BEKASI, Desapenari.id – Aksi bullying brutal yang menimpa seorang siswa SMK di Cikarang akhirnya mulai menemui titik terang. Polisi secara resmi telah menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam kasus yang menyita perhatian publik ini. Kelimanya merupakan pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap siswa kelas 10 berinisial AAI (16) hingga korban mengalami cedera serius.

Meningkatnya Status Hukum
Kapolsek Cikarang Barat, AKP Tri Baskoro Bintang Wijaya, dengan tegas menyatakan bahwa status kelima pelaku telah berubah. Awalnya, mereka hanya diperiksa sebagai saksi, namun bukti-bukti yang mengerucut memaksa aparat kepolisian meningkatkan status mereka menjadi tersangka. “Dari saksi-saksi, kami sudah naikkan status menjadi tersangka. Total ada 5 orang, 1 dewasa, 4 Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) yang merupakan siswa dari SMK yang bersangkutan,” ucap Tri Baskoro dengan jelas saat dikonfirmasi pada Jumat (19/9/2025). Pernyataan ini sekaligus menegaskan komitmen polisi untuk menindak tegas setiap pelaku kekerasan, tanpa pandang usia.

Komposisi Tersangka yang Mencengangkan
Selanjutnya, breakdown identitas tersangka pun cukup mencengangkan. Polisi mengungkapkan bahwa dari lima tersangka tersebut, hanya satu orang yang sudah berusia dewasa, yaitu 18 tahun. Sementara itu, empat tersangka lainnya masih berstatus sebagai anak di bawah umur. Fakta ini tentu saja menyiratkan bahwa kekerasan yang terstruktur bisa terjadi di lingkungan sekolah, melibatkan banyak pelaku dengan berbagai tingkat kelas.

Penyidikan yang Masih Berlangsung secara Intens
Di sisi lain, proses penyidikan tidak berhenti sampai di situ. Polisi dengan giat masih mendalami kasus ini dengan memeriksa banyak pihak. Hingga saat ini, tim penyidik telah berhasil memeriksa 12 orang saksi untuk melengkapi berkas perkara. “Untuk saksi, sudah 12 orang kami lakukan pemeriksaan, baik dari siswa, guru, dan orang tua korban,” tutur Kapolsek. Artinya, polisi sedang mengumpulkan semua sudut pandang untuk merekonstruksi kejadian sebenarnya dan memastikan keadilan bagi korban.

Kondisi Korban yang Memprihatinkan
Sementara proses hukum berjalan, satu hal yang paling menyedihkan adalah kondisi korban sendiri. Korban sama sekali belum bisa dimintai keterangan secara resmi oleh pihak kepolisian. Penyebabnya, kondisi fisiknya masih sangat memprihatinkan pasca menjalani operasi besar. “Untuk korban belum bisa dilakukan pemeriksaan karena masih kesulitan berbicara pasca operasi rahang,” ujar Baskoro. Hal ini jelas menunjukkan betapa parahnya kekerasan yang harus ditanggung oleh AAI.

Kilas Balik Kejadian Mengerikan
Sebelumnya, media telah memberitakan bahwa siswa kelas 10 SMK Negeri di Cikarang Barat tersebut menjadi korban kekerasan yang dilakukan secara beramai-ramai oleh sejumlah kakak kelas. Korban dipukuli hingga mengalami patah tulang rahang dan harus menjalani operasi bedah mulut. Ayah korban, Indra Prahasta (41), dengan pilu menceritakan bahwa insiden mengerikan itu terjadi pada Selasa (2/9/2025) sekitar pukul 11.20 WIB, justru pada saat jam istirahat sekolah dimana seharusnya suasana sedang santai dan aman.

Sebuah Peringatan Keras bagi Dunia Pendidikan
Akhirnya, kasus ini menjadi cambuk bagi semua pihak, terutama institusi pendidikan. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk menimba ilmu, bukan arena kekerasan yang dibiarkan. Penetapan lima tersangka ini diharapkan bisa memberikan efek jera, tidak hanya bagi pelaku langsung, tetapi juga bagi siapapun yang masih menganggap bullying sebagai hal yang sepele. Masyarakat pun kini menunggu proses hukum selanjutnya, berharap keadilan benar-benar ditegakkan untuk AAI dan keluarganya.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com