NUSANTARA, desapenari.id – Gemuruh mesin konstruksi dan derap langkah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sempat terhenti sejenak. Hari ini, seluruh perhatian tertuju pada momen sakral: perayaan Idul Adha 1446 H yang dipimpin langsung oleh Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, Jumat (6/5/2025). Di tengah gegap gempita proyek megah, Plaza Seremoni—tepatnya di Lapangan Sentra Massa—berubah menjadi ruang sunyi penuh khidmat, mengingatkan semua yang hadir bahwa IKN bukan hanya soal beton dan baja, melainkan juga tentang manusia dan nilai-nilai luhur.

Pembangunan Fisik dan Rohani yang Berjalan Beriringan

Biasanya, Lapangan Sentra Massa riuh dengan aktivitas pekerja dan suara alat berat. Namun, pagi ini, udara segar menggantikan debu konstruksi, dan gemericik air wudhu mengalun lembut di antara lantunan takbir. Basuki Hadimuljono, dengan suara tegas namun penuh kehangatan, menegaskan bahwa IKN harus menjadi lebih dari sekadar kota canggih. “Di sini, kami membangun peradaban,” ujarnya, seraya menatap ribuan mata yang hadir.

Ia melanjutkan, “Pagi ini, kami sengaja menghentikan sejenak derap pembangunan. Kami ingin bersyukur, berdoa bersama, dan merasakan kedamaian dalam kebersamaan.” Pesannya sederhana namun dalam: kemajuan infrastruktur harus seimbang dengan kemajuan spiritual.

Baca juga Gejala Awal Kanker Payudara: Kisah Nyata Pasien dan Deteksi Dini yang Menyelamatkan

Idul Adha: Momentum Refleksi di Tengah Kemegahan Proyek IKN

Perayaan Idul Adha tahun ini terasa istimewa. Bukan hanya karena lokasinya yang bersejarah—di tengah kawasan yang kelak menjadi pusat pemerintahan—tetapi juga karena maknanya yang dalam. Idul Adha mengajarkan pengorbanan, keikhlasan, dan kepedulian. Nilai-nilai itu, menurut Basuki, harus menjadi fondasi kehidupan di IKN.

“Kita sedang menapaki perjalanan panjang. Butuh ketulusan hati dan niat yang kuat,” tambahnya. Pesan itu seakan menjadi pengingat bahwa di balik gedung-gedung futuristik, ada jiwa-jiwa yang saling menguatkan.

Kebersamaan sebagai Fondasi Peradaban Baru

Acara berlangsung khidmat. Para pekerja proyek, pejabat, dan warga sekitar duduk berdampingan, menyerap setiap kata yang disampaikan. Beberapa bahkan terlihat berkaca-kala, mungkin teringat keluarga di kampung halaman atau terharu melihat harmonisasi perbedaan di tengah pembangunan.

Tak lama setelah khutbah usai, panitia segera memulai prosesi pemotongan hewan kurban. Mereka telah menyiapkan puluhan sapi dan kambing, dan akan membagikan dagingnya kepada masyarakat sekitar serta pekerja proyek. “Ini membuktikan bahwa kita membangun IKN dengan prinsip gotong royong,” tegas salah seorang panitia kurban.

Penutup: Doa untuk Langkah ke Depan

Sebelum acara berakhir, Basuki kembali menyampaikan pesan penuh harap. “Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H. Semoga Allah memberkahi setiap langkah kita membangun IKN.” Ucapannya disambut gemuruh takbir dan doa dari seluruh jamaah.

Momen ini membuktikan bahwa IKN tidak sekadar mengandalkan beton dan teknologi, melainkan juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan. Di tengah megahnya crane dan gedung pencakar langit, semangat kebersamaan dan ketulusan justru menjadi pondasi terkuat.

Plaza Seremoni Kembali Sunyi

Seiring berakhirnya acara, Lapangan Sentra Massa perlahan kembali sepi. Para pekerja bersiap melanjutkan aktivitas, membawa pulang semangat baru. Sementara itu, aroma daging kurban masih terasa di udara, mengingatkan semua orang bahwa pengorbanan dan kebersamaan adalah jiwa dari setiap kemajuan.

IKN mungkin akan terus berubah menjadi kota termodern di Asia, tetapi satu hal yang pasti: rohnya akan tetap hidup dalam setiap doa, pengorbanan, dan senyum kebersamaan warganya.