MAKASSAR, Desapenari.id – Dalam sebuah perkembangan yang menyentuh hati, pihak keluarga awak kapal ambulans yang misterius hilang di perairan ganas Selat Makassar, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, kini secara resmi memohon dengan sangat kepada tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar. Mereka mendesak agar operasi pencarian kapal yang hilang itu dibuka kembali. Pasalnya, sebelumnya Basarnas Makassar telah mengambil keputusan untuk secara resmi menutup operasi pencarian kapal ambulans tersebut. Keputusan penutupan ini mereka ambil setelah tim mereka berjuang selama tujuh hari penuh melakukan penyisiran intensif di beberapa titik jalur pelayaran, sayangnya tanpa membuahkan hasil sedikit pun.
Dengan suara penuh harapan, Edi Tahir, anak dari M Tahir (65) yang merupakan salah satu nakhoda kapal ambulans, mengungkapkan permohonan keluarganya saat dikonfirmasi pada Kamis (23/10/2025). “Kami benar-benar meminta tolong kepada pihak Basarnas untuk kembali melakukan pencarian. Kami selaku pihak keluarga sangat berharap agar segala cara bisa diupayakan untuk memulai kembali operasi pencarian ini,” pintanya dengan nada mengharukan.
Keluarga dan Warga Tetap Lanjutkan Pencarian Secara Mandiri dengan Semangat Pantang Menyerah
Meskipun operasi pencarian resmi dinyatakan telah ditutup, hal ini sama sekali tidak mematahkan semangat keluarga korban dan masyarakat setempat di Pulau Tinggalungan. Mereka justru menunjukkan tekad baja dengan tetap melanjutkan upaya pencarian secara mandiri. Dengan penuh keberanian, mereka mengerahkan segala daya dan upaya menggunakan kapal-kapal tradisional milik warga yang sederhana. “Iya, kami masih tetap mencari tanpa henti. (Tim SAR berhenti) memang karena sudah mencapai batas tujuh hari, jadi mereka pun harus kembali ke Makassar,” jelas Edi dengan logika yang dipahami namun tetap menyisakan duka.
Tidak hanya itu, Edi juga menyuarakan kekecewaan yang mendalam karena pihak keluarga belum merasakan sekali pun kunjungan dari pemerintah daerah Kabupaten Pangkep sejak kapal ambulans tersebut pertama kali dinyatakan hilang. “Sampai detik ini belum ada sama sekali, bahkan mereka belum pernah sekalipun datang untuk bertemu dan menghibur keluarga kami yang sedang berdua,” bebernya dengan suara lirih yang menyiratkan kekecewaan.
Kisah di Balik Kapal Ambulans Pahlawan Pulau Terpencil
Sebagai informasi penting, kapal ambulans tradisional yang hilang ini sebelumnya memegang peran yang sangat vital. Kapal ini secara rutin digunakan untuk melayani kebutuhan mendesak masyarakat di pulau-pulau terluar Kabupaten Pangkep yang seringkali kesulitan mengakses layanan kesehatan. Kapal yang penuh muatan kemanusiaan tersebut pada saat kejadian dinahkodai oleh seorang pelaut berpengalaman, M Tahir (65), yang didampingi oleh dua anak buah kapal (ABK) yang tak kalah tangguhnya, yaitu Najamuddin (55) dan Hasri (60).
Kronologi lengkapnya menyebutkan bahwa kapal berkapasitas 18 penumpang ini memulai pelayarannya dari Pulau Tinggalungan dengan tujuan menuju Pulau Dawakkang pada hari Senin (13/10/2025) sekitar pukul 07.00 WITA. Akan tetapi, yang membuat semua pihak cemas, hingga malam hari tiba, kapal ambulans tersebut tak kunjung terlihat sampai di lokasi tujuan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pencarian Intensif 7 Hari yang Berakhir Pilu
Akibat kejadian yang mencemaskan itu, pihak keluarga dengan cepat melaporkan kejadian hilangnya kapal. Selanjutnya, tim SAR gabungan yang terdiri dari berbagai elemen langsung diterjunkan untuk melakukan operasi pencarian besar-besaran selama tujuh hari penuh di sekitar area Selat Makassar yang dikenal berarus kuat. Namun, sangat disayangkan, hingga operasi pencarian tersebut akhirnya dihentikan, tim SAR belum berhasil menemukan sedikitpun tanda-tanda keberadaan kapal maupun nasib ketiga awaknya yang pemberani.
Kini, di tengah kepiluan yang mendalam, keluarga besar awak kapal ambulans hanya bisa menggantungkan sisa-sisa harapannya kepada Basarnas dan pemerintah daerah. Mereka berharap agar kedua institusi tersebut mau membuka kembali operasi pencarian dan memberikan perhatian yang lebih serius terhadap nasib para korban yang hingga detik ini masih menjadi misteri. “Kami masih terus berharap, semoga saja pencarian dibuka lagi. Kami hanya ingin tahu bagaimana kondisi bapak saya dan kedua rekannya saat ini,” ujar Edi dengan lirih, menggambarkan betapa besar rasa rindu dan khawatir yang menyelimuti hari-hari mereka.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

