Desapenari.id – Heboh! Proses lelang kapal super tanker MT Arman 114 beserta muatan minyak mentahnya yang digelar via lelang.go.id justru berakhir dengan kegagalan total. Faktanya, sampai batas waktu penutupan lelang pada Selasa (2/12/2025) pukul 14.00 WIB, tidak ada satu pun peserta yang berani mengajukan penawaran. Dengan kata lain, lelang megah ini benar-benar kehilangan peminat sejak awal.
Selanjutnya, Kepala Bidang Hukum dan Informasi KPKNL Batam, Rahmat, pun membenarkan kejadian ini. Menurut penjelasannya, meski seluruh tahapan lelang sudah berjalan sesuai prosedur, hasil akhirnya tetap nihil. “Tidak ada peserta yang memasukkan penawaran. Artinya, tidak ada pemenang lelang,” tegas Rahmat pada Selasa itu. Lebih lanjut, Rahmat mengungkap bahwa proses lelang ini ternyata diwarnai berbagai kendala teknis yang cukup mengganggu. Contohnya, sistem lelang.go.id sendiri beberapa kali sulit diakses oleh para calon peserta. Selain itu, persyaratan administratif yang sangat banyak dan rumit akhirnya membuat sejumlah perusahaan kewalahan dan gagal melengkapi dokumen tepat waktu.
Di sisi lain, Rahmat juga menegaskan dengan jelas bahwa panitia lelang sama sekali tidak memiliki kewenangan untuk membahas aspek perkara atau dasar hukum penyitaan kapal tersebut. Akibatnya, dengan tidak adanya peserta sama sekali, kapal dan muatannya secara otomatis dinyatakan tidak laku. Lalu, apa tindak lanjutnya? Rahmat menyampaikan bahwa objek lelang yang sangat berharga ini akan dikembalikan terlebih dahulu ke kejaksaan untuk dibahas ulang sebelum nantinya kemungkinan akan dilelang kembali. “Untuk perkara, seluruhnya menjadi kewenangan kejaksaan,” pungkasnya, menegaskan batas wewenangnya.
Kemudian, minimnya peserta lelang ini juga dibenarkan langsung oleh Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Batam, Priandi Firdaus. Ia mengonfirmasi bahwa benar-benar tidak ada perusahaan yang terdaftar sebagai peserta hingga hari penutupan. “Informasi dari KPKNL, dokumen dari beberapa calon peserta tidak lengkap, sehingga tidak ada yang mendaftar,” jelas Priandi. Selanjutnya, Priandi mengatakan bahwa pihak kejaksaan kini masih menunggu arahan dari Kejaksaan Agung mengenai langkah strategis selanjutnya. “Kami menunggu petunjuk dari Kejagung,” tambahnya, menunjukkan bahwa proses ini masih belum menemui titik terang.
Yang menarik, situasi ini justru sangat kontras dengan antusiasme awal. Sebelum lelang digelar, panitia bahkan sempat mengadakan aanwijzing atau penjelasan lelang di Aula Kejaksaan Negeri Batam pada 24 November 2025. Acara tersebut konon dihadiri oleh 19 perusahaan! Namun sayangnya, antusiasme itu ternyata hanya sebatas kehadiran fisik. Pasalnya, tak satu pun dari perusahaan-perusahaan itu yang kemudian melanjutkan dengan mengajukan pendaftaran resmi. Alhasil, lelang pun gagal sebelum pertaruhan dimulai.
Nah, bagi yang penasaran, kapal MT Arman 114 ini sendiri menyimpan cerita besar. Kapal ini merupakan barang rampasan negara hasil dari perkara pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh nakhoda Mahmoud Mohamed Abdelaziz Mohamed Hatiba. Statusnya sebagai barang rampasan ini ditegaskan berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Batam Nomor 941/Pid.Sus/2023/PN.Btm. Kapal berbendera Iran ini bahkan disebut-sebut sebagai salah satu aset terbesar yang dieksekusi oleh kejaksaan tahun ini! Objek lelangnya sendiri terdiri dari satu unit kapal tanker buatan Korea Selatan tahun 1997 dan muatan minyak mentah yang mencapai 166.975 ton. Nilai limit lelangnya ditetapkan dengan angka fantastis, yaitu Rp1.174.503.193.400! Bayangkan, jaminan lelangnya saja minimal mencapai Rp118 miliar.
Terakhir, ada satu faktor rumit lagi yang diduga menjadi penyebab lesunya minat lelang. Selain berstatus sebagai barang rampasan, kapal MT Arman 114 ini konon masih bersinggungan dengan perkara perdata lain yang belum tuntas. Tentunya, kondisi hukum yang belum benar-benar bersih ini membuat calon pembeli berpikir dua kali. Sayangnya, detail lebih jauh mengenai proses perdata ini tidak dapat dijelaskan oleh panitia lelang karena memang di luar kewenangan mereka. Akhirnya, kapal raksasa senilai triliunan itu pun harus kembali ke tangan kejaksaan, menunggu keputusan berikutnya dalam sebuah lelang yang penuh tanda tanya.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
