Pyongyang, Desapenari.id – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, baru saja menggebrak dunia dengan pernyataan mencengangkan! Dia mengumumkan rencana besar untuk memperkuat arsenal nuklir sekaligus memodernisasi militer konvensional negaranya. Kabar ini mencuat menjelang pertemuan penting Partai Buruh Korea yang bakal jadi panggung utama kebijakan baru Pyongyang. Dengan nada percaya diri, Kim menegaskan bahwa langkah ini akan mengguncang posisi Korea Utara sebagai kekuatan global. Apa yang mendorong ambisi besar ini? Yuk, kita kupas tuntas!
Sejak negosiasi dengan Amerika Serikat kandas pada 2019, Korea Utara keras kepala mempertahankan senjata nuklirnya. Kim Jong Un bahkan menyebut status negaranya sebagai “kekuatan nuklir tak tergoyahkan” yang tak akan pernah dikompromikan. Dengan penuh keyakinan, dia menolak segala tekanan untuk melucuti senjata nuklir. Malah, Pyongyang kini bergerak lebih agresif. Dalam kunjungan terbarunya ke fasilitas penelitian senjata, Kim mengungkapkan rencana ambisius: memperkuat senjata nuklir sekaligus memodernisasi angkatan bersenjata konvensional. Langkah ini, menurutnya, akan menjadikan Korea Utara tak tertandingi di panggung dunia.
Namun, Kim tak hanya berbicara soal nuklir. Dia juga menyoroti urgensi untuk memodernisasi militer konvensional. Meski tak menyebut tanggal pasti untuk pertemuan Partai Buruh Korea, sumber dari AFP mengindikasikan bahwa agenda ini bakal jadi sorotan utama. Transisi ke militer yang lebih canggih ini menunjukkan bahwa Kim tak main-main dalam memperkuat pertahanan negaranya. Dengan kata lain, Korea Utara sedang bersiap menghadapi tantangan global dengan cara yang lebih modern dan mematikan.
Perang Ukraina Jadi Pemicu Ambisi Kim
Tiba-tiba, sorotan dunia tertuju pada peran perang Ukraina dalam ambisi Kim Jong Un. Konflik di Eropa itu ternyata memberi angin segar bagi Pyongyang. Korea Utara diketahui mengerahkan ribuan tentaranya untuk mendukung Rusia di medan perang. Sebagai gantinya, Rusia memberikan dukungan strategis yang sangat berarti bagi Korea Utara. Kolaborasi ini bukan isapan jempol belaka! Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menjalin pakta pertahanan dengan Kim saat berkunjung ke Pyongyang, memperkuat aliansi kedua negara.
Sementara itu, Seoul terus memperingatkan dunia bahwa Rusia semakin mesra dengan Korea Utara. Bahkan, ada dugaan bahwa Moskwa menyalurkan teknologi militer sensitif sebagai imbalan atas bantuan Pyongyang di Ukraina. Transisi ini membuat banyak pihak khawatir. Dengan dukungan Rusia, Korea Utara kini punya peluang besar untuk mempercepat modernisasi militernya. “Kim menyadari bahwa nuklir saja tak cukup untuk menakut-nakuti musuh,” ungkap Hong Min, analis senior dari Korea Institute for National Unification, kepada AFP. Menurutnya, Kim ingin meningkatkan kemampuan tempur dengan senjata konvensional yang lebih mutakhir.
Lebih lanjut, Hong Min menjelaskan bahwa kerja sama militer dengan Rusia kini meluas hingga ke sektor senjata konvensional. Dengan kata lain, Korea Utara tak hanya mengandalkan nuklir, tetapi juga berupaya membangun arsenal modern yang sesuai dengan dinamika “perang modern”. Rencana ini kemungkinan besar akan menjadi agenda utama dalam pertemuan Partai Buruh Korea mendatang. Kim tampaknya sedang menyiapkan strategi jangka panjang untuk menjadikan negaranya sebagai kekuatan militer yang tak bisa dianggap remeh.
Pada kongres partai sebelumnya di Januari 2021, Kim sudah menunjukkan ambisinya yang luar biasa. Dia meluncurkan rencana besar untuk mengembangkan satelit mata-mata militer dan rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat. Kini, dengan dukungan Rusia, langkahnya semakin mantap. Para analis memperkirakan bahwa pertemuan partai berikutnya, yang kemungkinan digelar awal 2026, akan menjadi panggung bagi Kim untuk memamerkan rencana-rencana baru yang lebih agresif. Transisi dari janji ke aksi nyata ini membuat dunia semakin waspada.
Bulan ini, ketegangan internasional makin memanas saat Kim bertemu dengan Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping dalam parade megah di Beijing. Pertemuan ini langsung mencuri perhatian dunia. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tak tinggal diam. Dengan nada keras, dia menuduh ketiga pemimpin ini bersekongkol untuk melemahkan posisi Washington di panggung global. Reaksi Trump ini menunjukkan bahwa langkah Kim tak hanya mengguncang kawasan Asia, tetapi juga membuat kekuatan barat gelisah.
Dengan semua perkembangan ini, jelas bahwa Kim Jong Un sedang bermain di level yang lebih tinggi. Dukungan dari Rusia, ambisi nuklir, dan modernisasi militer konvensional menunjukkan bahwa Korea Utara tak lagi sekadar menggertak. Mereka sedang membangun kekuatan yang bisa mengubah keseimbangan global. Akankah dunia siap menghadapi Korea Utara yang baru? Satu hal pasti: Kim Jong Un tak akan berhenti membuat dunia menoleh. Pantau terus langkahnya, karena pertemuan Partai Buruh Korea mendatang bakal jadi panggung besar yang penuh kejutan!
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com