Viral! tentara AS Tembaki 5 Rekannya di Markas Militer

GEORGIA, Desapenari.id — Seorang tentara Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) membuat geger setelah nekat menembak lima rekan satu unitnya di Pangkalan Militer Fort Stewart, Georgia, Rabu (6/8/2025). Aksi brutal ini langsung memicu kepanikan, dan pihak berwajib langsung bergerak cepat menyelidiki kasus ini.

Korban Selamat, Pelaku Langsung Diringkus

Tim medis segera membawa lima tentara yang menjadi korban ke rumah sakit dengan luka tembak. Kabar baiknya, kondisi mereka sekarang stabil—tiga di antaranya bahkan sudah menjalani operasi. Rekan-rekan Radford langsung bertindak cepat, melumpuhkannya sebelum korban bertambah.

“Prajurit lain bereaksi cepat, menghentikan pelaku sebelum lebih banyak korban berjatuhan,” tegas Brigadir Jenderal John Lubas, komandan Divisi Infanteri ke-3, dalam konferensi pers. Saat ini, pihak militer menahan Radford sambil menunggu proses hukum lebih lanjut.

Senjata Pribadi, Bukan Senjata Dinas

Yang menarik perhatian, Radford menggunakan pistol pribadi—bukan senjata dinas militer—untuk melukai kawan seunitnya. Padahal, aturan di Fort Stewart sangat ketat soal larangan membawa senjata api.

“Kami masih menyelidiki bagaimana senjata itu bisa masuk,” ungkap Lubas. Investigasi kini berfokus pada celah keamanan yang mungkin pelaku manfaatkan.

Kepanikan Melanda, Prajurit Berlindung di Gudang Senjata

Begitu tembakan meletus, petugas keamanan langsung mengunci seluruh pangkalan. Para prajurit berhamburan mencari tempat aman. Salah satunya, Shane Labbe (21), mekanik tank, yang bersama kawan-kawannya buru-buru bersembunyi di gudang senjata.

“Itu tempat paling aman,” cerita ayah Shane, Robert Labbe, yang saat kejadian berada di Connecticut. “Gue bilang, ‘Setidaknya lo bisa melawan kalau pelaku masuk!’”

Pesan Misterius Sebelum Menembak

Yang membuat merinding, Radford ternyata sempat mengirim pesan aneh ke bibinya. Menurut ayahnya, Eddie Radford (52), sang sersan menulis, “Aku sayang keluarga, dan akan berada di tempat lebih baik karena mau melakukan sesuatu.”

“Gue nggak nyangka dia bakal nekat kayak gini,” aku Eddie. “Dia emang sempat ngeluh soal rasialisme di sini dan lagi ngajuin mutasi, tapi nggak ada tanda-tanda bakal ngamuk.”

Riwayat Pelaku: Depresi dan Masalah Hukum Ringan

Radford dikenal sebagai prajurit tanpa catatan pelanggaran serius. Namun, catatan pengadilan menunjukkan dia pernah kena tilang karena mabuk saat menyetir dan menerobos lampu merah. Sidangnya rencananya digelar 20 Agustus mendatang.

Yang menarik, Radford tidak punya pengalaman tempur di zona perang. Brigjen Lubas juga menegaskan, “Kami belum tahu motif pastinya. Dia tidak punya riwayat gangguan mental berat, cuma pernah depresi sejak kecil karena ditinggal ibunya.”

Komunitas Militer Syok, FBI Turun Tangan

Insiden ini mengguncang warga Hinesville, kota kecil di sekitar pangkalan yang banyak dihuni veteran. Edward Dermody (62), mantan marinir, menggelengkan kepala, “Apa yang bikin seorang sersan tega menembak kawan sendiri? Ada apa di lingkungan itu?”

Penyelidik dari Army Criminal Investigation Division kini bekerja sama dengan FBI Savannah mengusut kasus ini. Mereka akan mengulik motif, latar belakang psikologis pelaku, dan apakah ada tekanan dari lingkungan militernya.

Sampai sekarang, pertanyaan besar masih menggantung: Apa yang membuat Radford kalap? Apakah karena tekanan rasial, depresi, atau ada konflik tersembunyi di unitnya?

Yang jelas, insiden ini menjadi alarm bagi militer AS untuk mengevaluasi sistem keamanan dan dukungan mental prajurit.

More From Author

Kantor Inspektorat Bima Ludes Terbakar!

Parah! Petugas Royalti Musik Datangi Kafe di Tebet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *