Desapenari.id – Sebuah pemadaman listrik yang berlangsung tanpa ampun selama tiga hari di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) secara nyata menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi warga. Seorang peternak ayam broiler bernama Muhammad Hatta dari Gampong Blang Raja, Kecamatan Babahrot, harus menanggung mimpi buruk karena kehilangan seluruh 18 ribu ekor ayam broiler siap panen miliknya. Akibatnya, ribuan ayam tersebut mati secara tragis karena kepanasan. Kemudian, kerugian finansial yang ditaksir mencapai angka fantastis, yakni Rp 800 juta, ia alami secara langsung. Pada dasarnya, sistem kandang Close House (CH) yang ia andalkan sepenuhnya bergantung pada blower atau kipas yang membutuhkan tenaga listrik untuk beroperasi.
“Sebanyak 18 ribu ekor ayam saya mati semua tanpa tersisa,” keluh Hatta dengan pilu pada Kamis (2/10/2025). Selanjutnya, ia pun mulai melakukan perhitungan kerugian detail. “Saya menghitung bobot ayam-ayam itu rata-rata mencapai 2 kilo per ekor dan rencananya memang saya akan panen malam ini. Bayangkan, jika 2 kilo kita kalikan dengan 18 ribu ekor, maka totalnya mencapai 36 ton! Sementara itu, harga ayam saat ini berada di kisaran Rp 25 ribu per kilo. Setelah saya hitung semua, termasuk biaya operasional dan pakan yang mencapai 1.300 sak, perkiraan kerugian saya sedikitnya sekitar Rp 800 juta,” papar Hatta dengan jelas. Intinya, kerugian ini sudah mencakup modal operasional, belum lagi keuntungan yang seharusnya ia dapat.
Karena jumlah bangkai yang sangat masif, Hatta terpaksa menguburkan ribuan ayam yang malang tersebut secara massal. “Akhirnya, bangkai-bangkai ayam itu sudah saya kubur tadi dengan menggunakan bantuan alat berat ekskavator,” ujarnya. Selain menanggung beban psikologis, ia juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk proses penguburan ini. “Dalam hal ini, mau tidak mau saya harus mengeluarkan modal lagi yang sebenarnya tidak saya rencanakan,” tambah Hatta dengan suara berat.
Hatta kemudian menceritakan kronologi panjangnya pemadaman listrik yang ia alami. Menurut penuturannya, listrik mulai padam sejak Senin (29/9/2025) tanpa disertai pemberitahuan resmi sama sekali dari PLN. Sejak hari pertama listrik padam, Hatta sudah merasa panik; oleh karena itu, ia segera mencoba menghubungi PLN melalui berbagai jalur, baik melalui aplikasi maupun konfirmasi langsung. Sayangnya, segala upayanya itu tidak membuahkan kepastian apa pun dari pihak PLN.
Sebagai langkah antisipasi darurat, Hatta pun memutuskan untuk menyalakan genset miliknya secara nonstop selama pemadaman berlangsung. Akan tetapi, nasib malang kembali menimpanya pada Rabu (1/10/2025) sekitar pukul 15.00 WIB. Genset andalannya itu akhirnya mengalami kerusakan setelah dipaksa bekerja terus-menerus tanpa henti selama tiga hari. “Karena listrik mati selama tiga hari, maka selama itu pula genset saya hidupkan tanpa berhenti. Akhirnya, tepat pukul 15.00 WIB genset saya down. Cukup 30 menit kipas mati, habislah sudah semua ayam saya. Padahal, ayam-ayam itu sudah siap panen!” tutur Hatta dengan penuh kekecewaan.
Hatta dengan tegas menilai bahwa PLN telah melakukan kelalaian serius karena tidak memberikan informasi pemadaman listrik lebih awal kepada pelanggan. Menurut analisanya, andai saja ada pemberitahuan yang jelas dari awal, ia pasti bisa menyiapkan cadangan genset tambahan untuk menyelamatkan seluruh ternaknya. “Sebenarnya, kalau ada pemberitahuan resmi dari PLN, pasti kita bisa mengantisipasinya dengan menyiapkan genset tambahan. Pada dasarnya, genset itu kan hanya pertolongan pertama. Jika kita sudah tahu berapa lama pemadamannya, kita tinggal menambah jumlah genset sebagai cadangan,” ungkapnya dengan logika yang masuk akal.
Atas dasar kerugian besar yang menghancurkan ini, Hatta pun dengan berani menuntut PLN untuk bertanggung jawab penuh. “Pertama, saya minta dispensasi agar genset yang rusak ini diganti oleh PLN. Kedua, saya juga meminta ganti rugi atas modal yang saya keluarkan untuk bibit ayam dan pakan 1.300 sak. Saya tidak perlu bicara tentang keuntungan yang hilang dulu. Paling tidak, modal saya untuk biaya operasional harus kembali. Karena itu, saya minta PLN bertanggung jawab penuh atas segala yang terjadi,” tegas Hatta dengan suara lantang, menyampaikan tuntutannya tanpa keraguan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com