Jakarta, Desapenari.id – Dalam sebuah langkah mengejutkan untuk memperketat pengelolaan program makan gratis bergizi, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, baru saja mengeluarkan aturan baru yang wajib diketahui semua pihak! Beliau dengan tegas menyatakan bahwa satu yayasan mitra Makan Bergizi Gratis (MBG) sekarang hanya boleh mengelola maksimal 10 dapur atau yang dikenal sebagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam satu provinsi yang sama.
Lantas, apa yang memicu aturan baru ini? Ternyata, kebijakan segar ini langsung digulirkan oleh BGN untuk merespons dengan cepat berbagai laporan mengejutkan dari masyarakat yang mengungkap adanya oknum-oknum yayasan nakal yang diduga menguasai puluhan SPPG dalam satu wilayah! “BGN telah menetapkan satu yayasan hanya boleh mengelola 10 dapur untuk provinsi yang sama. Jadi, kalau dia pindah provinsi hanya lima, itu sudah pasti, kecuali yayasan-yayasan yang berafiliasi dengan institusi, itu kita sudah batasi,” papar Dadan dengan jelas saat ditemui di Jakarta, pada Senin (17/11) malam lalu.
Selanjutnya, Dadan juga menegaskan dengan sangat jelas tentang mekanisme pendaftaran mitra. Beliau mengingatkan semua calon mitra bahwa pendaftaran untuk menjadi mitra BGN hanya bisa dilakukan melalui satu pintu, yaitu portal resmi mitra.bgn.go.id. Selain itu, yang paling penting, BGN dengan bangga menyatakan bahwa mereka secara profesional dan ketat menyeleksi semua mitra-mitra yang telah mendaftar sesuai dengan segala ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. “BGN tidak pernah tahu siapa yang mendaftar karena kita dasarnya adalah profesionalisme, kelengkapan, dan kesanggupan. Kemudian, yang paling penting bagi saya, mereka yang membangun SPPG, siapa pun itu, itu adalah pahlawan merah putih kita,” ujar dia dengan penuh semangat.
Tak berhenti di situ, Dadan kemudian memperjelas apresiasi tingginya kepada para pegiat gizi. Menurutnya, setiap warga negara yang dengan tulus membangun SPPG dan dengan konsisten menjaga kualitasnya untuk menyukseskan Program MBG adalah pejuang merah putih sejati. Para pejuang inilah yang secara nyata mempercepat penyediaan sarana dan prasarana MBG untuk memenuhi hak anak-anak Indonesia. “Karena kalau dengan uang pemerintah saja, pembangunan berjalan lambat. Saat ini sudah ada 15.267 SPPG, 100 persen itu dibangun dengan kemitraan. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,” ungkapnya dengan penuh haru.
Di sisi lain, sebagai bentuk komitmen kuat terhadap transparansi dan akuntabilitas, BGN kini juga telah meluncurkan kanal pengaduan super canggih, yaitu Sahabat Sentra Aduan Gizi Interaktif (SAGI) 127. Kanal ini secara khusus dibentuk untuk melayani segala bentuk aduan masyarakat tentang Program MBG dan yang paling hebatnya, layanan ini beroperasi non-stop selama 24 jam penuh! Salah satu aduan yang sangat dianjurkan untuk dilaporkan, menurut Dadan, tidak lain adalah terkait penyalahgunaan SPPG oleh oknum-oknum tertentu di berbagai wilayah.
Yang membuatnya lebih istimewa, seluruh Operator Sahabat SAGI 127 merupakan pegawai BGN pilihan yang telah dididik dan dilatih secara intensif untuk memahami konsep makan bergizi sampai ke akar-akarnya. Alhasil, isu apa pun yang ditanyakan oleh masyarakat dapat segera tertangani dengan solutif dan laporannya akan diteruskan dengan baik dan tepat sasaran. “Mereka harus terhubung dengan isu-isu terkini. Salah satu pendidikannya adalah mempelajari semua wawancara yang sudah saya berikan karena itu adalah garis besar apa yang harus disampaikan, termasuk seluruh petunjuk teknisnya harus dikuasai, termasuk mereka juga nanti harus memahami seluruh nomor telepon kepala SPPG di seluruh Indonesia, sehingga kalau ada aduan-aduan di daerah langsung terhubung ke Kepala SPPG,” tuturnya membeberkan strategi andalan mereka. Dengan demikian, program MBG diharapkan bisa berjalan lebih bersih, tepat sasaran, dan benar-benar murni untuk anak Indonesia.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

