YOGYAKARTA, Desapenari.id – Pemerintah Kota Yogyakarta secara resmi meluncurkan ekspansi besar-besaran layanan pembayaran parkir dengan memanfaatkan sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang kini sudah menjangkau total 100 titik parkir. Lebih menarik lagi, peluncuran layanan QRIS Parkir Digital ini sengaja pemerintah kota jadikan sebagai kado spesial dalam rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-269 Kota Yogyakarta, menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam menyambut era digital.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, dengan penuh semangat kemudian membeberkan alasan di balik perluasan layanan QRIS Parkir ini. Pada intinya, langkah ini bertujuan untuk mendongkrak efektivitas pelayanan publik secara signifikan sekaligus menjadi motor penggerak utama program digitalisasi transaksi keuangan daerah. Namun yang patut dicatat, Hasto dengan tegas menekankan bahwa kunci kesuksesan dari digital parking ini justru berada di tangan para petugas parkir di lapangan. Oleh karena itu, ia pun mencanangkan target yang ambisius: “Kami menargetkan pada akhir Desember 2025 nanti, kita sudah bisa mengoperasikan 350 titik parkir digital. Dan yang lebih menggembirakan lagi, pertengahan tahun depan (2026) kami sangat berharap sistem ini sudah bisa berjalan 100 persen atau mencakup sekitar 700 titik lokasi parkir di seluruh Yogyakarta,” papar Hasto pada Senin (6/10/2025).
Di balik layar, program QRIS Parkir yang canggih ini ternyata adalah buah kolaborasi yang solid dari banyak pemangku kepentingan. Secara khusus, program ini merupakan hasil sinergi brilliant antara Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Yogyakarta. Hebatnya lagi, tim kolaboratif ini menyatukan kekuatan dari institusi-institusi penting seperti Bank Indonesia, Bank BPD DIY, BPKAD Kota Yogyakarta, Dinas Kominfosan, serta Bagian Protokol Setda Kota Yogyakarta, yang semuanya bekerja sama dengan instansi terkait lainnya untuk memastikan program ini berjalan mulus.
Melihat ke depan, Hasto juga memberikan gambaran yang sangat memudahkan masyarakat. Kedepannya, masyarakat sangat diharapkan untuk mulai membiasakan diri menggunakan mobile banking untuk bertransaksi. Namun jangan khawatir, bagi warga yang masih belum terbiasa atau lebih memilih membayar secara tunai, para juru parkir dengan sigap akan siap membantu memasukkan transaksi tersebut ke dalam sistem QRIS. Dengan kata lain, tidak ada alasan bagi siapapun untuk tidak bisa menikmati kemudahan sistem baru ini.
Sementara itu, dari sisi tata kelola dan transparansi, Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, mengungkapkan sebuah poin yang sangat krusial. Menurutnya, transformasi menuju digitalisasi perparkiran ini merupakan bentuk komitmen bersama yang nyata untuk meningkatkan tiga hal sekaligus: transparansi, efisiensi, dan profesionalisme dalam pengelolaan retribusi parkir. Lebih lanjut, Agus menjelaskan, “Kehadiran pembayaran digital ini menjadi ikhtiar konkret kami untuk memangkas bahkan menghilangkan sama sekali praktik-praktik yang selama ini kerap merugikan masyarakat, seperti kelebihan bayar atau kesulitan dalam proses transaksi,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Sebagai informasi tambahan, Agus juga menyampaikan data penting bahwa saat ini Pemerintah Kota Yogyakarta sudah mendata secara resmi 738 juru parkir yang memiliki surat tugas dan diakui keabsahannya. Harapannya tentu saja, minat masyarakat untuk beralih menggunakan pembayaran QRIS ini akan terus melesat naik. Pada akhirnya, transparansi dan penerimaan daerah akan ikut terdongkrak, sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang lebih profesional bagi para juru parkir melalui program pembinaan yang intensif dan berkelanjutan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, beberapa lokasi yang menjadi pionir atau tempat uji coba awal sistem QRIS Parkir ini telah dipilih di kawasan-kawasan strategis. Lokasi-lokasi tersebut antara lain mencakup kawasan penyangga Malioboro yang selalu ramai, serta ruas-ruas jalan utama yang menjadi urat nadi kota, seperti Jalan Diponegoro, Jalan Mataram, Jalan Ahmad Dahlan, dan Jalan Katamso. Dengan dimulainya dari titik-titik vital ini, Pemerintah Kota Yogyakarta berharap adaptasi sistem baru dapat tersosialisasi dengan lebih cepat dan luas kepada masyarakat.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com