KARAWANG, Desapenari.id – Banjir 20 Kali/Tahun, Warga Karangligar Karawang Bosan Janji Palsu. Setiap tahun tanpa fail, Desa Karangligar di Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, harus berjuang melawan banjir lebih dari 20 kali. Warga di sana sudah muak mendengar janji-janji manis dari pemerintah yang tak kunjung terwujud. Padahal, mereka hanya butuh aksi nyata, bukan sekadar kata-kata.
Sudah belasan tahun, Karangligar dikenal sebagai langganan banjir. Meski pejabat dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional kerap datang meninjau, harapan warga ternyata masih jauh dari kenyataan. “Kalau banjir ya mengungsi, kalau surut beberes. Gimana lagi? Pasrah aja,” ujar Onih, salah seorang warga, dengan nada frustrasi.
Onih bercerita, dari tahun ke tahun, desanya tak pernah lepas dari genangan air. Bahkan, dalam sebulan, banjir bisa terjadi 4-5 kali. Bayangkan, hidup mereka terus dihantui oleh ancaman air yang datang tanpa ampun.
Baca Juga: Pernyataan Jokowi “Ini Sebetulnya Masalah Ringan”
Tak jauh berbeda, Nanih (53) juga merasa kecewa. Ia masih menunggu realisasi janji Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang pernah menjanjikan pembangunan bendungan dan rumah panggung. “Sampai sekarang enggak ada kabarnya. Yang penting rumah saya di sebelah barat dibantu,” ujarnya, kesal.
Cerita pilu Nanih semakin lengkap saat ia menggambarkan bagaimana rumahnya di RT 003 Dusun Pengasinan pernah terendam hingga setinggi kepala. Alhasil, ia terpaksa mengungsi ke rumah anaknya. Tapi ironisnya, jalan di depan rumah anaknya pun ikut kebanjiran pada Senin siang.
Tak hanya itu, Nanih juga geram dengan kondisi infrastruktur di wilayahnya, terutama jalan. Bersama warga lain, ia sudah berkali-kali demo, tapi sepertinya suara mereka tak didengar. “Capek, dari tahun ke tahun begini terus,” keluhnya.
Harapan terbesarnya? Banjir di desanya segera ditangani, terutama untuk SMP N 1 Telukjambe Barat yang sering jadi korban. “Lihat tuh, anak-anak jadi susah ke sekolah,” tambahnya.
1.600 Warga Terdampak, Banjir Masih Melanda
Menurut data terbaru dari BPBD Karawang (Selasa, 20/5/2025), jumlah warga terdampak banjir memang sedikit menurun. Tapi, angka 1.686 orang yang masih mengungsi tetap memprihatinkan. Sebelumnya, tercatat 1.831 orang terdampak, sementara rumah terendam berkurang dari 465 menjadi 462.
“Banjir masih terjadi di lima desa di tiga kecamatan,” jelas Ferry Muharam, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Karawang. Wilayah terparah? Desa Karangligar, Sukamakmur, Sukaharja (Telukjambe Timur), serta Kelurahan Karawang Kulon dan Tanjungpura (Karawang Barat).
Yang bikin ngeri, ketinggian air di Karangligar bisa mencapai 180 cm! Bayangkan, air setinggi orang dewasa menggenangi rumah-rumah warga. Penyebabnya? Luapan dua sungai besar, Citarum dan Cibeet, yang bertemu di sekitar Tanjungpura.
Janji Pemerintah: Ada Tapi Tak Jelas Realisasinya
Sebenarnya, pemerintah pernah menawarkan solusi. Misalnya, rencana pembangunan Bendungan Cibeet di Bogor, bendungan dan sumur pompa di pertemuan Cibeet-Citarum (oleh BBWS Citarum dan Pemkab Karawang), serta rumah panggung dari Gubernur Jabar.
Tapi sayang, semua rencana itu masih sekadar wacana. Warga sudah lelah menunggu. Mereka butuh tindakan cepat, bukan lagi janji-janji yang entah kapan jadi kenyataan.
Pertanyaannya sekarang: Kapan pemerintah benar-benar bergerak? Atau warga Karangligar harus terus hidup dalam ketidakpastian, menunggu banjir berikutnya datang tanpa solusi nyata?