Jakarta, desapenari.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akhirnya bertemu muka dalam KTT NATO yang digelar di Belanda. Pertemuan keduanya berlangsung hangat, dengan pembicaraan intensif seputar konflik Ukraina-Rusia.

Menurut laporan AFP pada Rabu (25/6/2025), Zelensky mengungkapkan bahwa dirinya dan Trump menghabiskan waktu cukup lama untuk mendiskusikan berbagai hal, termasuk upaya menghentikan perang melalui gencatan senjata. “Kami benar-benar membahas langkah-langkah konkret untuk mencapai gencatan senjata dan perdamaian yang berkelanjutan. Selain itu, kami juga berbicara tentang strategi melindungi warga Ukraina,” jelas Zelensky dengan nada optimistis.

Sumber dari kantor kepresidenan Ukraina mengonfirmasi bahwa Zelensky merasa sangat puas dengan pertemuan tersebut. Pertemuan yang berlangsung sekitar 50 menit itu bahkan membuatnya menyampaikan rasa terima kasih kepada Trump. “Zelensky benar-benar apreasiatif dan merasa diskusi ini sangat produktif,” ungkap pihak kepresidenan Ukraina.

Baca juga Tim MMA Indonesia Raih 2 Emas di Kejuaraan Dunia 2025!

Di sisi lain, sumber terpisah yang dekat dengan AFP mengungkapkan bahwa kedua pemimpin juga membahas rencana penguatan sanksi terhadap Rusia. Tidak hanya itu, mereka juga memperbincangkan pengiriman bantuan senjata ke Kyiv untuk memperkuat pertahanan Ukraina di tengah invasi Rusia yang masih berlangsung.

Pembahasan Mendalam Soal Gencatan Senjata

Zelensky menekankan bahwa pertemuannya dengan Trump bukan sekadar formalitas, melainkan benar-benar membahas solusi nyata. “Kami tidak hanya bicara teori, tapi juga langkah-langkah praktis untuk menghentikan pertumpahan darah,” tegasnya.

Trump yang terkenal dengan gaya diplomasinya yang blak-blakan secara terbuka menyatakan dukungan penuhnya bagi Ukraina. Namun hingga saat ini, Gedung Putih belum merilis pernyataan resmi yang mengungkap detail kesepakatan apa saja yang mereka bahas.

Reaksi Positif dari Pihak Ukraina

Pertemuan ini jelas menjadi angin segar bagi Zelensky, yang selama ini terus mendorong dukungan internasional. “Ini adalah momen penting bagi kami. Kami merasa didengar,” ujar salah satu staf Zelensky.

Sementara itu, analis politik menilai pertemuan ini bisa menjadi titik balik dalam upaya perdamaian. Namun, masih harus dilihat apakah pembicaraan ini akan diikuti aksi nyata dari kedua belah pihak.

Trump dan Zelensky juga membahas rencana memperketat sanksi ekonomi terhadap Moskow. Pemerintah Rusia yang sudah terbebani berbagai pembatasan internasional kemungkinan besar akan menghadapi tekanan lebih berat jika AS dan sekutunya benar-benar menerapkan sanksi baru ini.

Di sisi lain, Ukraina terus membutuhkan pasokan senjata untuk mempertahankan wilayahnya. Bantuan militer dari AS dan sekutu NATO menjadi kunci utama dalam menjaga ketahanan Kyiv di medan perang.

Pertemuan ini memberi sinyal kuat bahwa AS masih berkomitmen mendukung Ukraina. Namun, dunia masih menunggu tindak lanjut konkret, apakah benar gencatan senjata bisa segera terwujud atau justru perang akan terus berlarut-larut.

Zelensky sendiri tampak bersemangat usai pertemuan. “Kami tidak akan menyerah. Kami akan terus berjuang untuk rakyat kami,” tandasnya penuh keyakinan.

Sementara itu, Kremlin belum memberikan tanggapan resmi terkait pertemuan ini. Namun, pemerintah Rusia terus menegaskan kesediaannya untuk berunding, dengan syarat semua kepentingan nasional mereka harus terpenuhi.

Pertemuan Trump dan Zelensky memang menciptakan optimisme baru, tapi banyak pihak masih skeptis. Catatan sejarah membuktikan bahwa pihak-pihak terkait sulit mencapai perdamaian di Ukraina karena harus memperhitungkan berbagai kepentingan geopolitik yang saling bersaing.

Namun, satu hal yang pasti: dialog tetap menjadi jalan terbaik. Dan pertemuan ini setidaknya membuka peluang bagi terciptanya perdamaian yang selama ini dinantikan.

Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya!