JAKARTA, Desapenari.id – Gempar melanda warga Palmerah! Tembok SMPN 130 Jakarta yang terletak di Kawasan Kota Bambu Utara, Jakarta Barat, secara mengejutkan roboh. Akibatnya, insiden ini tidak hanya menimpa sejumlah kendaraan milik warga, tetapi juga langsung memblokir akses jalan utama warga sekitar. Kemudian, berdasarkan pengamatan langsung di lokasi pada Sabtu (22/11/2025) pagi, pihak kontraktor akhirnya mulai membongkar puing-puing tembok yang rubuh tersebut setelah polisi membuka sejumlah police line yang sebelumnya dipasang.
Selanjutnya, kondisi di lokasi benar-benar memprihatinkan. Tim penyelamat menemukan fakta bahwa empat unit motor masih tertimbun di bawah reruntuhan tembok yang tebal. Bahkan, yang lebih mencengangkan lagi, satu unit motor yang terlihat di antara tumpukan puing sudah dalam kondisi rusak parah dan mungkin tidak bisa diselamatkan. Tidak berhenti di situ, robohan bangunan sekolah ini ternyata memiliki efek domino dengan mendorong sebuah tiang listrik di sekitarnya. Akibatnya, kabel-kabel listrik pun terjuntai dengan tidak aman dan menambah suasana mencekam di lokasi kejadian.
Di sisi lain, warga sekitar harus menghadapi kenyataan pahit. Reruntuhan tembok sekolah yang sangat besar itu benar-benar menutup akses jalan yang biasa mereka gunakan untuk beraktivitas. Oleh karena itu, beberapa warga yang terdesak dan harus segera melintas terpaksa mengambil risiko dengan berjalan kaki melewati gundukan puing-puing beton yang tajam dan berbahaya. Sementara itu, proses evakuasi dan pembersihan terus berjalan; seorang pekerja terlihat dengan gesit mengoperasikan mesin bobok beton untuk memecah reruntuhan besar. Sebuah eskavator besar juga dikerahkan untuk mengangkut tanah serta puing-puing sisa tembok ke dalam truk pengangkut. Tak heran jika pemandangan ini pun menarik perhatian puluhan warga yang dengan penuh rasa ingin tahu menyaksikan proses pengangkutan puing-puing tersebut dari balik garis polisi.
Lantas, kapan sebenarnya tragedi ini terjadi? Decky, sang Ketua RW 02 Kelurahan Kota Bambu Utara, akhirnya angkat bicara dan memberikan penjelasan rinci. Menurutnya, kejadian mengerikan ini sebenarnya sudah berlangsung sejak hari Kamis sekitar pukul 17.30 WIB. Lebih lanjut, Decky membeberkan sebuah fakta krusial; saat tembok itu roboh, di dalam area sekolah sedang berlangsung pengerjaan proyek renovasi untuk SMPN 130 Jakarta. “Pada saat kejadian,” ujar Decky menyampaikan, “warga sebenarnya sedang melakukan aktivitas seperti biasa. Namun, karena waktu itu hujan cukup deras, mereka kemudian melihat dengan mata kepala sendiri bahwa tembok ini sudah mulai goyang dan tidak stabil.”
Selanjutnya, Decky juga mengonfirmasi dampak yang lebih luas. Ia menyatakan dengan tegas bahwa setidaknya terdapat empat rumah warga yang ikut terdampak insiden ini, entah karena terkena reruntuhan atau aksesnya terhalang. Namun, kabar baiknya adalah, pihak Dinas Pendidikan Jakarta bersama dengan kontraktor pelaksana proyek sudah sigap mengambil tindakan. Mereka langsung menginventarisir seluruh kerugian yang diderita warga. “Yang pasti,” kata Decky meyakinkan semua pihak, “dari pihak kontraktor sendiri sudah menginventarisir semua kerusakan dan kelebihan-kelebihannya, mereka bahkan sudah menaksir nilainya, dan yang terpenting, mereka secara terbuka sanggup dan siap untuk bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensi dari kejadian ini.”
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

