Risiko Konflik Israel & Iran

desapenari.com – Risiko konflik Israel Iran terbaru mengancam stabilitas kawasan dengan beberapa dampak mengkhawatirkan. Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan termasuk pihak yang mengungkapkannya.

Ia memperingatkan bahwa perang besar antara Israel dan Iran berisiko menimbulkan bencana kemanusiaan, termasuk gelombang pengungsi besar-besaran di kawasan Timur Tengah.

Erdogan memperingatkan para pemimpin kawasan melalui serangkaian panggilan telepon, menyusul eskalasi konflik Israel-Iran sejak Jumat (13/6/2025).

Erdogan memperingatkan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, “Israel berusaha menyeret seluruh kawasan ke dalam kobaran api.” (Pernyataan resmi Kepresidenan Turkiye, 14/6/2024)

Kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, Erdogan menegaskan bahwa kawasan Timur Tengah “tidak dapat menanggung satu krisis lagi”.

Jika perang meluas,” peringatkannya, “akan memicu gelombang migrasi tidak teratur ke seluruh kawasan.

Sebagai informasi, Turkiye saat ini sudah menampung jutaan pengungsi asal Suriah dan Iran, yang melarikan diri dari konflik dan tekanan pemerintahan otoriter di negaranya masing-masing. Keberadaan mereka telah memicu ketegangan politik di dalam negeri Turkiye sendiri.

Erdogan menegaskan Israel perlu “dihentikan” dan menyebutnya ancaman utama stabilitas kawasan, menurut laporan AFP.

Mengenai isu program nuklir Iran, Erdogan menekankan bahwa satu-satunya jalan penyelesaian adalah melalui jalur diplomasi dan perundingan.

Akibat sikap diam masyarakat Internasional terhadap Gaza

Ia juga mengecam dunia internasional yang tutup mata terhadap penjajahan dan genosida di Palestina.

Erdogan mengecam, “Sikap diam masyarakat internasional terhadap pendudukan dan genosida di Palestina memicu Israel bertindak sewenang-wenang, menginjak hukum, dan melakukan agresi secara terang-terangan.

Selain berbicara dengan pemimpin Iran dan Saudi, Erdogan juga menghubungi Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.

Sabtu malam, Erdogan menelepon Presiden AS Donald Trump untuk mendorong kelanjutan perundingan nuklir antara Washington dan Teheran.

Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbaz Sharif turut menyampaikan bahwa ia dan Erdogan sepakat menyebut serangan Israel terhadap Iran sebagai agresi tanpa alasan yang jelas, serta pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan ancaman bagi perdamaian kawasan.

Israel Lancar Serangan ke Iran, AS Pastikan Tak Andil

Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Iran pada Jumat malam, menewaskan 78 orang termasuk pejabat militer, ilmuwan nuklir, dan komandan senior.

Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel, yang menyebabkan 10 warga tewas dan lebih dari 200 orang terluka.

Seruan perang Israel-Iran diakhiri

Sejumlah pihak lain juga telah menyerukan untuk diakhirinya konflik Israel-Iran terbaru.

Misalnya, Uni Eropa pada Sabtu menyampaikan “kekhawatiran terdalam” atas meningkatnya konflik antara Iran dan Israel. Mereka menyerukan pengendalian diri untuk menghindari bahaya seperti kebocoran bahan radioaktif.

“Semua pihak untuk mematuhi hukum internasional, menahan diri dan tidak mengambil langkah lebih lanjut yang dapat mengakibatkan konsekuensi serius seperti potensi pelepasan radioaktif,” jelas UE, dalam komentar yang keluarkan oleh kantor Kaja Kallas, kepala kebijakan luar negeri blok tersebut.

“Kekhawatiran terdalam atas eskalasi berbahaya yang mengancam akan mengganggu stabilitas Timur Tengah menyusul serangan Israel terhadap Iran dan tanggapan Iran,” tambah mereka.

Uni Eropa menegaskan kembali dukungannya terhadap keamanan di kawasan, termasuk keamanan Negara Israel.

Israel menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir dan bertekad menghancurkan program nuklirnya, meski Teheran terus membantah.

Setelah serangan pertama Israel pada Jumat pagi, Iran membalas pada hari yang sama dengan serangan terhadap kota-kota Israel.

Presiden AS Donald Trump mengaku tahu rencana operasi Israel sebelum serangan mereka.

Namun, ia kembali menegaskan melalui akun Truth Social miliknya pada Minggu (15/6/2025) pagi, bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran.

Ia pun menegaskan bahwa bila Iran menyerang Amerika Serikat dalam bentuk apa pun, maka negara tersebut akan menghadapi balasan militer yang sangat besar.

“Jika Iran berani menyerang kami, bahkan sedikit saja, AS akan menghantam kalian dengan kekuatan terbesar dalam sejarah,” ancam Trump.

Trump menegaskan melalui Al Jazeera: “Kami bisa selesaikan kesepakatan Iran-Israel dan akhiri konflik ini dengan mudah!!!”

Sebagai catatan, selama masa jabatan pertamanya, Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir Iran yang dirintis pada masa Presiden Barack Obama tahun 2015, dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Teheran.

More From Author

Bocor Radiasi? Kondisi 3 Fasilitas Nuklir Iran Pasca-Serangan Israel

Pembunuhan di Labusel Berawal dari Pencurian Sawit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *