PALEMBANG, Desapenari.id – Aksi brutal kembali mengguncang Kota Palembang! Polisi akhirnya berhasil mengungkap motif di balik perampokan dan pembunuhan sadis yang merenggut nyawa Darma Kusuma, seorang pemilik toko kerupuk. Yang mencengangkan, pelaku, Dian Satria, ternyata tersulut emosi hanya karena merasa tersinggung setelah lamaran kerjanya ditolak oleh sang korban. Mari kita telusuri kronologi kejadian mencekam ini.
Pada Selasa (25/12/2025) malam, suasana malam di Jalan Pengadilan Lama, Keluarahan 15 Ilir, tiba-tiba berubah menjadi mimpi buruk. Tepat sekitar pukul 19.20 WIB, Dian mendatangi toko kerupuk milik korban. Awalnya, dia menyapa Darma Kusuma dan menanyakan lowongan pekerjaan dengan kalimat, “Ado lokak dak Ko?” Namun, jawaban sang bos toko kerupuk justru memantik bara amarah di hati pelaku. Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono, membenarkan bahwa Darma menjawab tidak ada lowongan dan mengucapkan, “Jauh-jauh la.”
Spontan, ucapan itu membuat Dian geram dan tersinggung. Tanpa berpikir panjang, saat Darma hendak menutup rolling door tokonya, Dian yang telah menyiapkan pisau langsung melancarkan serangan. Korban sempat berteriak meminta pertolongan ketika pelaku mencekik dan mendorongnya dengan kasar. Karena panik aksinya akan terbongkar, pelaku kemudian dengan kejam menikam leher Darma hingga tewas di tempat. Dengan demikian, niat awal mencari kerja pun berubah menjadi pembunuhan berdarah dingin.
Lebih tragis lagi, aksi barbar ini ternyata belum berakhir. Setelah memastikan Darma tewas, pelaku nekad naik ke lantai dua ruko. Di sana, dia bertemu dengan Yeni Suwandi, istri korban, yang sedang bersama orangtuanya. Dengan penuh ancaman, Dian meminta uang kepada orangtua Yeni. Mendapatkan teriakan minta tolong dari Yeni yang ketakutan, pelaku kembali kehilangan kendali dan menikam leher Yeni hingga kondisi kritis. Baru setelah itu, dia mengambil dompet berisi uang tunai Rp 2 juta serta tas milik Darma yang berisi dua handphone, lalu kabur dari TKP.
Lantas, bagaimana polisi bisa mengungkap kasus ini? Proses penyelidikan sempat menghadapi kendala karena minimnya saksi mata. Meski begitu, tim penyidik tidak menyerah. Mereka berhasil mengumpulkan bukti forensik berupa jejak kaki dan sidik jari di lokasi kejadian. Berkat ketekunan tersebut, jejak pelaku akhirnya dapat diidentifikasi dan mengarah ke Kota Bandung. “Dari bukti-bukti itulah penyelidikan kami lakukan,” tegas Harryo. Akhirnya, setelah dilakukan pengawasan intensif, pelaku berhasil ditangkap pada Rabu (3/12/2025).
Yang patut diwaspadai, ternyata pelaku bukanlah orang baru dalam dunia kriminal. Harryo mengungkapkan sebuah fakta mencengangkan: Dian adalah residivis kasus perampokan di International Plaza Palembang pada 2016 lalu. Dulu, dia pernah divonis 1 tahun 7 bulan penjara. Tak hanya itu, sebelum beraksi dia melakukan persiapan matang dengan memantau lokasi toko korban selama lebih dari sepekan. “Pelaku adalah residivis… dia mengintai lokasi lebih dari satu pekan untuk beraksi. Sehingga akhirnya menyasar korban dengan modus mencari kerja,” papar Harryo dengan tegas.
Kini, pelaku harus berhadapan dengan hukum yang berat. Tersangka dijerat dengan Pasal 338 KUHP atau Pasal 365 KUHP ayat 1 dan 2 ke-1, ke-4, ayat 3, atau Pasal 351 KUHP ayat 2 dan 3. Ancaman maksimalnya tidak main-main, yaitu 20 tahun penjara. Sebagai informasi, peristiwa nahas ini sebelumnya telah diberitakan dimana pasangan suami istri Darma Kusuma dan Yeni Suwandi menjadi korban perampokan di dalam ruko mereka pada Selasa (26/11/2025) malam. Sang suami, Darma, ditemukan meninggal dunia, sementara Yeni sempat dalam kondisi kritis dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Charitas Palembang.
Kesimpulannya, kisah pilu ini mengajarkan kita untuk selalu waspada. Modus kejahatan bisa datang dari mana saja, bahkan dari hal yang terlihat biasa seperti pertanyaan tentang lowongan kerja. Otoritas kepolisian, dalam hal ini, telah menunjukkan pengalaman dan keahliannya dalam mengusut tuntas kasus rumit dengan bukti minim. Oleh karena itu, masyarakat diajak untuk terus bekerja sama dengan aparat dan meningkatkan kewaspadaan di lingkungan sekitar. Peristiwa ini menjadi pengingat pahit bahwa emosi yang tidak terkendali dapat menghancurkan banyak kehidupan dalam sekejap.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

