Desapenari.id – Beberapa hari terakhir, hubungan China dan Jepang mendadak memanas luar biasa! Satu pernyataan kontroversial langsung bikin Beijing geram berat. China langsung keluarkan travel warning keras, imbau warganya “jangan ke Jepang dulu”, dan maskapai-maskapai besar negeri Tirai Bambu buru-buru buka keran refund tiket gratis. Serius, ini drama geopolitik level dewa yang tiba-tiba meledak!
Semua bermula dari pidato Perdana Menteri Sanae Takaichi pada 7 November 2025 di parlemen. Dengan nada tegas, Takaichi nyatakan Jepang siap mengerahkan pasukan bela diri (JSDF) ke Taiwan jika China berani serang. “Keamanan Taiwan sama dengan keamanan Jepang. Kita harus siapkan skenario terburuk secepatnya!” tandasnya seperti dikutip 17 November 2025.
Takaichi merujuk langsung pada UU Pertahanan 2015 yang memang izinkan Jepang turun tangan bela negara sahabat saat kepentingan nasional terancam. Namun pernyataan ini langsung memicu badai protes dari China. Jarang sekali pemimpin Jepang yang masih menjabat berani bicara blak-blakan soal intervensi militer ke Taiwan. Jepang selama ini selalu pakai strategi “ambiguitas strategis” agar hubungan dagang dengan China tetap aman sentosa.
Akibatnya, Beijing langsung ngamuk. Ribuan netizen China banjiri medsos dengan kata-kata keras, banyak yang masih simpan luka sejarah pendudukan Jepang era PD II. Di dalam negeri pun, Takaichi kena semprot habis-habisan dari Partai Komunis Jepang. Ketua Shii Kazuo dan Ketua Kebijakan Taku Yamazoe tekan Takaichi agar segera cabut pernyataan itu sebelum situasi makin kacau.
China tak cuma bicara, tapi langsung gerak! Minggu (16/11/2025), kapal China Coast Guard masuk wilayah sengketa Kepulauan Senkaku (yang Beijing sebut Diaoyu) plus drone militer China terpantau terbang di sekitar wilayah Jepang. Beijing menyebutnya “patroli rutin penegakan kedaulatan”, tapi semua orang tahu ini respons langsung atas ucapan Takaichi.
Pemerintah China langsung perketat travel advisory. Dari yang awalnya “waspada kalau ke Jepang” berubah jadi “sebaiknya tunda dulu semua rencana”. Tiga maskapai raksasa, Air China, China Southern, dan China Eastern, langsung umumkan kebijakan super longgar: semua tiket ke Jepang periode 15 Oktober sampai 31 Desember 2025 bisa dibatalkan atau di-reschedule 100% gratis tanpa denda!
Kenapa China sampai segitu kesalnya? Pertama, Taiwan adalah garis merah mutlak. Kedua, Jepang yang secara terbuka ancam intervensi militer itu sama saja tantang muka China di depan dunia. Ketiga, trauma sejarah masa pendudukan Jepang masih membara di hati jutaan warga China. Jadi begitu Takaichi buka mulut, emosi langsung meledak.
Di sisi lain, Takaichi sebenarnya lagi main strategi politik dalam negeri. Dia ingin perlihatkan citra pemimpin keras dan tegas setelah menang tipis di pemilu. Sayangnya, satu pidato itu langsung ancam hubungan ekonomi bernilai ratusan triliun rupiah antara dua raksasa Asia ini.
Saat ini dunia menahan napas. Kalau Takaichi mau meredam, cukup keluarkan klarifikasi damai atau cabut pernyataan. Tapi kalau malah naikkan tensi, bukan tidak mungkin kapal perang dan jet tempur kedua negara bakal saling tatap di Laut China Timur dalam waktu dekat.
Dampaknya sudah terasa nyata. Turis China yang biasanya banjiri Tokyo, Osaka, dan Kyoto mendadak hilang. Hotel, mal, sampai restoran di Jepang mulai panik omzet turun drastis. Pelaku bisnis dua negara pusing tujuh keliling gara-gara satu kalimat sang perdana menteri.
Intinya, hubungan China-Jepang yang susah payah dijaga hangat selama bertahun-tahun, kini kembali beku hanya dalam hitungan hari. Pertanyaan besar sekarang: apakah ini cuma badai kecil yang bakal reda, atau benar-benar babak baru konfrontasi dua raksasa Asia? Kita pantau terus perkembangannya, karena tensi di Asia Timur lagi panas-panasnya!
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

