ENDE, Desapenari.id – Sebuah kabar duka menyelimuti komunitas nelayan di Ende, Nusa Tenggara Timur. Secara mengejutkan, seorang nelayan bernama Sarifail Alihusen (46) dilaporkan hilang secara misterius saat sedang mencari ikan di sekitar perairan Pelabuhan Pertamina Ende, Kelurahan Tetandara, Kecamatan Ende Selatan. Keluarganya pun kini diliputi kecemasan yang sangat mendalam, menanti setiap kabar dari tim pencari.
Tanpa menunggu lama, Kepala Kantor SAR Maumere, Fathur Rahman, segera mengonfirmasi tragedi ini. Beliau dengan jelas menyatakan bahwa pihaknya menerima laporan tentang korban hilang tersebut dari seorang warga bernama Samira. Selanjutnya, Fathur pun mulai memaparkan kronologi awal yang berhasil dihimpun dari keterangan keluarga.
Berdasarkan penuturan keluarga, pada Jumat (10/10/2025) yang lalu, korban dengan penuh semangat berangkat memancing. Sarifail berangkat menggunakan perahunya sendiri menuju area yang biasa didatanginya, yaitu sekitar perairan Pelabuhan Pertamina Ende. Sebagai informasi, kebiasaan korban adalah selalu pulang ke rumah tepat pada pukul 05.00 pagi hari. Akan tetapi, kali ini harapan itu pupus sudah; faktanya, hingga waktu yang telah ditentukan, korban sama sekali tidak terlihat kembali ke pelukan keluarganya.
Merasa ada sesuatu yang tidak beres, keluarga pun segera bertindak cepat. Mereka dengan sigap mengorganisir pencarian mandiri di sekitar area yang biasa disinggahi Sarifail. Dan yang membuat jantung mereka berhenti berdetak, mereka justru menemukan sebuah pemandangan yang sangat mencemaskan. Perahu yang ditumpangi Sarifail ditemukan dalam kondisi terbalik, hanya terombang-ambing sekitar 100 meter dari dermaga Pelabuhan Pertamina Ende. Penemuan tragis inilah yang kemudian memicu aksi lebih lanjut.
Tanpa ragu-ragu lagi, keluarga segera melaporkan temuan mengerikan ini kepada pihak berwenang. “Keluarga kemudian melaporkan kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke SAR Maumere,” tegas Fathur Rahman, menegaskan alur pelaporan tersebut. Dengan demikian, proses pencarian resmi pun segera dimulai untuk mengungkap misteri hilangnya Sarifail.
Selanjutnya, tim SAR pun langsung melakukan pendataan koordinat yang akurat. Fathur dengan cermat mencatat bahwa korban diperkirakan hilang pada koordinat 8°51.17’54”S – 122°39’56.93”E. Lebih detail lagi, titik tersebut memiliki radial 121.2° dan berjarak kurang lebih 3,71 kilometer dari Unit Siaga SAR Ende. Data teknis ini sangat krusial untuk memandu operasi penyelamatan.
Begitu laporan tersebut diverifikasi, tim SAR gabungan langsung bergerak dengan penuh semangat. Mereka segera diberangkatkan menuju lokasi kejadian dengan menggunakan rubber boat yang gesit. Bahkan, untuk mengantisipasi segala kemungkinan, tim juga dilengkapi dengan peralatan canggih seperti Pencari dan Penyelamat Air (palsar air) serta tim medis (palsar medis). Kesigapan ini menunjukkan komitmen tinggi untuk menemukan Sarifail dalam keadaan apapun.
Sementara itu, suasana duka dan tegang masih menyelimuti rumah tangga Sarifail. Setiap detik terasa sangat lama bagi mereka, berharap ada keajaiban yang terjadi. Di sisi lain, komunitas nelayan setempat juga turut merasakan kepedihan yang sama, karena insiden ini mengingatkan mereka semua akan betapa berbahayanya profesi yang mereka tekuni. Laut memang memberikan rezeki, tetapi ia juga menyimpan sejuta misteri dan bahaya yang siap menerkam kapan saja.
Selain itu, operasi pencarian ini benar-benar menjadi ujian nyata bagi kesigapan tim SAR di perairan Ende. Medan laut yang tidak bisa diprediksi menuntut keahlian dan ketangkasan yang luar biasa. Oleh karena itu, penggunaan rubber boat dan peralatan khusus menjadi pilihan utama untuk menjangkau setiap sudut yang mungkin. Setiap ombak yang diarungi mengandung harapan baru untuk menemukan saudara mereka.
Pada akhirnya, seluruh masyarakat diajak untuk turut berdoa agar proses pencarian ini membuahkan hasil. Doa-dara tulus mereka diharapkan dapat menjadi kekuatan bagi tim di lapangan dan keluarga yang menanti. Kita semua berharap, semoga Sarifail Alihusen dapat ditemukan dalam keadaan selamat dan kembali ke rumah dengan cerita yang akan diceritakannya kepada anak cucu. Namun, apapun hasilnya, semangat gotong royong dan kesigapan ini patut kita apresiasi bersama. Laut adalah kehidupan, tetapi keselamatan adalah yang utama.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com