Desapenari.id – Perum Bulog dengan tegas menjamin bahwa beras yang mereka salurkan ke tengah masyarakat, baik melalui program bantuan pangan maupun Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), selalu dalam kondisi prima dan terjamin kualitasnya. Sebagai bukti komitmennya, mereka memastikan tidak ada sama sekali beras dalam keadaan rusak atau mengalami penurunan mutu yang sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu lagi meragukan kualitas beras yang berasal dari Bulog.

Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, kemudian memberikan penjelasan yang transparan mengenai kondisi stok di gudang. Memang harus diakui, stok beras dalam jumlah sangat besar di gudang hampir mustahil untuk dijaga dalam kondisi 100% bebas dari kerusakan sekecil apa pun. Akan tetapi, yang paling penting untuk ditekankan di sini adalah, Bulog selalu memastikan bahwa beras yang akhirnya keluar untuk didistribusikan hanyalah beras dengan kualitas terbaik yang benar-benar layak konsumsi. Sebagai contoh, Rizal menegaskan, “Enggak ada (beras rusak disalurkan). Yang namanya gudang, nggak mungkin ada yang 100 persen tidak rusak,” saat ditemui di Jakarta pada Minggu (14/9/2025).

Lalu, bagaimana caranya Bulog menjaga kualitas beras tersebut? Ternyata, Bulog menjalankan rutinitas pemeliharaan stok beras di gudang secara sangat ketat dan berjenjang. Artinya, proses pemeliharaan ini tidak dilakukan asal-asalan, melainkan berlangsung secara harian, mingguan, bulanan, hingga secara berkala per semester dengan pola yang bertahap dan berkelanjutan. Dengan demikian, hasil pemeliharaan yang optimal dapat benar-benar tercapai dan dirasakan oleh masyarakat.

Tidak berhenti di situ, Bulog juga menerapkan sistem rotasi stok yang sangat canggih dan terukur. Pada dasarnya, mereka menggunakan sistem first in, first out (Fifo) dan first expired, first out (Fefo) untuk memastikan tidak ada beras yang tertimbun terlalu lama. Selain itu, jika suatu saat ditemukan adanya penurunan kualitas pada sebagian beras, langkah korektif segera mereka ambil tanpa menunggu lama. Langkah-langkahnya bisa berupa pemisahan beras yang kurang bagus, fumigasi ulang, hingga pengolahan menggunakan mesin pemilah modern yang canggih.

Berkat semua langkah profesional ini, Rizal dengan penuh percaya diri menjamin kualitas beras Bulog. Jadi, masyarakat bisa benar-benar tenang karena “Kita jamin beras-beras kita ini betul-betul sehat, bersih, tidak berkutu dan tidak berkuman,” ucapnya meyakinkan. Dengan kata lain, semua proses yang dilakukan bertujuan untuk melindungi kesehatan dan kepuasan masyarakat sebagai konsumen akhir.

Lantas, bagaimana dengan keluhan yang sempat beredar? Terkait isu bahwa beras SPHP atau bantuan terasa kering atau pera, Rizal dengan sigap memberikan penjelasan yang masuk akal. Menurutnya, karakteristik beras seperti itu sebenarnya berasal dari bibit atau varietas padi yang digunakan saat penanaman, bukan karena kesalahan dalam penyimpanan atau distribusi. Jadi, hal tersebut merupakan sifat alami dari berasnya sendiri.

Yang lebih menarik lagi, Bulog ternyata memiliki strategi khusus untuk memenuhi selera pasar yang beragam di seluruh Indonesia. Untungnya, mereka telah mendapat izin resmi untuk melakukan pencampuran atau mixing berbagai jenis beras. Tujuannya tidak lain adalah agar produk akhir yang mereka salurkan dapat sesuai dengan preferensi dan selera pasar setempat. Sebagai contoh, Rizal memaparkan, “Karena kita kan harus mengikuti seleranya pasar. Pasarnya sukanya yang pulen, berarti kita harus campur dengan yang pulen. Pasar di Sumatera sukanya pera, oh berarti campur dengan banyakin yang peranya.” Dengan strategi ini, kepuasan konsumen di berbagai daerah dapat terpenuhi dengan lebih baik.

Jadi, sudah tidak ada lagi keraguan, bukan? Bulog telah membuktikan komitmennya melalui serangkaian tindakan nyata dan transparansi. Oleh karena itu, masyarakat bisa semakin yakin dan percaya bahwa beras bantuan dan SPHP yang didapatkan adalah yang terbaik untuk keluarga.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com