Desapenari.id – Bayangkan suasana sukacita pesta hajatan yang tiba-tiba berubah jadi mimpi buruk! Inilah yang benar-benar melanda rumah Wasdiyar di Dusun Sabrang Kedol, Desa Tempursari, Sapuran, Wonosobo. Pada Rabu (3/12/2025) sore sekitar pukul 15.20 WIB, sebuah ledakan dahsyat tiba-tiba mengguncang acara hajatan yang tengah berlangsung meriah. Akibatnya, kobaran api hebat secara spontan melalap bagian rumah. Lebih mencekam lagi, lima orang harus meregang kesakitan dengan luka bakar serius, tiga di antaranya bahkan terpaksa dilarikan cepat ke rumah sakit. Berdasarkan hasil investigasi, semua malapetaka ini berpangkal dari sesuatu yang sering kita anggap sepele: sebuah kebocoran gas elpiji di dapur!
Lantas, bagaimana tragedi mengerikan ini bisa terjadi? Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Wonosobo, Sumekto Hendro, dengan rinci membeberkan kronologi yang menegangkan. Ternyata, kebocoran gas pertama kali terdeteksi saat warga sedang sibuk menyiapkan masakan untuk jamuan hajatan. Kemudian, dalam upaya panik menyelamatkan situasi, warga justru mengalihkan tabung gas bocor itu ke arah kolam. Namun, alih-alih meredam bahaya, langkah ini malah berbalik menjadi bumerang. Uap gas yang berhamburan justru dengan leluasa menyebar dan menyusup masuk kembali ke dapur. Pada detik itulah, saat uap gas tak kasat mata itu bersentuhan dengan sumber api, sebuah sambaran api mematikan langsung terjadi dan seketika memicu kobaran besar. Sumekto menyampaikan penjelasan ini pada Kamis (4/12/2025), sebagai sebuah peringatan keras untuk publik.
Setelah kejadian mencekam itu, tim Damkar Wonosobo langsung menerima laporan pada pukul 15.31 WIB. Tanpa menunda waktu, mereka segera bergegas menuju lokasi dan akhirnya tiba di TKP pada pukul 15.50 WIB. Selanjutnya, pertarungan sengit antara petugas dan si jago merah pun tak terelakkan. Butuh usaha keras hampir dua jam sebelum api akhirnya berhasil dipadamkan seutuhnya pada pukul 17.30 WIB. Meski begitu, api telah lebih dulu menghanguskan seluruh bagian dapur rumah seluas 5 x 3 meter. Sementara itu, kerugian material yang diderita keluarga korban ditaksir mencapai Rp 5 juta, namun aset senilai Rp 500 juta berhasil diselamatkan dari amukan api, ungkap Kepala BPBD.
Fokus utama setelah kebakaran tentu saja adalah kondisi para korban. Berikut adalah rincian lima orang yang menjadi korban keganasan api:
• Pertama, Hartono (54) menderita luka bakar seluas 35 persen sehingga harus dirujuk ke RSUD Wonosobo.
• Kemudian, Irnawati (40) juga mengalami nasib serupa dengan luka bakar 35 persen dan dirujuk ke rumah sakit yang sama.
• Sementara itu, Raina Kharisa (11) yang masih belia ‘hanya’ mengalami luka bakar 5 persen dan dapat menjalani perawatan jalan.
• Lalu, Embuh (55) turut menjadi korban dengan luka bakar 35 persen sehingga ikut dirujuk ke RSUD.
• Terakhir, Wahati (71) hanya mengalami luka ringan dan bisa ditangani dengan rawat jalan.
Dalam momen kritis ini, sinergi tim penolong tampak sangat solid. Operasi penanganan bencana secara masif melibatkan petugas gabungan dari BPBD Wonosobo, Damkar Wonosobo, TNI, Polri, hingga pemerintah kecamatan dan desa. Tidak ketinggalan, Relawan Penanggulangan Bencana (RPB) serta puluhan warga sekitar juga turun tangan membantu proses pemadaman dan evakuasi. Kolaborasi yang cepat inilah yang pada akhirnya mencegah kerugian lebih besar dan menyelamatkan banyak aset.
Merespons tragedi memilukan ini, Sumekto Hendro kembali menegaskan pentingnya kewaspadaan ekstra. Beliau secara khusus mengimbau masyarakat agar selalu memeriksa kondisi selang, regulator, dan tabung gas sebelum digunakan, terlebih saat ada acara besar seperti hajatan yang membutuhkan volume masak tinggi. “Kami juga menekankan, jika terjadi kebocoran, masyarakat sama sekali dilarang menyalakan sumber api dan diharuskan segera menghubungi petugas,” tegasnya. Peringatan ini bukan sekadar formalitas, tetapi pedoman keselamatan yang nyata bisa menyelamatkan nyawa.
Oleh karena itu, kejadian di Wonosobo ini wajib kita jadikan pelajaran berharga. Kesibukan persiapan hajatan atau acara besar lainnya jangan sampai membuat kita lengah terhadap keselamatan. Pemeriksaan rutin perangkat gas harus dibiasakan, dan prosedur darurat kebocoran gas harus dihapalkan oleh seluruh anggota keluarga. Ingatlah, satu kecerobohan kecil bisa membawa konsekuensi besar yang merenggut kebahagiaan. Mari bersama-sama menjaga keselamatan, dimulai dari hal paling sederhana di dapur kita sendiri.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

