desapenari.id – Kapal induk bertenaga nuklir milik Angkatan Laut AS, USS Nimitz (CVN-68), kembali mencuri perhatian setelah terdeteksi melintas di perairan Indonesia tanpa menyalakan transponder. Langkah ini memicu spekulasi, apalagi di tengah ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel yang sedang memanas.

Kadispenal TNI AL Laksamana Pertama Tunggul mengonfirmasi bahwa kapal raksasa ini terpantau di sejumlah titik strategis, mulai dari Laut Natuna Utara hingga Selat Malaka. USS Nimitz mematikan transpondernya secara sengaja tetapi tetap berhak melintas selama mematuhi aturan lintas damai dan tidak membahayakan kedaulatan negara yang dilalui.

Sejarah & Spesifikasi USS Nimitz: Bukan Kapal Biasa

USS Nimitz bukan sekadar kapal perang biasa.Sejak pertama kali resmi beroperasi pada 30 Juni 1975, kapal ini tidak hanya langsung menjadi simbol kekuatan maritim AS, tetapi juga menandai awal era baru dalam teknologi kapal induk. Pada awalnya, Newport News Shipbuilding Company membangun Nimitz dengan anggaran fantastis lebih dari $100 juta, dan hasilnya, kapal ini menjadi pelopor dari 10 kapal induk kelas Nimitz. Selain itu, keberadaan Nimitz tidak sekadar memperkuat armada AS, melainkan juga menancapkan dominasi Amerika di lautan global. Dengan kata lain, setiap komponennya dirancang untuk menunjukkan superioritas, sementara kemampuannya terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Alhasil, setelah hampir 50 tahun mengarungi samudera, Nimitz tetap menjadi ikon yang disegani.

Baca juga Pengedar Sabu Ditangkap Di Toilet SPBU Situbondo!

Nama kapal ini diambil dari Laksamana Chester W. Nimitz, pahlawan Perang Dunia II. Ukurannya benar-benar mengesankan:

• Panjang 333 meter (hampir 3 kali lapangan sepak bola!)
• Lebar dek 77 meter
• Luas dek 4,5 hektar (bisa menampung 90+ pesawat tempur & helikopter)
• Bobot 100.000 ton (lebih berat dari 5.000 bus!)

Dua reaktor nuklir A4W yang canggih menggerakkan USS Nimitz secara maksimal, menyuplai tenaga penuh yang membuatnya mampu beroperasi terus-menerus selama 20 tahun tanpa perlu pengisian bahan bakar sama sekali.

Senjata & Teknologi Tempur: Bisa Hancurkan Armada Sendirian

Jangan salah, Nimitz bukan cuma besar—dia mematikan. USS Nimitz mengoperasikan berbagai sistem persenjataan mutakhir, termasuk:

1. Rudal Sea Sparrow (jangkauan 14,5 km) → untuk serang udara
2. Sistem Raytheon RAM → pertahanan jarak dekat anti-rudal
3. Meriam Phalanx CIWS → enam laras, tembak 3.000 peluru/menit!
4. Radar SPS-48E & SPS-67V → deteksi ancaman udara & permukaan
5. Ship Self-Defense System (SSDS) → otomatis tangkal serangan

Deknya menggunakan sistem CATOBAR, memungkinkan jet tempur seperti F/A-18 Super Hornet lepas landas dan mendarat dengan efisien.

Pemadaman transponder Nimitz di perairan Asia Tenggara memicu spekulasi. Apakah kapal ini sedang menuju Teluk Persia untuk misi rahasia? Apalagi, ketegangan Iran vs Israel belakangan semakin panas.

TNI AL menegaskan, selama kapal asing mematuhi hukum internasional, Indonesia tidak akan mengambil tindakan intervensi. Namun, seluruh dunia tetap harus waspada—karena USS Nimitz bukan sekadar kapal perang biasa. Dengan kekuatan nuklir dan armada pesawat tempurnya, AS bisa mengerahkan Nimitz untuk mengubah keseimbangan kekuatan global secara tiba-tiba. Jika situasi geopolitik memanas, kapal ini mampu memicu eskalasi hanya dalam hitungan jam. Oleh karena itu, meski Indonesia bersikap netral, negara-negara lain terus memantau pergerakan Nimitz dengan cermat. Pasalnya, sejarah membuktikan, kehadiran kapal induk AS sering kali menjadi penanda operasi militer besar-besaran. Maka, meski transpondernya mati, mata dunia tetap tertuju pada raksasa laut ini.

USS Nimitz terus membuktikan diri sebagai penguasa lautan tak terbantahkan, memaksa dunia mengakui superioritasnya di setiap samudera!