BANJARMASIN, Desapenari.id – Duka menyelimuti perairan Sungai Barito! Pada Jumat (3/10/2025) lalu, sebuah kapal mesin atau klotok yang sarat dengan muatan, akhirnya harus menemui ajalnya di dasar sungai. Lebih mencengangkan lagi, insiden tragis ini ternyata mengangkut 1.000 karung batubara! Akibatnya, satu dari enam anak buah kapal (ABK) langsung dinyatakan hilang dan hingga detik ini, tim gabungan masih berjuang untuk menemukannya.
Tanpa basa-basi lagi, Kepala Kantor Basarnas Banjarmasin, I Putu Sudayana, segera mengonfirmasi kabar buruk ini. Berdasarkan laporan yang diterimanya dari lokasi kejadian, ia menjelaskan dengan tegas bahwa klotok malang tersebut sebenarnya ditumpangi oleh 6 orang kru sekaligus membawa 1.000 karung batubara yang jumlahnya fantastis. “Kapal klotok tanpa nama dengan panjang 6,5 meter tersebut mengangkut kurang lebih 1.000 karung batubara dan ditumpangi 6 orang,” ujar Sudayana kepada para wartawan dengan wajah serius, Jumat lalu.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Ternyata, beban batubara yang begitu berat diduga keras menjadi biang keladi utama musibah ini. Akibat muatan yang berlebihan itu, lambung kapal pun tidak mampu menahan tekanan dan akhirnya mengalami kebocoran. Namun, bencana tidak berhenti di situ; pompa kapal yang seharusnya menjadi penyelamat justru ikut macet total. Akibatnya, air yang terus menerobos masuk lewat bocoran tersebut sama sekali tidak bisa dibuang keluar. Alih-alih tertolong, kapal justru dengan cepat digenangi air.
Dengan demikian, kombinasi mematikan antara kebocoran dan pompa yang macet itu membuat klotok tidak memiliki kesempatan untuk bertahan. “Sehingga klotok tersebut karam dalam waktu singkat,” jelas Sudayana, menggambarkan betapa cepatnya kapal itu ditelan sungai. Bayangkan, dalam hitungan menit, kapal yang tadinya mengapung perlahan-lahan tenggelam ke dalam pusaran air yang kelam.
Pada detik-detik kritis saat klotok mulai tenggelam, kepanikan jelas melanda semua orang di atasnya. Meskipun situasinya sangat kacau, lima orang Anak Buah Kapal (ABK) akhirnya berhasil menyelamatkan diri. Dengan sisa tenaga dan insting bertahan hidup yang kuat, mereka berjuang berenang sekuat hati menuju tepian sungai. Sayangnya, tidak semua cerita berakhir bahagia.
Di tengah euforia keselamatan kelima rekannya, justru satu nyawa lainnya masih menjadi misteri. “Namun satu orang atas nama Ahmad Fauzi dilaporkan hilang dan masih dalam pencarian,” ungkap Sudayana dengan nada prihatin. Ahmad Fauzi, sang ABK yang hilang, seketika menjadi fokus utama dari seluruh operasi penyelamatan.
Mendengar kabar bahwa sebuah klotok telah karam di Sungai Barito, tim Basarnas Banjarmasin langsung bergerak cepat tanpa menunggu perintah lebih lanjut. Mereka segera menerjang ke lokasi kejadian untuk mengkoordinasikan dan membantu proses pencarian korban. Sayangnya, meskipun pencarian telah dilakukan secara intensif oleh tim gabungan hingga larut petang, korban bernama Ahmad Fauzi tetap tidak ditemukan. Harapan pun mulai berubah menjadi kecemasan.
Namun, ada secercah kabar baik di tengah operasi pencarian yang menegangkan ini. “Cuaca di lokasi kejadian dilaporkan cerah dan mendukung pelaksanaan pencarian,” tambah Sudayana. Cuaca yang bersahabat ini tentu menjadi angin segar bagi tim di lapangan, karena hambatan alamiah dapat diminimalisir. Meski demikian, fakta pahit harus diakui: “Korban atas nama Ahmad Fauzi masih dalam pencarian oleh tim gabungan,” pungkas Sudayana, menegaskan bahwa usaha untuk menemukan Ahmad Fauzi masih terus dilakukan dengan segenap tenaga.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com