JAKARTA, Desapenari.id – Berita mengejutkan datang dari Cilincing, Jakarta Utara! Sebuah mobil dinas berstiker Badan Gizi Nasional (BGN) justru meneror puluhan siswa SDN 01 Pagi Kalibaru. Yang lebih mencengangkan, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, langsung mengungkapkan fakta krusial pasca insiden mengerikan ini. Ternyata, sang pengemudi mobil tersebut adalah sopir baru yang sama sekali tidak familiar dengan lingkungan sekolah!

Mari kita telusuri kronologinya. Pramono dengan jelas menerangkan bahwa mobil tersebut sebenarnya rutin datang setiap hari untuk mengantarkan makanan. Akan tetapi, pada hari nahas itu, pihak sekolah harus berhadapan dengan pengemudi yang bukan orang yang biasa bertugas. “Kejadian mobil BGN yang memang sebenarnya setiap hari juga mengantar makanan di tempat itu karena sopirnya ganti,” tegas Pramono usai mendatangi sejumlah korban di RSUD Koja, Jakarta Utara, Kamis (11/12/2025). Dengan kata lain, kelaziman rutinitas justru berubah menjadi bencana karena faktor manusia yang tidak berpengalaman.

Lantas, bagaimana tragedi ini bisa terjadi? Pramono kemudian memaparkan situasi yang benar-benar tak masuk akal. Pasalnya, pada saat kejadian, kondisi gerbang sekolah dalam keadaan tertutup! Namun, alih-alih berhenti atau mengurangi kecepatan, mobil tersebut justru melaju dengan kecepatan penuh. Akibatnya, mobil itu bukan hanya menabrak gerbang, tetapi juga menerobos masuk dan menghantam siswa serta guru yang sedang beraktivitas di lapangan sekolah. “Padahal pintunya tertutup, masuk dengan kecepatan yang tidak terkontrol, menabrak murid dan guru, dan juga yang ada di sana,” ungkap Pramono dengan nada prihatin. Bayangkan saja, suasana pagi yang semestinya ceria berubah dalam sekejap menjadi hiruk-pikuk tangis dan kepanikan.

Dampak dari insiden ini sangatlah serius. Untuk saat ini, catatan sementara menunjukkan ada 21 orang yang menjadi korban dan mengalami luka-luka. Lebih detail lagi, lima orang harus menjalani perawatan intensif di RSUD Koja, sementara enam belas korban lainnya segera dilarikan ke RSUD Cilincing. “Sampai sekarang ini tercatat ada 21 korban. Lima dirawat di Rumah Sakit Koja, satu guru, empat siswa SD, dan enam belas di RSUD Cilincing,” jelas Pramono. Tak hanya itu, beliau juga langsung turun tangan memastikan kondisi korban. “Saya tadi sudah melihat lima yang di Koja ini, mudah-mudahan tidak ada hal yang lebih parah dari itu,” tambahnya dengan harapan yang mendalam.

Di tengah situasi mencekam ini, Pramono mengambil langkah tegas dan proaktif. Beliau memastikan seluruh korban akan mendapatkan perawatan kesehatan terbaik tanpa kompromi. Bahkan, Pramono sudah memerintahkan langsung kepada direktur kedua rumah sakit tersebut untuk menyiapkan semua kebutuhan pengobatan. “Saya berdoa betul dan saya tadi langsung memerintahkan kepada Direktur RSUD Koja dan juga nanti kepada RSUD Cilincing untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” serunya. Tak main-main, instruksi khusus juga diberikan untuk tindakan medis yang lebih kompleks. “Kalau perlu harus ditindakan bedah dan sebagainya, saya minta untuk diberikan support sepenuhnya,” tegas Pramono. Yang paling melegakan, semua biaya pengobatan akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sehingga keluarga korban bisa fokus pada proses penyembuhan.

Sebagai informasi penting, semua langkah penanganan ini diambil dengan prinsip kehati-hatian dan transparansi. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Selanjutnya, proses investigasi mendalam pasti akan segera dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti insiden ini, mulai dari faktor kelalaian pengemudi, prosedur pergantian sopir, hingga keselamatan operasional kendaraan dinas di area sekolah. Dengan demikian, kejadian tragis seperti ini diharapkan tidak akan terulang lagi di masa depan. Pada akhirnya, keselamatan anak-anak di lingkungan pendidikan harus menjadi prioritas mutlak semua pihak, tanpa terkecuali.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com