Desapenari.id – Bayangkan langit Jakarta mendadak gelap gulita, diikuti oleh curah hujan yang seakan tak henti-hentinya. Namun, tenang saja! Menghadapi ancaman hujan ekstrem yang diprediksi bakal mengguyur dalam 48 jam ke depan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ternyata sudah siap siaga dengan senjata andalannya. Sebagai langkah antisipasi utama, mereka dengan sigap menyiagakan tidak kurang dari 600 unit pompa air yang siap “bertarung” untuk mencegah banjir melanda Ibu Kota. Pada intinya, Jakarta sedang tidak main-main dalam mempersenjatai diri menghadapi amukan alam.
Lantas, apa yang memicu kesiagaan tinggi ini? Ternyata, kesigapan ini berawal dari sebuah peringatan resmi yang diterima langsung oleh Pemprov DKI. Secara spesifik, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendapatkan warning atau peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Dengan kata lain, BMKG telah menginformasikan mengenai kemungkinan besar datangnya curah hujan ekstrem dalam satu hingga dua hari ke depan. “Kami sudah mempersiapkan, termasuk pompa yang dimiliki oleh Jakarta,” tegas Pramono saat beberapa waktu lalu ditemui di wilayah Jakarta Pusat. Dengan demikian, semua persiapan dilakukan berdasarkan data yang akurat.
Meski demikian, Pramono ternyata masih menyimpan sebuah harapan. Sebenarnya, dia berharap agar curah hujan di Jakarta nantinya tidak melebihi angka 250 milimeter. Alasannya cukup jelas; menurut penilaiannya, jika curah hujan hanya berada di kisaran 200 milimeter, maka situasi tersebut masih bisa diatasi dengan fasilitas dan infrastruktur yang sudah disiapkan. Artinya, Jakarta memiliki sebuah “ambang batas” tertentu di mana semua sistem penanganan banjir mereka bisa berfungsi secara optimal.
Nah, persiapan Jakarta ternyata tidak berhenti hanya pada pompa air saja. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga dengan cerdik menyiagakan pasukan pelangi untuk turun langsung ke lapangan. Tugas utama pasukan ini adalah membersihkan sampah dan menyedot selokan dari segala penyumbatan. “Kami juga sudah meminta kepada para wali kota melalui pasukan pelanginya, untuk selokan-selokannya dibersihkan,” tambah Pramono. Oleh karena itu, upaya pencegahan banjir ini dilakukan secara komprehensif, mulai dari hulu ke hilir.
Lalu, seberapa besar sebenarnya kekuatan pompa Ibu Kota? Yang mengejutkan, sampai saat ini Jakarta diketahui memiliki cadangan yang sangat kuat. Faktanya, total ada lebih dari 1.000 pompa yang dimiliki, yang terdiri dari 600 pompa stasioner yang terpasang tetap dan ditambah dengan ratusan pompa mobile yang lincah dan dapat dengan mudah digerakkan ke titik-titik rawan banjir sesuai kebutuhan. Dengan kekuatan sebanyak itu, Jakarta seolah memiliki “batalyon” khusus yang siap diatur strateginya untuk mengusir genangan air.
Yang lebih mengesankan lagi, kesiapan Jakarta ini tidak membuatnya lupa pada tetangga. Bahkan, Pramono pernah menawarkan bantuan pompa air kepada wilayah sekitar Jakarta, seperti Banten dan Bekasi, yang pada waktu itu sedang dilanda banjir besar. Menurut pandangannya, keberhasilan Jakarta dalam menangani banjir dalam beberapa hari terakhir tidak lepas dari kesiapan infrastruktur, khususnya pompa air ini. Akibatnya, dia merasa terdorong untuk berbagi “senjata” ini.
Komitmen untuk membantu ini bukan sekadar wacana. Sebagai bukti, Pramono dengan jelas menyampaikan hal tersebut dalam sebuah forum resmi. Misalnya, dalam rapat koordinasi pemberantasan korupsi pasca pelantikan kepala daerah, dia secara terbuka menyampaikan, “Saya membayangkan di daerah-daerah lain, dan saya sudah sampaikan juga ke Pak Andra Soni (Gubernur Banten), ke wali kota Bekasi, kalau memang kemudian teman-teman di Banten maupun Tangerang membutuhkan (pompa air) tentunya kami siap untuk membantu untuk itu,” ucapnya. Dengan demikian, semangat kolaborasi dan gotong royong dalam menghadapi bencana benar-benar ditunjukkan.
Pada akhirnya, melalui semua langkah nyata ini, Jakarta berusaha keras untuk tidak lagi menjadi “langganan” banjir setiap kali hujan deras tiba. Kesimpulannya, kombinasi antara peringatan dini dari BMKG, kesiapan ratusan pompa air, kerja keras pasukan pelangi, dan semangat gotong royong dengan daerah penyangga, menciptakan sebuah shield atau tameng pertahanan yang kokoh. Yang paling penting, semua upaya ini dilakukan demi satu tujuan: menjaga Jakarta agar tetap beraktivitas normal dan terhindar dari ancaman banjir yang mengintai. Jadi, siapapun bisa sedikit lebih lega, karena Ibu Kota sudah siaga maksimal!
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com