Desapenari.id – Tiga anggota geng motor akhirnya berhasil diamankan polisi setelah sebelumnya mereka membabibuta dan membacok David Martua Nainggolan, seorang pencari nasi sisa yang sama sekali tidak bersalah, hingga tewas dengan cara yang sangat mengenaskan. Lebih miris lagi, aksi brutal ini justru terjadi di kawasan Jalan Padang, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung. Sebagai bukti keseriusan aparat, Kepala Satreskrim Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto, dengan tegas mengonfirmasi identitas ketiga pelaku yang berhasil ditangkap; mereka adalah RJ (18), WH (16), dan PH (14) yang masih di bawah umur.
Selanjutnya, AKBP Bayu pun membeberkan peran mengerikan dari masing-masing pelaku dalam konferensi pers yang digelar di Polrestabes Medan, Sabtu (25/10/2025). Menurut penjelasannya, RJ berperan sebagai eksekutor utama yang dengan sadisnya menghujamkan celurit sepanjang 2 meter ke tubuh korban tidak kurang dari dua kali! Sementara itu, dua pelaku lainnya, WH dan PH, secara aktif menggertak dan mengepung korban dengan senjata tajam mereka sebelum akhirnya mereka juga ikut serta dalam huru-hara tersebut. Lebih lanjut, polisi juga mengungkap fakta mencengangkan bahwa para pelaku ini ternyata tergabung dalam dua geng motor yang sudah dikenal nakal, yaitu Tongkrongan Geroja Medan dan Kriminal Khusus Kecil.
Lantas, bagaimana sebenarnya rangkaian peristiwa maut itu bisa dimulai? Ternyata, semuanya berawal sekitar pukul 03.00 WIB dini hari ketika para pelaku, bersama dengan empat rekan geng lainnya, dengan sengaja datang ke lokasi rel kereta api dengan satu niat: tawuran! Kemudian, seorang pemuda setempat bernama Berry melemparkan batu ke arah rombongan geng motor ini. Akibatnya, para pelaku pun menjadi murka dan langsung mengejar Berry untuk balas dendam. Pada momen kritis inilah, nasib sial menghampiri David yang kebetulan sedang bergegas pergi menggunakan becak barangnya. Tanpa alasan yang jelas, para pelaku salah sangka dan mengira David adalah teman Berry yang mereka kejar. Alhasil, dalam sekejap, RJ langsung menghunus celuritnya dan membacok David di bagian perut sebelum akhirnya mereka semua kabur dari TKP. “Jadi sebenarnya, target utama mereka adalah Berry, tapi dia berhasil melarikan diri,” tambah AKBP Bayu menerangkan.
Setelah kejadian tragis itu, pihak kepolisian tentu saja tidak tinggal diam. Begitu menerima laporan dari keluarga korban, petugas langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan intensif. Hasilnya, pada Selasa (14/10/2025), dua pelaku pertama, WH dan PH, berhasil diringkus dalam operasi terpisah. WH ditangkap di Jalan Letda Sujono, sementara PH diamankan di Jalan Pertiwi. Tak lama kemudian, pada hari Rabu berikutnya, pelaku utama RJ akhirnya berhasil diamankan di Tangerang, persisnya di rumah kakak kandungnya sendiri. Saat ini, ketiga tersangka telah ditahan dengan sangat ketat di Satreskrim Polrestabes Medan, sementara polisi masih terus memburu empat pelaku lainnya yang masih buron.
Di sisi lain, kesaksian dari keluarga korban justru menyimpan duka yang sangat dalam. Ana Sitorus, salah satu keluarga David, dengan sedihnya menceritakan bahwa pada Senin subuh, seseorang terlihat menggedor-gedor rumahnya dengan panik. Ketika pintu akhirnya dibuka, Ana langsung dikejutkan oleh pemandangan yang sangat memilukan; David terbaring tak berdaya di becak yang didorong oleh temannya. “Temannya bilang kalau David ditikam. Saat itu kami tidak tahu apakah dia masih hidup atau sudah meninggal. Langsung kami bawa ke rumah sakit terdekat. Namun, pada ujungnya, nyawanya tidak bisa diselamatkan,” kenang Ana dengan suara bergetar saat diwawancarai di rumah duka di Jalan Betet, Kecamatan Medan Denai.
Selain itu, Ana juga berhasil mengumpulkan informasi tambahan tentang detik-detik terakhir kehidupan David. Menurutnya, sekitar pukul 03.00 WIB, sekumpulan pemuda terlihat berkumpul dengan membawa senjata tajam dan berniat tawuran. “Korban ini sebenarnya kebetulan mau ke situ untuk mengambil ponselnya yang digadaikan. Sayangnya, dia malah menjadi sasaran empuk. Dia dipukuli dan ditikam begitu saja. Semuanya terekam jelas oleh CCTV,” ungkapnya dengan nada kesal. Ana pun menegaskan bahwa David sama sekali tidak terlibat tawuran. “Dia ini cuma nahas saja. Setiap pagi, dia selalu membantu mamanya dengan setia, menggunakan becak untuk mencari nasi sisa yang akan dijual ke peternak babi. Dia adalah anak yang baik dan tidak pernah mencari masalah,” tutup Ana dengan linangan air mata, melukiskan betapa kejamnya takdir yang menimpa seorang anak soleh yang hanya sedang berusaha mencari nafkah dengan cara yang halal.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

