Desapenari.id – Belum lama ini, sebanyak 18 orang harus gigit jari setelah menjadi korban penipuan lowongan kerja yang mengatasnamakan Transjakarta. Sungguh miris, para korban justru diminta mengeluarkan kocek hingga jutaan rupiah, bukannya mendapat pekerjaan. Lebih detailnya, mereka terpaksa membayar sejumlah uang yang kisaran nominalnya antara Rp 2 juta hingga Rp 4 juta. Akibatnya, tentu saja mereka mengalami kerugian materi yang tidak sedikit.
Kemudian, berdasarkan penjelasan dari Kasi Humas Polres Jakarta Selatan, Kompol Murodih, terungkap bahwa pelaku berinisial RP (51) ini melakukan aksinya dengan modus yang terlihat meyakinkan. Secara khusus, pelaku dengan lancarnya menjanjikan para korban bisa bekerja sebagai pramugara dan sekuriti di perusahaan bus tersebut. “Para korban dijanjikan diterima kerja sebagai sekuriti dan pramugara bus Transjakarta dengan membayar uang Rp 2 juta sampai Rp 4 juta, tapi sampai sekarang ini para korban belum kerja,” jelas Murodih melalui keterangan tertulis yang diterima pada Kamis (4/12/2025). Pada akhirnya, janji manis itu ternyata hanya bualan belaka.
Untungnya, keadilan mulai berjalan ketika pelaku RP akhirnya berhasil diringkus oleh warga yang geram. Selanjutnya, pelaku langsung diserahkan ke pihak kepolisian, tepatnya di Pulsob Sektor Tebet Timur, Tebet, Jakarta Selatan, pada Rabu (3/12/2025) malam. Perlu digarisbawahi, aksi penangkapan ini menunjukkan kewaspadaan masyarakat yang patut diapresiasi. Sebagai informasi, pelaku diduga telah memulai aksi penipuannya sekitar dua pekan yang lalu di daerah Kalibata, Jakarta Selatan. “Polsek Tebet telah menerima seorang laki-laki yang diduga melakukan penipuan dengan penggelapan yang terjadi sekitar dua minggu yang lalu di daerah Kalibata,” tambah Murodih.
Akan tetapi, terdapat kendala dalam proses hukum selanjutnya. Sayangnya, hingga berita ini dirangkum, kepolisian mengaku belum menerima laporan resmi satu pun dari para korban. Oleh karena itu, pihak kepolisian secara aktif mendorong para korban untuk segera melaporkan kejadian ini. “Rencana tindak lanjut dengan mengarahkan korban membuat laporan polisi,” tegas Murodih. Dengan kata lain, laporan dari korban sangat penting untuk memperkuat proses penyidikan dan menuntut keadilan.
Sementara itu, sebagai bentuk tanggung jawab dan klarifikasi, PT Transjakarta langsung mengambil sikap. Perusahaan dengan tegas menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak pernah memungut biaya dalam proses rekrutmen pegawai. Penegasan ini disampaikan langsung oleh Kepala Departemen Humas dan CSR PT Transjakarta, Ayu Wardhani, saat dihubungi secara terpisah. “Transjakarta tidak pernah memungut biaya apa pun dari calon pelamar dalam seluruh tahapan proses seleksi dan rekrutmen,” ujarnya dengan jelas. Sebagai tambahan, perusahaan juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati.
Selanjutnya, Ayu Wardhani juga memberikan imbauan penting kepada masyarakat luas. Ia dengan serius mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi lowongan kerja yang mencurigakan. Terlebih lagi, semua informasi lowongan kerja resmi dari Transjakarta hanya akan dipublikasikan melalui kanal-kanal resmi milik perusahaan. Misalnya, masyarakat dapat mengecek langsung melalui website resmi atau akun media sosial yang diverifikasi. Pada intinya, kewaspadaan dan verifikasi informasi menjadi kunci utama untuk terhindar dari modus penipuan serupa.
Nah, melihat kasus ini, ada beberapa pelajaran berharga yang bisa kita ambil. Pertama, prinsip “uang keluar dulu” untuk mendapatkan pekerjaan hampir selalu menjadi tanda bahaya. Perusahaan bonafide seperti Transjakarta memiliki anggaran khusus untuk rekrutmen, sehingga biaya tidak boleh dibebankan ke calon karyawan. Kedua, selalu lakukan cross-check informasi. Sebelum mengirimkan data pribadi atau uang, luangkan waktu beberapa menit untuk menelepon kantor pusat perusahaan atau mengecek langsung ke website resmi. Ketiga, ingatlah bahwa kecepatan pelaku ditangkap dalam kasus ini sebagian besar karena peran serta masyarakat.
Oleh karena itu, jika Anda atau kenalan mengalami hal serupa, jangan ragu untuk segera melapor ke pihak berwajib. Laporan Anda bukan hanya untuk memulihkan kerugian sendiri, tetapi juga melindungi orang lain di masa depan. Terakhir, bagi para pencari kerja, tetaplah semangat dan kritis. Pekerjaan yang baik datang dari proses seleksi yang transparan, bukan dari janji-janji instan yang meminta biaya di muka. Semoga kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih cerdas dan teliti dalam menghadapi berbagai penawaran lowongan kerja yang beredar di masyarakat.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

