PURWOKERTO, Desapenari.id – Sebuah insiden yang benar-benar memilukan dan mendebarkan jantung akhirnya menerjang Sekolah Alam Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Selasa (25/11/2025) sore. Tidak main-main, lantai dua sebuah bangunan yang seluruh strukturnya terbuat dari material kayu secara tiba-tiba ambruk dan runtuh berantakan. Akibatnya, bencana struktural ini dengan serta-merta menyebabkan sekitar 20 orang guru dan karyawan yang sedang berada di atasnya ikut terjungkal dan menderita luka-luka dengan beragam tingkat keparahan.
Pada saat yang hampir bersamaan, Rido (22), salah seorang pekerja di Sekolah Alam Purwokerto, dengan tidak sengaja menjadi saksi mata pertama yang menyaksikan langsung detik-detik pasca-kejadian. Menurut penuturannya, ia sendiri baru tiba di lokasi sekolah sekitar pukul 16.00 WIB. “Saya sendiri baru datang sekitar jam 16.00. Tiba-tiba saja, tanpa ada aba-aba sebelumnya, suara menggelegar ‘brak!’ memecah kesunyian sore. Spontan, saya langsung berlari kencang menuju sumber suara, dan yang saya temukan adalah pemandangan chaos; sudah banyak rekan-rekan yang tergeletak dengan kondisi luka-luka,” ujar Rido, yang pada detik-detik nahas itu justru sedang berada di area pelataran sekolah yang relatif aman.
Tanpa membuang waktu sedikitpun, proses evakuasi segera dilakukan secara massal dan spontan. Selanjutnya, semua korban yang terluka langsung dievakuasi dengan cepat dan penuh hati-hati ke beberapa rumah sakit terdekat oleh gabungan personel pemadam kebakaran yang profesional dan relawan yang dengan sigap datang membantu. Perlu diketahui, proses evakuasi yang rumit ini berhasil dilakukan berkat koordinasi yang solid dari semua pihak.
Menurut penjelasan lebih lanjut dari Rido, para korban ini sebenarnya adalah para fasilitator—yang merupakan sebutan khusus untuk guru di Sekolah Alam Purwokerto—ditambah dengan beberapa staf karyawan lainnya yang kebetulan sedang berkumpul di lantai dua bangunan tersebut. “Hari ini kan seharusnya menjadi hari yang membahagiakan karena kita merayakan Hari Guru. Berdasarkan informasi yang saya terima, mereka sedang mengadakan rapat evaluasi rutin. Untungnya, semua murid sudah pulang lebih awal, jadi sama sekali tidak ada kegiatan belajar-mengajar yang melibatkan anak-anak,” jelas Rido dengan jelas, memberikan konteks yang penting.
Lebih jauh lagi, bangunan yang menjadi episentrum tragedi ini ternyata adalah sebuah ruang pertemuan khusus yang terletak di lantai dua. Sebagai catatan penting, ruangan ini sebagian besar material penyusunnya memang menggunakan kayu, yang mungkin mempengaruhi kekuatan strukturalnya. “Memang, dari sononya bangunan itu adalah bangunan kayu. Akan tetapi, saya harus jujur kurang tahu pasti apakah sebelumnya sudah ada tanda-tanda keropos atau tidak. Soalnya, sudah cukup lama saya tidak naik ke bagian sana,” tambah Rido dengan nada menyesal, memberikan petunjuk tentang kemungkinan penyebab.
Sementara itu, hingga batas waktu pukul 17.30 WIB, proses investigasi forensik masih terus berlangsung secara intensif. Pada saat yang sama, kepolisian setempat masih dengan tekun melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) yang detail dan menyeluruh. Selain itu, mereka juga secara aktif masih meminta dan menghimpun keterangan dari sejumlah saksi mata kunci terkait dengan ambruknya lantai dua Sekolah Alam Purwokerto yang tragis ini. Investigasi yang komprehensif ini diharapkan dapat mengungkap akar penyebab kegagalan struktur tersebut.
Dengan demikian, komunitas sekolah kini tengah berduka, sementara pihak berwajib berusaha keras mencari jawaban atas musibah yang merusak hari perayaan ini. Oleh karena itu, seluruh masyarakat, terutama para orang tua murid, menantikan transparansi dan penjelasan resmi lebih lanjut. Akhirnya, kejadian ini menjadi pengingat yang mahal tentang pentingnya menjaga dan memeriksa secara rutin keamanan infrastruktur gedung, terutama yang digunakan untuk aktivitas publik seperti sekolah.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

