JAKARTA, Desapenari.id – Meski terbengkalai selama 11 tahun, Waduk Retensi Marunda di Cilincing, Jakarta Utara, ternyata masih mampu mengurangi risiko banjir. Warga setempat mengakui, sejak kehadiran waduk ini, banjir tak lagi melanda seperti dulu.
“Sejak waduk ini dibangun, banjir enggak pernah datang lagi,” ungkap Pardi (41), salah seorang warga, saat berbincang dengan Desapenari.id di lokasi, Rabu (28/5/2025). Padahal, sebelum waduk berdiri, kawasan rumahnya kerap menjadi langganan banjir. “Dulu banjir merata di sini, airnya bisa setinggi 80 sentimeter,” jelasnya.
Baca Juga: 11 Pendaki sempat hilang di bukit lincing, simak kronologinya
Pernyataan Pardi diamini oleh Warsi (30), warga lain yang juga merasakan manfaat waduk tersebut. “Iya, banjirnya sekarang jauh berkurang, nggak separah dulu. Meski pembangunannya mangkrak, waduk ini tetap berguna,” ujar Warsi. “Selain waduk, jalan yang sudah mereka cor di depan rumah saya juga ikut mencegah banjir,” tambah Warsi.
Pengerasan jalan tersebut rampung pada 2022. Sebelumnya, jalan di sekitar Waduk Retensi Marunda hanya berupa tanah merah berbatu yang mudah tergenang saat hujan deras.
Pemerintah DKI Jakarta mulai membangun Waduk Retensi Marunda pada 2014 ketika Joko Widodo masih memimpin sebagai Gubernur. Pemerintah DKI Jakarta merancang waduk ini tidak hanya untuk menampung air, tetapi juga mengubahnya menjadi destinasi wisata dengan taman-taman indah di sekelilingnya.
Sayangnya, hingga kini proyek tersebut belum juga selesai.
Meski pembangunannya tak kunjung rampung, waduk ini ternyata tetap memberikan manfaat signifikan bagi warga. Dulu, kawasan Marunda kerap terendam banjir dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Namun, sejak waduk berdiri—meski dalam kondisi setengah jadi—intensitas banjir menurun drastis.
Warsi menceritakan, selain waduk, perbaikan infrastruktur jalan juga turut berkontribusi. “Dulu kalau hujan deras, jalan langsung jadi kubangan. Sekarang, meski hujan lebat, air cepat mengalir,” tuturnya.
Meski terbukti mengurangi banjir, nasib Waduk Retensi Marunda masih belum jelas. Warga berharap pemerintah segera melanjutkan pembangunan agar waduk bisa berfungsi maksimal. “Kalau bisa dilanjutkan, kan lebih bagus lagi. Biar nggak cuma jadi tempat penampungan air, tapi juga bisa buat rekreasi,” harap Pardi.
Sementara itu, kondisi waduk yang terbengkalai justru memunculkan kesan ironis. Di satu sisi, ia berhasil mencegah banjir, tetapi di sisi lain, potensi optimalisasinya justru terabaikan.
Waduk Retensi Marunda membuktikan sebuah fakta menarik: meski pembangunannya belum tuntas, infrastruktur pengendali banjir ini tetap berhasil memberikan manfaat nyata bagi warga. Namun, ketidakjelasan kelanjutan proyek ini membuat warga merasa kecewa. Mereka berharap pemerintah tak melupakan janji untuk menyulap waduk ini menjadi ruang publik yang lebih bermanfaat.
“Semoga ada tindak lanjut. Jangan sampai manfaat yang sudah ada malah hilang karena proyeknya dibiarkan separuh jalan,” pungkas Warsi.