ISLAMABAD, Desapenari.id – Sebuah helikopter MI-17 milik Pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa mengalami kecelakaan maut saat menjalankan misi kemanusiaan di Pakistan utara, Jumat (15/8/2025). Akibat cuaca buruk yang melanda, helikopter tersebut jatuh di daerah Pandiyali, Distrik Mohmand, menewaskan seluruh awak termasuk dua pilot.
Bencana Beruntun di Tengah Monsun Ganas
Hujan deras akibat musim monsun terus mengguyur Pakistan utara, memicu tanah longsor dan banjir bandang yang merenggut puluhan nyawa. Dalam 24 jam terakhir saja, korban tewas sudah mencapai 164 orang, dengan Khyber Pakhtunkhwa sebagai wilayah terdampak paling parah.
Ali Amin Gandapur, Kepala Menteri Khyber Pakhtunkhwa, membenarkan insiden tersebut. “Helikopter sedang mengangkut bantuan untuk korban banjir di Bajaur ketika terjatuh karena cuaca ekstrem,” ujarnya.
Misi Penyelamatan Berakhir Tragis
Tim penyelamat sebenarnya sedang berusaha membantu warga yang terisolasi akibat banjir. Namun, nasib malang justru menimpa mereka. Helikopter MI-17 yang seharusnya menjadi penyelamat, malah hancur berkeping-keping di tengah cuaca buruk.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pakistan melaporkan, 150 dari total korban jiwa berasal dari Khyber Pakhtunkhwa. Wilayah pegunungan ini memang rawan bencana saat musim hujan.
Peringatan Dini: Monsun Lebih Ganas dari 2022?
Badan Meteorologi Pakistan sudah mengeluarkan alarm untuk wilayah barat laut. Mereka meminta warga waspada dan menghindari area rawan longsor serta banjir.
Yang mengkhawatirkan, situasi ini mirip dengan tragedi 2022, ketika banjir monsun menenggelamkan sepertiga Pakistan dan menewaskan 1.700 orang. Apakah sejarah akan terulang?
Aksi Nyata Dibutuhkan, Bukan Hanya Peringatan!
Masyarakat setempat meminta pemerintah bertindak lebih cepat. “Kami butuh evakuasi segera, bukan sekadar imbauan,” protes seorang warga di Bajaur.
Sementara itu, operasi pencarian korban helikopter masih terus dilakukan. Cuaca buruk menyulitkan tim SAR, tetapi mereka berjanji tidak akan menyerah.
Belajar dari Bencana, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Bencana ini mengingatkan kita betapa pentingnya mitigasi risiko. Pemerintah harus memperkuat sistem peringatan dini dan infrastruktur tanggap bencana.
Di sisi lain, masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan. Hindari bepergian ke daerah rawan saat cuaca ekstrem, dan selalu siapkan rencana darurat.
Tragedi helikopter ini menjadi tamparan keras di tengah bencana monsun yang kian menjadi-jadi. Korban jiwa terus bertambah, dan aksi nyata sangat dibutuhkan.
Kita semua berharap, pemerintah dan masyarakat bisa bersinergi untuk mengurangi dampak bencana. Jangan sampai korban terus berjatuhan hanya karena ketidaksiapan!