Berita

Banyumas Darurat Bencana! Akibat Hujan Ekstrem, Longsor Terjadi di Beberapa Titik

Posted on 12 September 202512 September 2025

by eko satrio

Desapenari.id – Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, baru saja mengalami gempuran cuaca yang sangat ekstrem; hujan dengan intensitas sangat lebat bahkan mengguyur tanpa henti sejak Rabu (10/9) malam hingga Kamis (11/9) pagi. Akibatnya, bencana alam pun beruntun menerjang sejumlah wilayah, mulai dari tanah longsor, banjir bandang, hingga pohon-pohon tumbang berantakan. Selain itu, kondisi ini juga memicu kejadian dramatis dimana sebuah mobil tertimpa tebing yang ambrol.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tunggul Wulung Cilacap langsung merilis data mencengangkan; mereka mencatat curah hujan di Banyumas telah mencapai level ekstrem yang sangat membahayakan. Sebagai ilustrasi, daerah Rempoah menjadi titik tertinggi dengan curah hujan mentok di 226 mm! Sementara itu, Bendung Sumbang mencatat 184 mm, Kebun Samudera 163 mm, dan Gumelar mencapai 157 mm. Tidak hanya itu, wilayah tetangga seperti Cilacap juga kebagian hujan dengan intensitas 50–105 mm yang tersebar secara lebat. Alhasil, banjir dan longsor pun tak terelakkan di kedua wilayah ini.

Lantas, apa pemicu hujan ekstrem ini? BMKG dengan jelas memaparkan tiga faktor utama yang saling bersinergi. Pertama, fenomena Dipole Mode Index (DMI) yang negatif (-1,27) di Samudra Hindia. Selanjutnya, adanya Madden-Julian Oscillation (MJO) yang sedang berada di fase 3 secara aktif memicu pembentukan awan hujan secara masif. Terakhir, tekanan rendah di barat daya Sumatera turut memperparah kondisi ini. Oleh karena itu, BMKG secara resmi mengingatkan seluruh warga bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih sangat berpotensi terjadi hingga Jumat (12/9) mendatang.

Sementara itu, di lapangan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas melaporkan serangkaian kejadian longsor yang benar-benar menghebohkan. Salah satu insiden paling menegangkan terjadi di Rawalo, tepatnya di Desa Tambaknegara, sekitar pukul 04.00 WIB. Pada saat itu, sebuah tebing tiba-tiba ambruk dan secara langsung menimpa sebuah mobil sedan yang sedang melintas di bawahnya! Akan tetapi, keberuntungan masih menyertai karena tidak ada korban jiwa dalam insiden berbahaya tersebut.

Tidak berhenti di situ, longsor juga terjadi di beberapa titik kritis lainnya. Sebagai contoh, di Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, material longsor menutup total akses jalan utama penghubung Ajibarang dan Lumbir. Selanjutnya, di Desa Sidamulih, Rawalo, sebuah jembatan vital, yaitu Jembatan Kali Sungkalan, harus roboh diterjang longsor. Selain itu, sejumlah kecamatan seperti Purwojati, Kalisalak, Cilongok, dan Pekuncen juga melaporkan akses jalan desa mereka tertutup oleh material longsor.

Menanggapi kejadian ini, petugas gabungan yang terdiri dari BPBD, Damkar, Polsek, dan relawan warga setempat langsung bergerak cepat. Mereka dengan gesit membersihkan material longsor menggunakan beragam peralatan, mulai dari gergaji mesin, tali, hingga alat berat. Meskipun jalan sudah dapat dilalui kembali, sisa-sisa tanah dan kabel listrik yang putus masih dianggap sangat berbahaya bagi pengendara.

Selain masalah longsor, banjir akibat luapan sungai juga turut menambah parah kondisi di Banyumas. Sebagai contoh, Desa Sawangan di Kecamatan Kebasen harus terendam karena tanggul Sungai Perwaton jebol. Di sisi lain, Desa Kracak, Ajibarang, juga mengalami genangan air yang cukup tinggi akibat luapan Sungai Tajum yang meluap. Air bah tersebut tidak hanya menggenangi jalan-jalan utama, tetapi juga memasuki permukiman warga dan mengganggu aktivitas.

Efek lain dari hujan deras yang disertai angin kencang adalah tumbangnya sejumlah pohon besar di tiga kecamatan berbeda. Misalnya, di Desa Plana (Somagede), Desa Kedungwringin (Patikraja), dan Kelurahan Tanjung (Purwokerto Selatan), pohon-pohon tumbang berantakan dan memblokir jalan. Untuk menangani masalah ini, BPBD telah berkoordinasi intensif dengan Dinas PUPR, Perhutani, Dishub, dan PLN agar proses evakuasi dan perbaikan dapat dilakukan secepatnya.

Melalui Plt Kepala BPBD Banyumas, Budi Nugroho, pemerintah setempat menegaskan bahwa cuaca ekstrem ini masih berpotensi berlanjut dalam beberapa jam ke depan. “Oleh karena itu, kami sangat meminta masyarakat agar tetap waspada dan siaga terhadap kemungkinan banjir susulan, tanah longsor tambahan, maupun pohon tumbang,” tegasnya pada Kamis (11/9/2025). Akhirnya, semua pihak diharapkan terus memantau perkembangan kondisi dan selalu mengutamakan keselamatan.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com