Los Angeles, Desapenari.id – Sebuah insiden tragis mengguncang California, Amerika Serikat (AS). Seorang pria tewas setelah sebuah mobil menabraknya di jalan bebas hambatan dekat Los Angeles. Korban diduga sedang berusaha kabur dari penggerebekan agen Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) yang terjadi secara dramatis pada Kamis (14/8) waktu setempat. Menurut laporan AFP, Jumat (15/8/2025), petugas belum mengungkap identitas pria yang tewas setelah nekat berlari ke tengah jalan padat kendaraan itu.
Kejadian ini bermula ketika para agen ICE tiba-tiba melakukan operasi di area pertokoan Home Depot, Monrovia – lokasi favorit para pekerja harian berkumpul mencari pekerjaan. Tanpa peringatan, seorang pria langsung panik dan berlari kencang meninggalkan tempat parkir toko. Sayangnya, bukannya selamat, ia malah masuk ke jalur jalan bebas hambatan yang sedang padat di jam sibuk.
Dylan Feik, Manajer Kota Monrovia, menjelaskan bahwa pihaknya memanggil polisi setelah menerima laporan tentang aktivitas mencurigakan petugas ICE. “Kami mendapat informasi tentang operasi imigrasi, tapi tidak menyangka akan berakhir seperti ini,” ujar Feik kepada media. Ia menambahkan bahwa pria itu berlari tanpa arah jelas sebelum akhirnya sebuah mobil yang melaju kencang menabraknya.
Juru bicara Patroli Jalan Raya California (CHP) menyatakan bahwa tim medis membawa pria berusia 40 tahun itu ke rumah sakit. Namun, dokter tidak bisa menyelamatkan nyawanya. “Korban meninggal beberapa jam kemudian karena luka parah,” jelas pernyataan resmi CHP. Sampai saat ini, baik CHP maupun pemerintah setempat belum mengungkap detail identitas pria tersebut.
Feik menegaskan bahwa pihak kota sama sekali tidak menerima pemberitahuan atau koordinasi dari ICE tentang operasi tersebut. “Kami belum mendapatkan komunikasi apa pun dari mereka,” tegasnya. Sementara itu, ICE sendiri masih belum menanggapi permintaan klarifikasi dari AFP.
Insiden ini kembali memunculkan pertanyaan tentang metode razia imigrasi yang sering berakhir chaos. Aktivis hak imigran langsung mengecam keras operasi semacam ini, karena menurut mereka petugas ICE seringkali bertindak gegabah di area publik tanpa memberikan peringatan yang memadai. “Ini bukan pertama kalinya operasi ICE berakhir tragis,” ungkap salah satu pegiat.
Bayangkan adegan mencekam itu: pria itu berlari sekuat tenaga dengan napas terengah-engah dan jantung berdebar kencang. Dari belakang, suara teriakan petugas semakin mendekat. Tanpa pikir panjang, ia menerobos jalanan padat – tapi takdir berkata lain. Sebuah mobil melaju kencang menghampiri, dan… brak! Semuanya berakhir dalam sekejap.
Komunitas pekerja harian di Monrovia kini dilanda ketakutan. Banyak yang khawatir operasi serupa akan terulang. “Kami hanya mencari kerja, bukan masalah,” keluh seorang pekerja yang enggan menyebut namanya. Ia menambahkan bahwa kejadian ini membuat banyak orang trauma untuk kembali ke lokasi tersebut.
Lalu, siapa yang harus bertanggung jawab? Apakah ICE terlalu agresif? Atau ini hanya kecelakaan tragis yang bisa dihindari? Pemerintah setempat tampaknya perlu meninjau ulang protokol operasi imigrasi agar tidak ada lagi nyawa yang melayang.
Satu nyawa telah hilang sia-sia. Sebuah keluarga berduka. Masyarakat pun resah. Kini, semua mata tertuju pada ICE: akankah mereka belajar dari tragedi ini, atau malah mengulanginya di masa depan?