Desapenari.id — Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Wonosobo berhasil menggulung jaringan penipuan yang sangat rapi. Faktanya, mereka membongkar sebuah sindikat penjualan emas palsu yang bahkan sudah beroperasi lintas provinsi! Lebih mencengangkan lagi, sindikat ini ternyata sudah menjalankan aksinya selama lebih dari dua tahun dengan tenang. Akhirnya, pada Rabu (26/11/2025) lalu, polisi berhasil menangkap enam tersangka asal Jember, Jawa Timur, tepat usai mereka nekat beraksi di kawasan Pasar Induk Wonosobo. Bayangkan, selama ini mereka leluasa mengelabui pedagang dari Bali, Jawa Timur, hingga Jawa Tengah!

Kasat Reskrim Polres Wonosobo, AKP Arif Kristiawan, dengan tegas mengungkapkan detail investigasi. Ternyata, berdasarkan penyidikan mendalam, para pelaku ini sudah aktif sejak 2023! Yang lebih mengejutkan, mereka menjalankan operasinya dengan sangat terstruktur dan tercatat rapi. Polisi bahkan menyita sebuah buku catatan bercover batik warna merah yang menjadi ‘harta karun’ bukti. Di dalam buku itulah, seluruh nama kota, target toko emas, hingga hasil kejahatan mereka terdata dengan sangat rinci. “Buku tersebut sekarang menjadi barang bukti utama yang sangat vital,” tegas AKP Arif dalam keterangan resminya pada Rabu (17/12/2025). Dari catatan ‘buku kejahatan’ itu, terkuaklah fakta bahwa sindikat ini telah beraksi di sedikitnya 12 kota yang tersebar di tiga provinsi!

Lalu, bagaimana modus mereka? Ini yang harus diwaspadai! Khusus di Wonosobo saja, para pelaku sukses menjebak tiga toko emas dan mengakibatkan kerugian fantastis, mencapai Rp 47.9 juta. Pengungkapan kasus ini sendiri berawal dari kewaspadaan seorang pemilik toko emas yang merasa curiga dengan perhiasan yang baru dibelinya. Kemudian, setelah ia melakukan pengecekan mendalam, terkuaklah kebenaran yang mengejutkan: perhiasan tersebut hanya berlapis emas tipis atau sepuhan! Bukan hanya itu, pelaku juga melengkapinya dengan nota pembelian palsu yang terlihat sangat meyakinkan. Berbekal laporan ini, polisi langsung bergerak cepat dan berhasil mengamankan dua pelaku di lokasi kejadian.

Namun, penangkapan itu bukanlah akhir. Justru, dari pengembangan keterangan kedua pelaku tersebut, penyidik berhasil mengungkap jaringan yang lebih besar. Hasilnya, mereka pun menangkap empat tersangka lainnya yang ternyata sedang menunggu di dalam mobil di sekitar Alun-alun Wonosobo. Selanjutnya, polisi berhasil memetakan peran masing-masing tersangka dengan sangat jelas. YEN (44) diduga kuat menjadi otak sindikat yang mengoordinasikan pengumpulan dan penjualan emas sepuhan ini. Ia dibantu oleh anak kandungnya sendiri, RAS (25), yang bertugas khusus membuat nota pembelian palsu itu. Sementara itu, peran IY (32) sebagai pengemudi dibeberkan. Adapun tiga tersangka lain, yaitu NA (32), HDI (40), dan SK (35), bertindak sebagai ‘tim lapangan’ yang aktif menawarkan perhiasan palsu ke berbagai toko emas di banyak daerah.

Lebih lanjut, Kasat Reskrim juga mengungkap asal muasal barang haram itu. Ternyata, perhiasan emas sepuhan tersebut mereka dapatkan dari seorang pemasok misterius berinisial X, seorang warga Malang, Jawa Timur. Saat ini, pihak kepolisian telah menetapkan si pemasok sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) yang masih dikejar. Di sisi lain, AKP Arif Kristiawan memberikan imbauan keras kepada para pedagang emas di mana pun. “Kami minta semua pedagang agar selalu waspada tingkat tinggi, melakukan pengecekan berlapis terhadap setiap barang yang dibeli, serta tidak mudah percaya begitu saja pada nota pembelian, khususnya yang berasal dari luar daerah,” pesannya tegas. Imbauan ini jelas bukan tanpa alasan, melihat modus mereka yang sangat terencana.

Dalam penggerebekan spektakuler ini, polisi tentu saja mengamankan segunung barang bukti. Beberapa di antaranya adalah satu buku batik merah sang penuntut, satu alat timbangan digital silver, sembilan gelang emas palsu, satu kalung Italia dan satu kalung model ‘merica’ berwarna emas. Tidak hanya itu, dua lembar kertas karbon biru dongker, uang tunai senilai Rp 47.900.000, satu unit mobil Suzuki Ertiga silver bernopol P 1797 DG, serta banyak nota kosong dari berbagai toko emas juga turut diamankan. Akhirnya, seluruh tersangka pun harus berhadapan dengan hukum yang berat. Atas perbuatannya, mereka semua dijerat dengan Pasal 378 juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP tentang penipuan bersama. Hukuman maksimal yang mengancam mereka adalah empat tahun penjara.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com