Jemaah Haji Solo Tiba di Tanah Air, Pemeriksaan Kesehatan Ekstra Ketat Hadapi MERS-CoV

SOLO, Desapenari.id – Begitu mendengar kabar kedatangan jemaah haji, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo langsung sigap menyiapkan protokol kesehatan super ketat. Di pintu masuk Gedung Muzdalifah Asrama Haji Donohudan, petugas memasang thermal scanner canggih yang langsung mendeteksi suhu tubuh jemaah saat mereka melintas. Praktis, tanpa perlu antre panjang, kondisi kesehatan para jemaah langsung terpantau di layar monitor.

Tak tanggung-tanggung, Gentur Rachma Indriadi selaku Kasubbag Humas PPIH Embarkasi Solo dengan tegas menyatakan, “Tahun ini kami menurunkan ambang batas suhu menjadi 37,5°C, lebih ketat dari standar sebelumnya 38°C. Jika terdeteksi demam, petugas kami siap mengarahkan jemaah ke poliklinik untuk pemeriksaan intensif.” Penjelasan ini disampaikan langsung di lokasi pada Jumat (13/6/2025) lalu.

Waspada MERS-CoV, Standar Diperketat
Alasan perubahan standar ini ternyata sangat mendesak. PPIH Solo mengambil langkah antisipatif setelah menerima laporan merebaknya kembali Virus MERS-CoV di Arab Saudi. “Kami mengikuti protokol terbaru dari Kementerian Kesehatan untuk memastikan keamanan semua pihak,” tegas Gentur sambil memantau kesiapan petugas kesehatan.

Kloter Pertama Tiba dengan Sukacita
Tepat di hari Jumat itu, rombongan pertama jemaah haji asal Kabupaten Purbalingga akhirnya mendarat mulus di Bandara Adi Soemarmo. Pesawat Garuda Indonesia bernomor penerbangan 6401 ini membawa 358 jemaah yang langsung disambut hangat. Tak sedikit dari mereka yang spontan bersujud syukur begitu menginjakkan kaki di tanah air tercinta.

Abdul Sobir, salah satu jemaah, tak kuasa menahan haru. “Alhamdulillah… Rasanya seperti mimpi bisa kembali dengan selamat. Mohon doanya agar haji kami mabrur,” ujarnya dengan suara bergetar sambil memeluk keluarga yang sudah menanti.

baca juga: Arab Saudi Hadirkan Drone Medis untuk Layanan Haji!

Protokol Kesehatan Berlapis
Selain pemindaian suhu, petugas juga melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Setiap jemaah yang terindikasi demam langsung mendapat perhatian khusus dari tim medis. “Kami tidak mau mengambil risiko dengan potensi penularan MERS-CoV atau penyakit lainnya,” jelas salah satu petugas kesehatan sambil mengecek daftar nama.

Deria Sukacita di Area Kedatangan
Di luar gedung bandara, suasana semakin meriah. Keluarga jemaah berjubel sambil membawa bunga dan poster penyambutan. “Aduh, Bapak akhirnya pulang juga! Selama sebulan kami selalu khawatir,” ujar Rina, salah satu keluarga, sambil memeluk ayahnya yang baru turun dari bus.

PPIH Embarkasi Solo benar-benar mempersiapkan segalanya dengan teliti. Mulai dari petugas kesehatan, logistik, hingga koordinasi dengan pihak bandara sudah mereka atur sedemikian rupa. “Kami ingin memastikan semua jemaah sampai di rumah masing-masing dengan selamat,” ungkap Gentur penuh keyakinan.

Virus yang menjadi perhatian utama ini memang patut diwaspadai. Meski gejalanya mirip flu biasa, MERS-CoV bisa berkembang menjadi radang paru-paru yang sangat berbahaya. “Deteksi dini melalui pemeriksaan suhu menjadi langkah pertama yang paling efektif,” papar dr. Anisa dari tim medis embarkasi.

Meski waspada, petugas kesehatan mengingatkan agar semua pihak tidak panik berlebihan. “Yang penting menjaga kebersihan diri dan segera melapor jika ada gejala mencurigakan,” pesan Gentur kepada para jemaah dan keluarga.

Bagi Abdul Sobir dan kawan-kawan, momen kepulangan ini sungguh tak terlupakan. “Pengalaman berharga seumur hidup. Semoga suatu saat bisa kembali ke Tanah Suci,” katanya sambil tersenyum bahagia.

Dengan protokol kesehatan yang ketat dan penyambutan penuh suka cita, seluruh jemaah haji Embarkasi Solo diharapkan bisa kembali ke keluarga dengan selamat hingga kloter terakhir tiba.

More From Author

Israel Gempur Iran: Ini Alasan Serangan ke Fasilitas Nuklir yang Bikin Dunia Tegang

Kotak Hitam Air India Ditemukan! Kapan Fakta Kecelakaan Terungkap?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *