TAKALAR, Desapenari.id – Akhirnya, terkuak sudah misteri perampokan brutal di Kantor Pos Takalar, Sulawesi Selatan! Pelakunya ternyata adalah seorang “serigala berbulu domba”, alias karyawan internal kantor itu sendiri. Lebih gila lagi, uang hasil jarahan yang mencapai ratusan juta rupiah itu ia simpan di tempat yang paling tak terduga: dalam kandang ayam! Tanpa basa-basi lagi, polisi akhirnya membekuk tersangka berinisial SG pada Sabtu (29/11/2025) malam. Aksi penangkapan ini berjalan mulus tanpa perlawanan sama sekali di rumah orangtuanya di Desa Bontolangkasa, Kabupaten Gowa. Tidak hanya menangkap pelaku, pihak kepolisian juga langsung menyita uang tunai penuh Rp 433 juta yang menjadi hasil kejahatannya.
Dengan penuh keyakinan, AKP Hatta selaku Kasat Reskrim Polres Takalar langsung mengonfirmasi keberhasilan operasi ini. Saat menggelar rilis kasus pada Minggu (30/11/2025), ia menyatakan, “Tim berhasil mengamankan pelaku di rumah orangtuanya bersama barang bukti uang hasil rampokan Rp 433 juta. Yang menarik, pelaku ternyata menyembunyikan uang sebesar itu di kandang ayam!” Pernyataan langsung dari sumber resmi ini tentu menambah kredibilitas dan keakuratan laporan, membuktikan bahwa kerja keras polisi membuahkan hasil nyata.
Lantas, apa sebenarnya yang memicu SG, seorang karyawan delivery center PT Pos Indonesia Cabang Takalar, untuk berbuat nekat? Ternyata, niat jahatnya muncul justru ketika korban, yaitu Sang Kepala Kantor Pos sendiri, sedang bersiap menuju kantor. Saat itu, sang korban hendak menyimpan uang ratusan juta yang rencananya akan dibagikan sebagai Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat. Melihat kesempatan emas itu, SG pun langsung melancarkan aksi kejinya. Dengan penuh kekerasan, ia menghajar kepala kantornya menggunakan palu dan tabung pemadam api (Apar). Tidak berhenti di situ, ia bahkan menikam korban hingga tak berdaya!
Setelah memastikan korbannya tak mampu melawan, pelaku kemudian dengan leluasa mengambil kunci brankas. AKP Hatta memaparkan, “Begitu korban tak berdaya, pelaku langsung merampas kunci brankas dan membawa lari uang tunai ratusan juta plus telepon seluler milik korban.” Namun, trik liciknya tidak berakhir di sana. Untuk melarikan diri, SG justru menggunakan sepeda motor milik kantor yang biasa dipakai untuk operasional delivery. Jadi, ia memanfaatkan fasilitas perusahaan sebagai kendaraan pelarian, menunjukkan bahwa aksi ini telah direncanakan dengan cukup matang.
Sebelumnya, masyarakat memang telah digemparkan oleh pemberitaan bahwa Kepala Kantor Pos Cabang Takalar menjadi korban perampokan sadis yang dilakukan oleh anak buahnya sendiri. Peristiwa mengerikan itu terjadi pada Jumat malam (28/11/2025) sekitar pukul 19:30 WITA. Korban sempat ditemukan oleh warga dalam kondisi yang sangat mengenaskan; tubuhnya bersimbah darah saat keluar dari kantor. Akhirnya, korban harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Untungnya, kerja cepat aparat membawa titik terang yang sangat signifikan hanya dalam waktu sehari setelah kejadian.
Melihat kronologinya, kita patut bertanya-tanya, apa yang ada di benak SG? Sebagai karyawan yang memahami alur kerja dan mengetahui adanya uang dalam jumlah besar, ia justru memilih jalur kekerasan ekstrem. Alih-alih mencari cara licik yang halus, ia malah melakukan penganiayaan dengan alat yang bisa berakibat fatal. Hal ini jelas menunjukkan tingkat keputusasaan atau perencanaan impulsif yang sangat berbahaya. Namun demikian, sisi “cerdas”-nya masih terlihat dari cara ia menyimpan barang bukti. Ia menyembunyikan uang ratusan juta di tempat yang dianggap sepele dan berbau menyengat: kandang ayam. Taktik ini seolah ingin menjauhkan kecurigaan, karena siapa sangka tumpukan uang ada di balik kotoran ayam?
Pada akhirnya, kasus ini menjadi pelajaran pahit tentang keamanan internal dan kepercayaan. Sebuah institusi sebesar PT Pos Indonesia ternyata masih rentan terhadap ancaman dari dalam, bahkan oleh orang yang sehari-harinya mengantar paket dan surat. Kisah SG ini bagai plot film: diawali dengan pengkhianatan, diwarnai aksi kekerasan, ditutup dengan pelarian menggunakan motor kantor, dan puncaknya adalah penyimpanan harta karun di kandang ayam! Nah, jika uang sebesar itu bisa “dititipkan” pada ayam, kira-kira di mana lagi ya pelaku bisa menyembunyikan barang bukti kejahatan? Yang pasti, polisi sudah membuktikan bahwa kejahatan, sekecil apapun dan sesembunyi apapun lokasi barang buktinya, pasti akan terbongkar juga. Sekarang, SG harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya di hadapan hukum.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

