Desapenari.id – Jakarta sedang menghadapi situasi yang sangat mencemaskan! Berdasarkan pantauan langsung di lokasi pada Selasa (25/11/2025), tanggul di Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, ternyata menunjukkan kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Lebih mengejutkan lagi, sejumlah rembesan air laut terlihat bermunculan di berbagai titik sepanjang struktur beton tersebut.
Sebagai bukti bahwa masalah ini sudah berlangsung lama, garis-garis bekas berwarna kuning kehijauan jelas terlihat membekas pada celah-celah beton. Bahkan, di satu titik yang sangat kritis, air laut aktif mengalir dari dasar beton, menerobos ke balik tanggul, dan akhirnya masuk ke gorong-gorong dekat jalan yang sering dilalui warga. Padahal, tanggul di area ini konon sudah ditinggikan hingga dua meter.
Sementara itu, di lokasi lain, rembesan mungkin tidak terlalu terlihat mata. Namun, Anda akan terkejut karena ketika garis kuning kehijauan itu disentuh, Anda dapat merasakan dengan jelas adanya aliran air yang terus menerus. Akibatnya, lahan pemisah antara tanggul dan jalan berada dalam kondisi becek, dan satu titik lainnya bahkan sudah tergenang air.
Yang paling meresahkan adalah pengakuan dari warga setempat yang menyatakan bahwa titik-titik rembesan di sepanjang tanggul sepanjang satu kilometer ini sudah ada sejak lama. Secara alami, hal ini menimbulkan kecemasan yang mendalam di hati mereka. Mereka secara khusus khawatir bahwa rembesan ini merupakan pertanda jelas struktur tanggul sudah melemah secara signifikan.
“Kami semua merasa sangat takut,” ungkap Teddy, salah satu pengurus RW 16 di Pantai Mutiara, dengan suara lirih. Dia melanjutkan dengan kekhawatiran, “Kami khawatir tanggul tersebut lama-kelamaan tidak lagi kuat menahan tekanan air laut.”
Teddy kemudian menegaskan bahwa kecemasan ini sama sekali bukan hanya dirasakan oleh penghuni Pantai Mutiara, melainkan juga melanda para warga di sekitar Pluit dan Muara Karang. Selain itu, dia secara khusus menyoroti masalah lain yang tak kalah serius, yaitu kondisi tanah di kawasan pesisir yang terus-menerus mengalami penurunan (land subsidence).
Menghadapi kondisi darurat ini, warga seringkali terpaksa menambal sendiri rembesan di tanggul secara mandiri. Secara bersamaan, mereka juga terus berupaya berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk melaporkan kondisi tanggul yang kritis ini. “Biasanya kami perbaiki secara mandiri. Kami menambal-nambal sendiri bagian tanggul yang bocor,” akunya dengan jujur.
Dalam pandangan Teddy, proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) menjadi sangat penting dan mendesak untuk segera direalisasikan. Dia meyakini bahwa hanya proyek besar inilah yang dapat menangani masalah rembesan dan kenaikan air laut di tanggul Pantai Mutiara secara tuntas. “Karena sejujurnya, sekeliling laut ini harus ditanggul dengan standar NCICD yang baru, baru bisa benar-benar kuat,” tutur Teddy dengan penuh keyakinan.
Saat ini, pihaknya mengklaim sudah berkoordinasi intens dengan Pemprov DKI. Mereka pun secara khusus meminta agar proyek tanggul pengaman pantai NCICD segera diselesaikan tanpa penundaan lagi.
Suara serupa juga datang dari warga lainnya, Dea (21), yang menyuarakan harapannya agar Pemerintah Provinsi DKI segera bertindak cepat mengatasi masalah kritis di tanggul tersebut. Dia mengaku sangat khawatir bahwa rembesan yang ada dapat melemahkan integritas tanggul secara keseluruhan. “Saya sungguh berharap dengan adanya video dan pemberitaan yang beredar luas ini, pihak pemprov bisa lebih cepat merespons dan menindaklanjuti kondisi yang sangat berbahaya ini,” ucapnya dengan nada harap.
Lalu, bagaimanakah respons dari pihak berwenang? Kabar baiknya, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akhirnya memastikan bahwa pembangunan proyek tanggul pengaman pantai atau NCICD di Pantai Mutiara akan dilanjutkan kembali pada tahun ini. Yang lebih menggembirakan, proyek penyelamatan ini ditargetkan akan tuntas sepenuhnya pada tahun 2027.
Perlu kita pahami bersama bahwa pembangunan tanggul raksasa ini merupakan langkah penanganan jangka panjang yang difokuskan pada sejumlah titik kritis di pesisir utara Jakarta, termasuk tentunya Pantai Mutiara. “Pembangunan tanggul NCICD di kawasan pesisir Pantai Mutiara akan kami lanjutkan kembali pada tahun ini,” jelas Alfan Widyastanto, Ketua Subkelompok Perencanaan Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai Dinas SDA DKI Jakarta, dalam keterangan resminya. “Pekerjaan besar ini akan dikerjakan menggunakan skema multi years (MY) pada 2025–2027. Dan saat ini, proses lelang masih sedang berjalan,” tambahnya.
Alfan kemudian membeberkan detail teknisnya, panjang total tanggul yang akan dibangun mencapai 530 meter. Rinciannya adalah 430 meter akan dibangun di sisi timur dan 100 meter di sisi barat.
Akhirnya, seluruh masyarakat Jakarta mengharapkan dan mendorong agar pembangunan NCICD ini dapat berjalan sesuai dengan target penyelesaian yang telah ditetapkan. “Kami semua berharap pelaksanaan pekerjaan dapat terealisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yakni tahun 2027,” pungkas Alfan menutup pernyataannya. Kita semua tentu berdoa agar harapan ini menjadi kenyataan sebelum bencana yang tidak diinginkan benar-benar terjadi.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

