Berita

Hotman Paris Tegas Bela Nadiem: “Nadiem Bersih, Tak Ada Uang Masuk!”

Posted on 9 September 20259 September 2025

by eko satrio

JAKARTA, Desapenari.id – Dalam sebuah konferensi pers yang digelar di Jakarta Pusat pada Senin (8/9/2025), kuasa hukum kondang Hotman Paris Hutapea secara tegas membela kliennya, Nadiem Makarim. Hotman memastikan bahwa mantan Mendikbudristek itu tidak menerima uang sepeser pun dari kasus pengadaan laptop Chromebook yang sedang ramai diperbincangkan.

Menurut Hotman, kasus yang menjerat Nadiem ini sangat mirip pola dan substansinya dengan kasus yang pernah menimpa eks Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong atau yang akrab disapa Tom Lembong. “Sekali lagi, tidak ada satu sen pun baik dari segi bukti rekening bank maupun dari segi saksi yang menyatakan Nadiem pernah terima uang, tidak ada. Jadi, persis sama dengan kasus Tom Lembong,” tegas Hotman dengan lantang di hadapan para awak media.

Selanjutnya, Hotman menjelaskan bahwa untuk menjerat seseorang dengan pasal korupsi, harus terbukti adanya unsur memperkaya diri sendiri. Namun, dalam kasus Nadiem, unsur tersebut sama sekali belum terbukti. “Dari segi unsur memperkaya diri, belum terbukti. Kan korupsi itu kan harus memperkaya diri atau memperkaya orang lain. Jadi, untuk memperkaya diri, belum ada bukti,” paparnya dengan jelas.

Lebih lanjut, Hotman menerangkan bahwa unsur ‘memperkaya orang lain’ hanya bisa ditetapkan jika ditemukan praktik mark-up dalam proses pengadaan. Akan tetapi, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) justru telah melakukan audit sebanyak dua kali terhadap proyek tersebut.

Hasil audit BPKP ini, ungkap Hotman, justru menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran dalam proses pengadaan Chromebook. “Jadi, menurut BPKP, sepanjang menyangkut harga, tidak ditemukan mark-up. Bayangkan, coba BPKP mengatakan dari segi harga tidak ada hal-hal yang mencurigakan yang mempengaruhi ketepatan harga, bahasa tertulisnya berarti, bahasa awamnya, tidak ada mark-up,” ujarnya meyakinkan.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung memang telah resmi menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook untuk program digitalisasi pendidikan. Pengumuman penetapan tersangka ini disampaikan langsung oleh Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus, Nurcahyo Jungkung Madyo, pada Kamis (4/9/2025).

Berdasarkan hasil penyelidikan Kejaksaan, Nadiem disebut-sebut terlibat sejak awal dalam pertemuan dengan Google Indonesia. Pertemuan ini membahas penggunaan sistem operasi Chrome OS dalam perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang diadakan pemerintah. Bahkan, Kejaksaan menyoroti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 5 Tahun 2021 yang dianggap ‘mengunci’ penggunaan sistem operasi tersebut.

Akibat dari dugaan ini, Kejaksaan Agung memperkirakan kerugian negara mencapai angka yang fantastis, yakni Rp 1,98 triliun. Meski demikian, jumlah pasti kerugian negara masih menunggu hasil perhitungan resmi dari BPKP.

Atas dugaan tersebut, Nadiem akhirnya dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 juncto Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Pasca penetapan tersangka, Nadiem langsung menjalani masa penahanan selama 20 hari pertama di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com