BENGKULU, Desapenari.id – Penyidik Subdit Tindak Pidana Korupsi Ditreskrimsus Polda Bengkulu kini semakin agresif! Mereka baru saja menyita aset menggiurkan milik para tersangka dalam kasus korupsi yang mengguncang Perumda Tirta Hidayah Kota Bengkulu. Lebih spesifik, kasus ini mengular seputar penerimaan dan pengelolaan Pegawai Harian Lepas (PHL) selama periode 2023-2025. Tak main-main, barang bukti yang diamankan benar-benar bernilai tinggi!
Pertama-tama, mari kita fokus pada sitaan terbaru yang bikin mata terbelalak. Penyidik berhasil mengamankan dua bidang tanah premium yang terletak di kawasan elit Pondok Kubang, Kabupaten Bengkulu Tengah. Tanah ini bukan tanah sembarangan, melainkan aset strategis yang diduga kuat merupakan hasil dari tindak pidana korupsi. “Penyidik Tipidkor melakukan penyitaan terhadap dua bidang tanah yang berada di Bengkulu Tengah, milik tersangka,” tegas Kapolda Bengkulu Irjen Pol. Mardiyono, melalui pernyataan resmi yang dibacakan oleh Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Pol. Andy Pramudya Wardana, Senin (1/12/2025). Pernyataan ini sekaligus menegaskan komitmen kuat aparat untuk mengejar setiap rupiah uang negara yang diselewengkan.
Selanjutnya, kita perlu melihat rangkaian penyitaan ini sebagai sebuah upaya sistematis. Sebelum tanah tersebut disita, polisi ternyata sudah lebih dulu mengamankan dua unit mobil mewah. Mobil-mobil ini berasal dari tersangka kunci, yakni Samsul Bahari yang menjabat sebagai Direktur Perumda Tirta Hidayah dan tersangka Yanwar Pribadi. Yang paling mencengangkan, kedua kendaraan tersebut diduga kuat dibeli dari aliran uang suap dan gratifikasi yang diterima para tersangka. Dengan kata lain, aset-aset mewah ini merupakan bukti nyata dari kehidupan glamor yang dibiayai oleh uang haram.
Selain itu, penjelasan dari penyidik di lapangan semakin memperkuat dugaan ini. Kasubdit Tindak Pidana Korupsi Ditreskrimsus Polda Bengkulu, Kompol Muhammad Syahir Fuad Rangkuti, melalui Kanit 2 AKP Maghfira Prakarsa, dengan lugas menyatakan bahwa semua aset yang disita telah teridentifikasi sebagai bagian dari hasil kejahatan. “Sebelumnya kita lakukan penyitaan mobil, saat ini kita kembali sita aset berupa tanah milik para tersangka ya,” ungkapnya. Penjelasan singkat ini sekaligus menjadi sinyal bahwa penyidikan terus bergulir dan tidak akan berhenti pada titik ini.
Di sisi lain, proses hukum terhadap para tersangka juga terus berjalan tanpa henti. Hingga detik ini, penyidik masih aktif melakukan pemeriksaan mendalam terhadap semua tersangka maupun saksi-saksi kunci, tentu saja dengan berpedoman pada petunjuk dari jaksa penuntut umum. Targetnya jelas: berkas perkara yang solid dan komprehensif. Bahkan, berkas perkara yang penuh dengan bukti kuat ini ditargetkan untuk segera rampung dan segera dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Bengkulu. Artinya, tahap persidangan yang dinantikan publik sudah di depan mata.
Sebagai informasi penting, ketiga tersangka dalam kasus yang menggemparkan ini telah ditetapkan sebelumnya oleh Polda Bengkulu. Mereka adalah Samsul Bahari (Direktur), Yanwar Pribadi, dan Eki yang merupakan kepala bidang dan kasubbag di Perumda Tirta Hidayah. Mereka semua terjerat dalam dugaan suap dan gratifikasi yang mencemarkan proses penerimaan dan pengelolaan PHL. Dengan demikian, kasus ini membuktikan bahwa praktik korupsi seringkali melibatkan banyak aktor dari berbagai level dalam sebuah institusi.
Kemudian, masyarakat pasti bertanya-tanya, apa signifikansi penyitaan aset semewah ini? Tindakan penyitaan bukan sekadar untuk menambah barang bukti, tetapi merupakan langkah krusial untuk mengembalikan kerugian negara. Setiap jengkal tanah dan setiap unit mobil yang disita akan dievaluasi nilainya dan pada akhirnya diharapkan dapat dikembalikan untuk kepentingan rakyat. Inilah prinsip keadilan restoratif yang coba ditegakkan oleh penyidik.
Pada akhirnya, kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Polda Bengkulu, melalui kerja keras penyidik Subdit Tipidkor, telah menunjukkan performa yang patut diacungi jempol. Mereka tidak hanya menangkap pelaku, tetapi juga mengejar hasil kejahatan hingga ke aset-aset tersembunyi. Komitmen untuk memberantas korupsi hingga ke akar-aknya benar-benar diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan sekadar wacana.
Sementara itu, antusiasme publik terhadap pengungkapan kasus ini perlu terus dijaga. Transparansi dari pihak kepolisian dalam memberikan informasi perkembangan kasus sangat membantu membangun kepercayaan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan kasus Tirta Hidayah ini bisa menjadi momentum untuk pembersihan dan perbaikan tata kelola di berbagai Perumda lainnya di Bengkulu. Siapa lagi yang akan menjadi tersangka berikutnya? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya!
Sebagai penutup, gelombang pemberantasan korupsi di Bengkulu sepertinya semakin tak terbendung. Penyitaan tanah dan mobil mewah ini hanyalah puncak gunung es dari upaya panjang penyidikan. Masyarakat diimbau untuk terus mendukung dan mengawasi proses hukum ini hingga tuntas. Karena, pada hakikatnya, uang dan aset yang mereka peroleh secara tidak sah itu adalah milik rakyat Bengkulu yang harus dikembalikan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
