SEMARANG, Desapenari.id – Akhirnya, harapan baru pun menyingsing untuk menembus kegelapan duka di Desa Pandanarum, Banjarnegara. Pasalnya, proses pencarian korban longsor yang menghanyutkan permukiman warga pandanarum kini memasuki babak yang lebih menentukan, yaitu dengan pengerahan penuh alat berat pada Rabu (19/11/2025). Sebelumnya, tim SAR sempat menghadapi jalan buntu, namun kini mereka memperkuat barisan dengan teknologi.
Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono, dengan tegas mengonfirmasi kesiapan ini. Selanjutnya, ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiagakan tujuh unit excavator yang siap menggali setiap jengkal tanah. “Kami telah menyiapkan 7 alat berat excavator di dekat lokasi, baik dari BPBD, PU, juga dari instansi lain,” ujar Budiono penuh keyakinan. Dengan demikian, seluruh personel berharap alat-alat berat ini dapat segera memperlancar akses dan membongkar area-area yang diduga kuat menjadi kuburan massal korban. “Semoga alat berat bisa bekerja maksimal,” tambahnya, menggambarkan harapan seluruh tim.
Namun, perjalanan menuju hari ketiga ini sama sekali tidak mulus. Pencarian pada Selasa (18/11/2025) harus terpaksa dilumpuhkan oleh kondisi medan yang sangat berbahaya. Akibatnya, tanah yang masih labil dan terus bergerak membuat setiap langkah tim SAR bagai meniti tali. Sebagai tambahan masalah, keberadaan kubangan air raksasa di sektor A semakin memperparah situasi genting ini. Kubangan tersebut diibaratkan sebagai bom waktu karena berpotensi jebol kapan saja dan memicu longsor susulan yang lebih dahsyat.
Meskipun demikian, tim SAR gabungan pantang menyerah. Mereka segera mengambil langkah strategis dengan mengerahkan dua tim alkon (alat penyedot dan penyemprot air). Tujuan utamanya adalah untuk menyedot dan mengurangi volume air di kubangan tersebut. Dengan begitu, beban pada tanah dapat berkurang dan risiko longsor susulan dapat ditekan, sehingga keselamatan tim di lapangan pun lebih terjamin. “Kami sudah mengirimkan dua tim alkon untuk mengurangi volume air yang ada di kubangan agar tidak membebani tanah dan menyebabkan longsor susulan,” jelas Budiono dengan detail.
Di tengah segala upaya tersebut, ada sedikit perkembangan pada data korban. Ternyata, dari 27 orang yang semula tercatat hilang, satu warga berhasil ditemukan dalam keadaan selamat di lokasi pengungsian. Oleh karena itu, jumlah korban yang masih hilang dan diperjuangkan untuk ditemukan kini berkurang menjadi 26 jiwa. Berikut ini adalah daftar nama-nama yang harus segera ditemukan dan masih mengharap pertolongan dari tim SAR:
- Saminem
- Kaswanto
- Aminah
- Wanto
- Kasno
- Dangseng
- Faiz
- Suwi
- Ny. Tiaryo
- Watri
- Marsiah
- Warjono
- Soliah
- Sugiono
- Maryuni (istri Kaswanto)
- Susanti
- Tunem
- Jonathan
- Raya
- Mistri
- Intan
- Lipah
- Sartini
- Tuwi
- Tarni Suparyo
- Esiah
Sementara itu, dua korban lainnya, Luwih (P) dan Darti (P), telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Kedua jenazah ini berhasil dievakuasi oleh tim di hari-hari sebelumnya. Kini, dengan semangat yang tak kenal lelah, pencarian 26 korban hilang lainnya di Desa Pandanarum terus dilanjutkan. Setiap detik sangat berharga, dan setiap mata yang terpaku di lokasi masih memendam harapan agar semua korban yang hilang dapat ditemukan dan dipulangkan kepada keluarganya.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

