TEHERAN, Exposenews.id – Dunia terhenyak! Kabar mengejutkan datang dari Iran pada Jumat (13/6/2025) dini hari. Israel melancarkan serangan dahsyat yang merobohkan markas besar Garda Revolusi Iran sekaligus merenggut nyawa Panglimanya, Jenderal Hossein Salami. Tak hanya itu, fasilitas nuklir dan militer di Teheran juga luluh lantak dihujani rudal. Sosok Salami pun langsung menjadi sorotan dunia. Siapa sebenarnya tokoh kunci di balik kekuatan militer Iran ini?
Dari Kampus Medan Perang
Hossein Salami memulai hidupnya di kota kecil Golpayegan pada 1960. Saat masih berkuliah, Perang Iran-Irak pecah dan mengubah jalan hidupnya. Tanpa ragu, ia memutuskan terjun ke medan perang dengan bergabung bersama Garda Revolusi Iran.
Karier militernya melesat seperti meteor. Berkat kecerdasan dan keberaniannya, ia berhasil menapaki tangga komando satu per satu. Hingga akhirnya, pada 2019, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei menunjuknya sebagai Panglima Tertinggi Garda Revolusi, menggantikan Mohammad Ali Jafari. Sejak saat itu, namanya pun masuk dalam daftar orang paling berpengaruh di Iran.
Garda Revolusi: Otot Kekuatan Iran
Jangan anggap remeh Garda Revolusi Iran (IRGC). Kelompok ini bukan sekadar pasukan biasa. Mereka lahir pasca-Revolusi 1979 dan kini menjelma menjadi tulang punggung pertahanan Iran. IRGC mengendalikan segalanya – mulai dari pasukan elite, rudal balistik, hingga proyek-proyek rahasia negara.
Malam Tragedi di Teheran
Tasnim, media pemerintah Iran, dengan tegas mengonfirmasi kabar duka ini. “Mayor Jenderal Hossein Salami, panglima kami, gugur dalam serangan Zionis ke markas besar,” tulis mereka.
Namun, Israel tak hanya berhenti di situ. Mereka juga mengklaim berhasil menewaskan sejumlah petinggi militer Iran, termasuk Kepala Staf Mohammad Bagheri dan para ilmuwan nuklir senior. Menurut The Times of Israel, serangan ini sengaja mereka lancarkan untuk menghentikan program nuklir Iran yang dianggap sangat berbahaya.
Khamenei Murka, Sumpah Balas Dendam
Reaksi datang seperti petir di siang bolong. Ayatollah Ali Khamenei langsung mengeluarkan pernyataan keras melalui IRNA. “Israel telah melakukan kejahatan! Mereka akan menyesal dan merasakan balasan yang pedih!” gertak pemimpin tertinggi Iran itu.
Khamenei mengakui kehilangan sejumlah komandan dan ilmuwan terbaiknya. Tapi ia menegaskan, “Para penerus mereka sudah siap melanjutkan perjuangan. Israel telah menandatangani kutukannya sendiri!”
Gempa Politik di Timur Tengah
Kematian Salami bukan sekadar kehilangan tokoh. Ini pukulan telak bagi struktur militer Iran. Para analis memprediksi, insiden ini akan memicu badai konflik yang lebih besar di kawasan.
Iran terkenal tak pernah tinggal diam. Mereka punya dua jurus andalan: serangan langsung atau lewat sekutu proxy di Yaman, Lebanon, dan Suriah. Sementara Israel masih bungkam, sumber militer mereka membela serangan ini sebagai “aksi pencegahan” terhadap ancaman nuklir Iran.
Warisan Sang Jenderal Besi
Selama memimpin IRGC, Salami menorehkan reputasi sebagai jenderal keras kepala yang anti-Barat. Di bawah komandonya, Iran memperkuat arsenal militernya dengan drone canggih dan rudal balistik. Ia juga kerap melemparkan ancaman terbuka kepada AS dan Israel, sambil bersumpah tak akan pernah mundur.
Kini, dengan kematiannya, dunia menahan napas. Apa langkah Iran selanjutnya? Serangan besar-besaran atau jalur diplomatik? Satu hal pasti: hubungan Iran-Israel sudah memanas seperti bara api.
baca juga: Israel Gempur Iran, Balasan Drone Langsung Mendarat!
Apa yang Akan Terjadi?
Situasi semakin mencekam. Masyarakat internasional khawatir ini akan memicu perang terbuka. PBB dan negara-negara besar didesak turun tangan. Tapi bagi Iran, darah Salami dan kawan-kawannya mungkin hanya bisa tertebus dengan darah pula.
Nah, menurut kalian? Akankah Iran langsung membalas, atau mereka akan menunggu waktu yang tepat? Satu yang pasti – drama di Timur Tengah belum akan berakhir sampai di sini!