kesebelas jiwa pemberani ini dapat ditemukan dalam keadaan selamat.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

