Berita

Program MBG Berujung Petaka, 130 Siswa di Sumbawa Keracunan, Satu Dapur Ditutup Paksa

Posted on 28 September 202528 September 2025

by eko satrio

SUMBAWA, Desapenari.id – Sebuah insiden menggemparkan tengah melanda dunia pendidikan di Sumbawa! Bukannya mendapat manfaat, polisi justru sedang menyelidiki dugaan keracunan massal yang menimpa 130 siswa usai mereka menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kasat Reskrim Polres Sumbawa, AKP Dilia Pria Firmawan, secara tegas membenarkan laporan mengejutkan ini. Selain itu, ia menegaskan bahwa langkah penyelidikan mereka sudah mencakup pengambilan sampel makanan langsung dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang diduga menjadi sumber masalah.

“Benar, saat ini kami sedang melakukan penyelidikan dugaan keracunan yang dialami ratusan siswa di Kecamatan Empang setelah menyantap menu MBG,” ungkap Dilia dengan serius saat dikonfirmasi pada Sabtu (27/9/2025). Lebih lanjut, ia membeberkan bahwa informasi awal yang mencengangkan ini mereka peroleh dari laporan masyarakat yang panik. Pasalnya, banyak orang tua melaporkan bahwa anak-anak mereka, yang merupakan siswa sekolah di Kecamatan Empang, tiba-tiba mengalami gejala keracunan massal usai mengonsumsi MBG. Menanggapi laporan ini, pihak kepolisian pun langsung bergerak cepat untuk melakukan interogasi awal terhadap sejumlah saksi kunci.

Tak berhenti di situ, para penyidik juga langsung turun tangan mendata dengan cermat jumlah siswa yang diduga menjadi korban keracunan. Mereka mendata dengan rinci, baik siswa yang terpaksa menjalani rawat inap maupun yang hanya menjalani rawat jalan di dua fasilitas kesehatan terdekat, yakni Puskesmas Tarano dan Puskesmas Empang. Kemudian, untuk memastikan sumber makanan yang diduga menjadi biang keladi, polisi dengan sigap meninjau langsung dapur MBG di Desa Bukit Eja.

“Kami juga mendata dengan teliti semua jenis menu makanan yang disajikan oleh program MBG yang diduga kuat menjadi pemicu kejadian keracunan ini,” sebut Dilia menjelaskan langkah kerja penyidik. Sebagai langkah krusial dan tidak bisa ditawar, tim penyidik pun segera mengambil sampel makanan dari dapur tersebut. Selanjutnya, sampel-sampel kritis ini mereka kirim untuk segera diuji ke dua instansi berwenang, yaitu BPOM Provinsi NTB dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa.

“Namun, hasil uji laboratorium dari BPOM diperkirakan baru bisa kita ketahui dalam waktu kurang lebih 14 hari ke depan. Saat ini, pihak kepolisian masih harus menunggu dengan sabar untuk mendapatkan hasil resmi tersebut. Hasil lab inilah yang nantinya akan menjadi penentu utama bagi kita untuk mengambil langkah hukum selanjutnya,” tegasnya dengan penuh kewaspadaan. Sementara menunggu kepastian dari hasil uji lab, dapur SPPG yang biasanya sibuk menyiapkan makanan untuk ratusan siswa tersebut terpaksa mereka hentikan sementara operasionalnya sebagai dampak langsung dari kasus yang membuat heboh ini.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com