Desapenari.id – Menjawab panggilan Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) secara resmi mengajak warga lokal untuk turun tangan dalam pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) tentang pembangunan dan rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Sesaot di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lebih jauh lagi, Menteri PU, Dody Hanggodo, dengan tegas menegaskan bahwa arahan Presiden ini memiliki filosofi yang mendalam. Pada intinya, beliau menyatakan, “Sesuai arahan Presiden Prabowo (Subianto), pelaksanaan Inpres ini harus melibatkan masyarakat lokal agar mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga berpartisipasi dan merasakan langsung manfaat pembangunan.” Dengan kata lain, pemerintah ingin memastikan bahwa geliat pembangunan ini benar-benar dirasakan oleh orang-orang yang tinggal paling dekat dengan proyek tersebut.
Mari kita lihat lebih dekat, di Lombok Barat, terdapat tiga jaringan irigasi yang sangat bergantung pada aliran dari Bendungan Meninting, yaitu DI Sesaot, Penimbung, dan Ketapang Orong. Nah, fokus utama dari pekerjaan fisik saat ini adalah mengoptimalkan fungsi saluran dari bendungan tersebut. Akibatnya, distribusi air ke lahan pertanian diharapkan menjadi jauh lebih efisien dan merata. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya, memang ada penyedia jasa profesional yang terlibat. Akan tetapi, Kementerian PU memastikan bahwa masyarakat lokal juga mereka libatkan secara aktif dalam setiap tahapan pekerjaan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.
Tak hanya sekadar memberi perintah, Menteri Dody pun turun langsung ke lapangan. Saat meninjau lokasi, dia bersama-sama dengan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal dan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Dwi Purwantoro justru mengadakan dialog interaktif dengan para petani penerima manfaat DI Sesaot. Dalam kesempatan yang hangat ini, para petani dengan bebas mengutarakan berbagai kendala dan menitipkan harapan besar mereka terhadap jaringan irigasi Sesaot yang sedang direhabilitasi ini. Merespons hal tersebut, Gubernur Iqbal pun mengapresiasi respons cepat Menteri Dody.
Tak lupa, Gubernur Iqbal juga menyampaikan pesan yang menggelegar kepada para petani untuk ikut serta menjaga saluran irigasi yang nantinya akan mereka gunakan. Dia mengingatkan dengan penuh semangat, “Jangan menunggu OP (Operasi dan Pemeliharaan) sepuluh tahun, lima tahun baru dirawat. Mana yang bisa dirawat sendiri, rawat. Kalau ada sedimentasi, habis banjir, sama-sama bantu dibersihkan. Supaya jangan menunggu sampai sedimentasinya tebal, baru dirawat.” Pesan ini jelas sekali menggambarkan komitmen pemerintah daerah untuk membangun kemandirian masyarakat.
Selanjutnya, Iqbal membeberkan kunci di balik kunjungan kerja ini. Ternyata, kunjungan kerja Dody ke Lombok merupakan tindak lanjut yang cepat atas pembahasan intensif dengan Presiden Prabowo. Tujuannya sangat jelas, yaitu memastikan program pembangunan dapat berjalan dengan efektif dan tepat sasaran. Secara gamblang, Iqbal menjelaskan, “Tadi kami mendampingi Bapak Menteri PU meninjau jaringan irigasi Sesaot yang sudah tua dan tidak berfungsi dengan baik. Kini sedang direhabilitasi oleh Kementerian PU, tidak hanya melibatkan penyedia jasa, tetapi juga masyarakat setempat.” Frasa ‘masyarakat setempat’ ini sengaja ditekankan untuk menunjukkan pola pemberdayaan, bukan sekadar pengerjaan proyek.
Lalu, sebesar apa sebenarnya proyek rehabilitasi ini? Ternyata, skalanya cukup mencengangkan! Rehabilitasi jaringan irigasi Sesaot memiliki luas fungsional yang mencapai 16,78 hektar. Belum lagi, panjang saluran primernya membentang sejauh 10,5 kilometer, ditambah lagi dengan saluran sekunder yang panjangnya 56,41 kilometer, dan saluran suplesi sepanjang 12,20 kilometer. Dengan kondisi infrastruktur sepanjang itu, rehabilitasi ini diharapkan dapat mendongkrak indeks pertanaman dari 280 persen menjadi 300 persen, sebuah peningkatan yang sangat signifikan untuk ketahanan pangan daerah.
Terakhir, bagaimana timeline pengerjaannya? Anda akan senang mengetahui bahwa kegiatan rehabilitasi ini telah resmi dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara Barat sejak 3 September 2025. Proyek besar ini rencananya akan berlangsung hingga 13 Desember 2025 dengan durasi total 170 hari kerja. Sebagai informasi, kontraktor yang dipercaya untuk mewujudkan ini semua adalah PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai kontrak Rp 4,11 miliar. Dan yang paling membanggakan, saat ini progres fisiknya telah mencapai 57,9 persen, sebuah kemajuan yang cukup pesat dan memberikan harapan baru bagi para petani Sesaot. Bahkan, semangat gotong royong warga yang telah terlibat secara aktif disebut-sebut sebagai salah satu motor penggerak utama percepatan proyek ini.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com