Jakarta (Desapenari.id) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pemerintah membentuk Badan Industri Mineral dengan satu tujuan utama: mengelola mineral strategis nasional. Secara khusus, badan baru ini akan berfokus pada pengelolaan rare earth atau logam tanah jarang, yang saat ini sedang menjadi pusat perhatian dunia.
“Kami melihat mineral dan industrinya sangat terkait erat dengan rare earth, dan ini memang sedang menjadi isu global,” jelas Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari Senin.
Selanjutnya, Airlangga memaparkan bahwa jenis mineral ini memiliki tingkat urgensi yang sangat tinggi. Pasalnya, dunia secara luas sangat membutuhkannya untuk berbagai teknologi masa depan, sehingga Indonesia harus memberikan perhatian khusus.
Badan baru tersebut, menurutnya, akan memegang peran strategis. Mulai dari mengekstraksi, melindungi, hingga pada akhirnya mengembangkan industri rare earth secara menyeluruh.
“Tahap pertama adalah mengekstrak rare earth, lalu memproteksinya, barulah kemudian membangun industrinya,” ucapnya menerangkan strategi berlapis tersebut.
Lebih detail, Airlangga menyebutkan bahwa produk akhir dari pengolahan rare earth adalah magnet dan baterai. Dia juga menambahkan bahwa kebutuhan akan rare earth ternyata berhubungan sangat erat dengan sektor pertahanan, mengingat hampir seluruh industri modern memerlukan magnet sebagai komponen yang absolut.
“Semua industri membutuhkannya. Untuk pertahanan juga sangat butuh. Intinya, hampir seluruh sektor industri memerlukan magnet,” tegasnya.
Selain itu, Airlangga juga menjelaskan alasan di balik penunjukan Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mendikbudristek), Brian Yuliarto, sebagai pemimpin badan baru ini. Alasan utamanya adalah karena badan ini juga akan menjalankan fungsi riset dan sains yang sangat krusial.
“Jadi, posisinya memang sangat dekat dengan ranah riset dan sains, terlebih untuk rare earth yang masih sangat membutuhkan banyak pengembangan,” jelas Airlangga.
Ketika ditanya mengenai potensi tumpang tindih fungsi antara Badan Industri Mineral dengan Kementerian ESDM serta Kementerian Perindustrian, Airlangga dengan tegas menyatakan bahwa setiap institusi telah memiliki ruang lingkup kerjanya masing-masing.
“Sebenarnya sudah ada pembagian scope tugas yang jelas,” tuturnya singkat.
Sebagai informasi, Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi mengangkat Mendikbudristek Brian Yuliarto sebagai Kepala Badan Industri Mineral yang baru.
Brian secara resmi mengemban tanggung jawab barunya ini setelah mengucapkan sumpah jabatan di Istana Negara, Jakarta, pada Senin pagi. Pengangkatannya sendiri berdasarkan pada Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 77P Tahun 2025 tentang Pengangkatan Kepala Badan Industri Mineral.
Pelantikan Brian ini sekaligus menandai dimulainya era baru untuk Badan Industri Mineral di Indonesia. Sebelumnya, tugas-tugas semacam ini ditangani oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara di bawah naungan Kementerian ESDM.
Keberadaan badan ini diharapkan dapat mempercepat dan mengoptimalkan hilirisasi sumber daya mineral Indonesia, seperti nikel, bauksit, tembaga, hingga rare earth. Tujuannya jelas, yaitu untuk memenuhi kebutuhan global akan energi bersih dan teknologi baterai yang terus melonjak.